17

Rihana menatap tak percaya, mencoba mencari kejujuran pada kedua mata laki laki dihadapannya.

Apakah benar yang dikatakan pak Dimas, ia adalah Dimas yang sama, laki laki yang beberapa hari ini mengganggu pikirannya akan ingatan di masa lalu.

Kalau memang iya, kenapa mereka berbeda, meskipun mata dan senyuman itu ada kemiripan, Dimas yang dulu aku kenal, tidak memiliki kulit seputih ini, dan rambutnya juga ikal.

Sedangkan pak Dimas yang ada di hadapanku, nampak begitu tampan dengan penampilan yang mendekati sempurna sebagai laki laki.

Hana berkata dalam hatinya dengan pandangan tak lepas dari pria yang ada di depannya.

Dimas seakan paham dengan apa yang dipikirkan Rihana.

"Waktu bisa mengubah seseorang, saya mengerti apa yang ada dalam benakmu saat ini Hana.

Pasti, kamu heran kan, kenapa saya bisa berubah sedrastis ini? jujur aku sengaja merubah penampilanku penampilanku, agar saat kira bertemu dalam jeda waktu yang sangat lama, memiliki kesan yang berbeda."

Dimas tertawa dan menyenderkan bahunya ke sofa, kedua tangannya ditaruh diatas pangkuan.

Rihana mengernyit dengan alis yang saling bertautan."'benar pak Dimas adalah Dimas yang suka menjahiliku dengan suara falesnya itu?"

Rihana bertanya dengan menahan senyum, meskipun saat ini hatinya kembali bergetar dengan cinta pertamanya itu, meskipun dulu ia tak pernah cukup punya keberanian untuk menunjukkan perasaannya itu.

Cinta dalam diam saja.

"Iya han, ini saya Dimas, Dimas yang dulu kamu kenal sebagai cowok romantis karena suka bernyanyi dengan lagu lagu lebay, meskipun menurutmu suaraku pas pasan."

hahaaaa, Dimas tertawa mengenang masa itu.

Rihana pun juga tak bisa menahan tawanya, rasa canggung antara atasan dan bawahan sedikit mencair oleh suasana keakraban di masa lalu.

"Mulai sekarang jangan panggil saya dengan sebutan pak ya, rasanya gimana gitu."

Dimas kembali berucap dan menegaskan pada wanita yang terlihat selalu cantik di matanya.

"Ya nggak boleh gitu, nggak enak dengan karyawan yang lain, nanti mereka berpikir macam macam, secara kamu tau sendiri kan, dengan statusku saat ini." duh kok aku sudah pake bahasa kamu sih, Rihana merutuki dirinya yang asal bicara dengan gaya sok akrab.

"Baiklah, kalau di depan yang lain kamu boleh panggil saya pak Dimas, tapi kalau lagi berdua panggil aja Dimas, atau di kasih mas, Abang bahkan sayang juga gak papa."

Dimas mengedipkan matanya menggoda.

"Apa'an sih, lebay deh."

Hanna tersenyum malu, pipinya langsung bersemu merah.

"Tadi pagi, mantan suamimu menemuiku." Dimas melanjutkan ucapannya dengan membahas kedatangan Alim yang sengaja menemuinya.

Kedua mata Hana langsung membulat, mendengar penuturan Dimas.

"Apa?

Mas Alim menemuimu, di kantor ini?

Ada keperluan apa, sampai dia datang kesini?" masih dengan wajah heran Hana tak menduga jika Alim akan senekat itu.

"Dia memintaku untuk tidak mendekatimu, dia bilang kalian ada niatan kembali rujuk, apa itu benar?" Dimas langsung saja bicara inti dari kedatangan Alim tanpa mau berbasa basi.

Rihana tersenyum miring dan menggelengkan kepalanya.

"itu hanya menurutnya saja, karena saya sudah tidak ada perasaaan apapun terhadapnya, rasa sakit dan kecewa akan penghianatannya, masih belum bisa saya lupakan, memafkannya sudah saya lakukan, tapi jika untuk kembali padanya, itu sangatlah tidak mungkin, saya nggak mau mengulang kesalahan yang sama, karena itu sangat menyakitkan dan perasaan ini sudah tidak tersisa lagi untuk laki laki penghianat sepertinya." Rihana menarik nafasnya dalam dan memghembuskannya kasar, ada luka yang masih belum sembuh di dalam dadanya, kini laki laki itu kembali akan mengoyak luka yang belum sepenuhnya mengering.

"Maaf sebelumnya, kalian berpisah sudah berapa lama?" balas Dimas menanggapi sekaligus ingin tau banyak tentang cerita hidup wanita pujaannya.

"Sudah dari tiga tahun yang lalu, sejak perselingkuhannya dengan perempuan itu terbongkar, dan dari hubungan hina itu, sudah ada janin dirahim wanita selingkuhan mas Alim.

