Pukul delapan kurang lima menit tepat, aku sudah sampai kantor, kutarik nafas lega sambil ku pejamkan mata untuk menetralkan degub jantungku yang tak beraturan, aku nggak mau lagi dapat surat peringatan karena kesalahan yang sama yang terus terulang, di samping itu aku juga sangat membutuhkan pekerjaan ini, untuk memenuhi semua kebutuhanku juga putriku.
Aku berjalan menuju ruangan ku, ternyata di sana sudah ada Farida yang lagi asik menikmati sarapannya.
"Tumben, Da! kamu udah sampai aja jam segini?" aku basa basi menggoda Farida yang memang tumben sekali dia datang lebih awal.
"Apaan sih han, biasanya juga aku jam segini udah sampai kantor, yang tumben itu kamu, tumben gak telat lagi.?
sambil mencebik ke arahku, Farida memutar balikkan ucapanku, aah dia selalu pintar mematahkan ucapan orang lain.
"Iya, yaa, Da! aku yang tumben."
sambil kucubit pipinya yang tembem.
" aawww apaan sih han.?" aku tertawa, ku jawab dengan kekehan karena lucu juga ekspresi Farida kalau manyun begitu.
"Han, benar ya besok yang temani pak bos ke malang kamu, trus gimana dengan anakmu, sama siapa dirumah?" sambung Farida yang masih dengan mulut penuh menghabiskan sarapannya.
"Kan sore sudah balik lagi, lagian di malang juga tidak menginap."
"Owh begitu?.
sambil manggut manggut Farida seolah ingin mengejekku, dasar kalau bukan teman sudah ku jitak itu bocah.
"Hana..."
tiba tiba ada suara bariton yang tak asing lagi memanggil namaku, saat aku sedang diparkiran untuk mengambil montor menuju pulang.
Aah mau apa lagi laki laki ini menemui ku, tidak cukup mengerti kah dia, kalau aku sudah tidak ingin lagi terlibat apapun tentangnya.
Dengan malas aku menoleh ke arahnya.
"Iya ada apa lagi mas?
sepertinya kamu senang sekali menggangguku.
Istrimu tadi menemui aku, dia marah marah karena berpikir aku yang mengganggumu, tolong jangan lagi temui aku, jika itu bukan karena hal yang mendesak, kita sudah bukan siapa siapa lagi."
Mas Alim berjalan ke arahku, wajahnya nampak lesu, entah apa yang terjadi padanya, aku juga tak ingin tau lagi.
"Hana, kenapa telpon ku tak pernah kamu angkat, apakah kamu tak lagi rindu sedikitpun sama mas?."
Aah apa?
mataku membulat dengan pertanyaan konyolnya, bukannya memikirkan apa yang sudah aku sampaikan, eeh ini justru membahas soal rindu, dasar suami istri sama sama aneh dan menyebalkan.
"Apa mas, rindu?
Apa kamu sudah tidak lagi bisa berpikir jernih?
Kita sudah bukan siapa siapa lagi, tak pantas bicara rindu disini, mungkin perbuatan zina sudah biasa untukmu, tapi tidak bagiku.
Jangan pernah samakan aku dengan kelakuanmu itu, Mas! aku masih punya harga diri dan masih bisa menjaga marwah ku sebagai perempuan." benar benar menguras emosi pasangan ini, tidak Ana, mas Alim pun juga sudah sangat meresahkan hidupku.
"Jangan munafik kamu Han, aku tau kamu merasakan rindu akan sentuhan ku bukan?
Karena tak mungkin kamu mampu menahannya, kita sudah bersama selama delapan tahun, jadi aku tau gimana kamu." dengan pede nya mas Alim berucap hal yang di luar batas, rasanya tangan ini ingin sekali menonjok mulutnya yang tak punya adab itu.
"Jangan gi*a kamu mas, kalau kamu menemui ku hanya ingin bicara omong kosong seperti ini, lebih baik aku pergi,karena aku tak ingin membuang waktu untuk laki laki tak beradab sepertimu."
Aku segera berlalu dengan langkah cepat untuk mengambil montor, ingin segera pergi dari hadapan mas Alim, kalau aku tanggapi omongannya, maka hanya akan membuat emosiku meluap, apa lagi ini masih area kantor, aku gak mau mempermalukan diriku sendiri hanya karena lelaki sepertinya.
"Kamu boleh menghindari ku Han, tapi aku akan terus membuatmu tak bisa melupakanku, aku tak pernah biarkan kamu dengan laki laki manapun, aku pastikan kamu tidak akan pernah bahagia dengan siapapun, karena hanya aku laki laki satu satunya yang harus memilikimu.
Aku pernah bodoh, karena nafsuku .
Tapi kali ini, aku akan terus memperjuangkan agar kamu bisa menjadi milikku lagi, apapun caranya akan aku lakukan, sekalipun harus menceraikan Piana.
Aaah wanita itu, kenapa aku harus terjebak dengan rayuannya."
Alim terus bicara sendiri, tangan kirinya mengacak rambutnya frustasi.
##maaf kalau tulisannya masih acak acakan ya kak,karena masih belajar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
MFay
Rindu? ihhh...
makan tuh rindu
2023-03-04
0
⛄🐿Polin🐼shipper🐈💕
no comment,, itu sih derita Lo 🎶
2023-02-03
0
⛄🐿Polin🐼shipper🐈💕
motor maksudnya x
2023-02-03
0