Dan saat itu juga, saya menggugat cerai dan memutuskan berpisah, karena bagi saya, penghianatan adalah kesalahan yang tidak bisa diterima dengan alasan apapun." Rihana menatap kosong lurus ke depan, jika mengingat perselingkuhan Alim, tak bisa di pungkiri jika kenangan itu teramat membekas rasa sakitnya.

"Dan kamu sendiri, sudah menikah?"

Rihana balik bertanya pada Dimas, untuk mengalihkan pembahasan tentang Alim.

"Belum, saya masih sendiri dan insya Alloh akan menikah dengan waktu dekat, karena jodoh saya sudah ada didepan saya saat ini."

Dimas memandang Rihana dengan tatapan penuh cinta.

Rihana langsung membuang muka setelah menyadari ucapan yang Dimas lontarkan, untuk menyembunyikan wajahnya yang kini sudah bersemu merah.

"Hay, saya serius Hana, bertahun tahun saya menunggu kesempatan ini, saya tidak mau lagi mengulang kesalahan dengan tidak mengutarakan niatku untuk menjadikanmu pendamping hidupku, bertahun tahun saya menutup hati untuk perempuan lain, karena di hati ini, hanya ada satu nama, yaitu kamu Han."

Rihana menatap Dimas sayu, matanya mulai mengembun, ada rasa haru dan bahagia di sudut hatinya, ternyata mereka menyimpan perasaan yang sama, setelah bertahun tahun hanya dirasakan dalam diam.

"Rihana putri Sabrina, maukah kamu mendampingiku untuk menjadi penggenap separuh agamaku? saya janji akan membuatmu bahagia, karena itulah doa doa ku selama ini." Dimas tak ingin menunda waktu lagi, karena sudah cukup dia menanti saat saat seperti ini, dan saat itu tiba Dimas tak lagi ingin membuang kesempatan yang ada.

"Apakah kamu sudah memikirkannya dengan sungguh sungguh dim?

Saya sudah pernah menikah dan saat ini sudah punya anak gadis, apakah kamu tidak malu memilihku yang seorang janda?" balas Rihana ragu, karena sadar dengan kondisinya saat ini, merasa tak pantas menjadi pendamping seorang Dimas yang mendekati sempurna di matanya.

"Saya tidak perduli dengan masa lalumu, dan saya menerima semua kekurangan dan kelebihanmu dengan sepenuh hati, saya berharap kita untuk saling melengkapi kekurangan dan kelebihan kita masing masing.

Kita sudah tidak lagi muda, dan saya tidak mau lagi membuang waktu untuk merayumu, jika kamu setuju, saya akan segera melamarmu." dengan tegas dan pasti Dimas meyakinkan Rihana yang nampak terlihat masih ragu.

"Biarkan saya berpikir dulu, karena ini menyangkut masa depanku dengan putriku, kegagalan dalam rumah tangga, mengharuskan saya untuk lebih berhati hati dalam memilih pasangan, saya harap kamu bisa memahami, beri saya waktu untuk memikirkannya."

"Baiklah, saya akan memberimu waktu satu bulan untuk memikirkan lamaran ini, setelah itu kasih saya jawaban, dan saya harap saya tidak kecewa untuk kedua kalinya, karena itu sangat menyakiti hatiku." Dimas menatap sendu ke arah Rihana, ada sedikit kecewa yang menggelayut di hatinya, apakah cinta nya yang selama ini terjaga masih belum cukup membuat Rihana menerimanya dengan mudah, namun Dimas juga tidak ingin memaksa, karena luka penghianatan dalam rumah tangganya cukup untuk membuat Rihana trauma hingga harus lebih berhati hati dalam melangkah.

Hening........

Hanya mata yang saling bicara diantara kebisuan  mereka.

Episodes
1 Tamu tak diundang
2 penyesalan yang terlambat
3 menyesal
4 kecurigaan Piana
5 kembali datang dan menuduh tanpa bukti
6 Piana datang lagi
7 kegusaran Piana
8 kecewa
9 perjalanan dinas
10 PoV Dimas
11 11
12 12
13 13
14 14
15 15
16 16
17 17
18 18
19 19
20 20
21 21
22 22
23 23
24 sudah jatuh tertimpa tangga
25 selepas derita akan ada bahagia
26 26
27 bukan penyesalan tapi keegoisan
28 pelarian piana
29 aku atau kamu yang akan lebih menderita
30 tertangkapnya piana
31 menikah
32 maafin ayah nak
33 kegaduhan
34 test DNA
35 menggantungkan cerita
36 bab akhir
37 Tekanan dari mantan suami season 2 (TDMS 2)
38 TDMS 2
39 TDMS 2 Bertemu Piana kembali
40 TDMS 2 Piana lagi
41 TDMS 2 Bikin Ulah
42 TDMS 2 Di jodohkan
43 Rokayah vs Piana
44 pergulatan Piana dg Rokayah
45 POV Piana
46 kena omel suami
47 Lomba lari
48 lingerie
49 bertemu Piana di mall
50 Bertemu mantan suami
51 Bulan madu dirumah
52 POV Alim
53 Alma bertemu safitri
54 baju kembaran
55 Belajar menerima
56 Melamar
57 permainan Piana
58 minta rumah
59 Rencana Melati dan anak anaknya
60 seserahan
61 awal yang baru
62 tidak ada kesempatan lagi
63 membuang permata hanya demi batu kali
64 imitasi
65 mengantar undangan pernikahan
66 kedatangan Piana
67 Pernikahan Alim
68 memancing emosi
69 balasan Safitri untuk hinaan Piana
70 kalah langkah
71 pembalasan Melati
72 amarah Rudi yang justru membuka kehancuran hidupnya
73 Tak dapat apa apa
74 Uang di dalam koper
75 Sorot dendam
76 Tidak terima
77 Pergi saja
78 Tidak dianggap
79 perempuan malas
80 perseteruan mertua dan menantu
81 cinta karena terbiasa
82 wanita itu siapa, Mas?
83 Vidio
84 berhasil
85 Meminta maaf
86 Sama sama salah
87 Rasain
88 Amarah Rudi
89 kepulangan Beni
90 buka usaha bengkel
91 Piana terusir
92 Sakit hati Piana
93 Pertemuan Rudi dan Anak anaknya
94 bela saja mama kalian
95 Rudi menemui Melati
96 kerasnya hati
97 Tidak bisa berubah
98 Aksi pembalasan Piana untuk Rudi
99 kakak bertanggung jawab
100 Dipecatnya Rudi
101 Permintaan maafnya Rudi
102 Menyesal
103 POV Melati
104 Ayura putri Seno
105 Ending
106 Bab tambahan Pesan cinta author Za untuk kehidupan
Episodes

Updated 106 Episodes

1
Tamu tak diundang
2
penyesalan yang terlambat
3
menyesal
4
kecurigaan Piana
5
kembali datang dan menuduh tanpa bukti
6
Piana datang lagi
7
kegusaran Piana
8
kecewa
9
perjalanan dinas
10
PoV Dimas
11
11
12
12
13
13
14
14
15
15
16
16
17
17
18
18
19
19
20
20
21
21
22
22
23
23
24
sudah jatuh tertimpa tangga
25
selepas derita akan ada bahagia
26
26
27
bukan penyesalan tapi keegoisan
28
pelarian piana
29
aku atau kamu yang akan lebih menderita
30
tertangkapnya piana
31
menikah
32
maafin ayah nak
33
kegaduhan
34
test DNA
35
menggantungkan cerita
36
bab akhir
37
Tekanan dari mantan suami season 2 (TDMS 2)
38
TDMS 2
39
TDMS 2 Bertemu Piana kembali
40
TDMS 2 Piana lagi
41
TDMS 2 Bikin Ulah
42
TDMS 2 Di jodohkan
43
Rokayah vs Piana
44
pergulatan Piana dg Rokayah
45
POV Piana
46
kena omel suami
47
Lomba lari
48
lingerie
49
bertemu Piana di mall
50
Bertemu mantan suami
51
Bulan madu dirumah
52
POV Alim
53
Alma bertemu safitri
54
baju kembaran
55
Belajar menerima
56
Melamar
57
permainan Piana
58
minta rumah
59
Rencana Melati dan anak anaknya
60
seserahan
61
awal yang baru
62
tidak ada kesempatan lagi
63
membuang permata hanya demi batu kali
64
imitasi
65
mengantar undangan pernikahan
66
kedatangan Piana
67
Pernikahan Alim
68
memancing emosi
69
balasan Safitri untuk hinaan Piana
70
kalah langkah
71
pembalasan Melati
72
amarah Rudi yang justru membuka kehancuran hidupnya
73
Tak dapat apa apa
74
Uang di dalam koper
75
Sorot dendam
76
Tidak terima
77
Pergi saja
78
Tidak dianggap
79
perempuan malas
80
perseteruan mertua dan menantu
81
cinta karena terbiasa
82
wanita itu siapa, Mas?
83
Vidio
84
berhasil
85
Meminta maaf
86
Sama sama salah
87
Rasain
88
Amarah Rudi
89
kepulangan Beni
90
buka usaha bengkel
91
Piana terusir
92
Sakit hati Piana
93
Pertemuan Rudi dan Anak anaknya
94
bela saja mama kalian
95
Rudi menemui Melati
96
kerasnya hati
97
Tidak bisa berubah
98
Aksi pembalasan Piana untuk Rudi
99
kakak bertanggung jawab
100
Dipecatnya Rudi
101
Permintaan maafnya Rudi
102
Menyesal
103
POV Melati
104
Ayura putri Seno
105
Ending
106
Bab tambahan Pesan cinta author Za untuk kehidupan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!