16

Alim mengikuti arah yang sudah ditunjukkan dengan langkah lebar.

'Lantai tiga, dan sebelah kanan dari pintu lift.

Mungkin itu." Alim bergumam dalam hati dengan mata yang berusaha mencari ruangan yang akan ia tuju.

Direktur utama, Alim membaca sebuah tulisan dipapan yang tergantung di depan pintu salah satu ruangan di hadapannya.

Tok tok tok

"Masuk!"

"Permisi, selamat pagi!"

"Iya, silahkan duduk." Bagas bersikap ramah dan mempersilahkan Alim sambil menunjuk sofa yang ada di dalam ruangannya.

"Maaf sebelumnya, kalau boleh tau ada kepentingan apa anda menemui saya?"

Dimas bicara dengan mimik wajah datar dan tatapannya begitu dingin.

"Seharusnya anda paham dengan maksud kedatangan saya."

Alim mengangkat bibir atasnya dengan tatapan meremehkan.

"Oh Yaaa?

Saya tidak mengenal anda dan saya merasa tidak mempunyai urusan dengan anda, jadi bagaimana saya bisa paham dengan maksud anda."

Dimas masih bersikap santuy dan terkesan berwibawa dengan menyilangkan kaki, sedangkan kedua tangannya bersedekap dada, menatap penuh intimidasi ke arah Alim.

"Baiklah, saya tidak ingin berbasa basi, langsung saja dengan niat menemui anda."

Alim masih dengan tatapan meremehkannya.

"Saya minta sama anda, jauhi Rihana, saya tau dari cara anda menatapnya, anda memiliki perasaan padanya dan saya tekankan pada anda untuk tidak mendekatinya, karena hanya saya yang berhak atas Rihana, kami akan rujuk."

Alim tersenyum miring dan sembari menatap tajam ke arah Dimas.

"Apa hak anda melarang dan mengatur saya?

Anda hanyalah mantan suami dan laki laki tidak bertanggung jawab, untuk tanggung jawab kepada anak saja, anda abai, apakah itu yang dinamakan berhak?

seperti yang anda katakan barusan?."

Dimas tersenyum dengan tatapan meremehkan.

"Rihana berhak bahagia, dan dia pantas diperlakukan dengan baik oleh laki laki yang bisa menghargainya, tidak seperti anda tentunya."

Dimas bicara dengan penuh penekanan, ada amarah yang terpendam dari sorot matanya yang tajam untuk laki laki yang ada di hadapannya, kalau tidak mengingat ini kantor, pasti Dimas sudah menghajar Alim.

Alim mengepalkan kedua tangannya, dadanya bergemuruh menahan letupan emosi atas ucapan Dimas.

"Anda tau apa tentang hubunganku dengan Rihana, Anda hanyalah orang asing yang kebetulan baru datang." balas Alim penuh kebencian juga cemburu.

Dimas tertawa dan membetulkan posisi duduknya.

"saya mengenal Rihana dan mencintainya, jauh sebelum anda mengenalnya

Dan saya jauh lebih mengenalnya dari anda.

Jika kedatangan anda kesini hanya meminta saya untuk menjauhi Rihana, lebih baik anda pulang, karena saya akan kembali memperjuangkan apa yang sepantasnya saya perjuangkan."

tatapan Dimas sangatlah tajam dan penuh penekanan, kali ini dia tidak akan membiarkan cintanya kalah pada laki laki tak bertanggung jawab seperti Alim.

"Dan saya pastikan anda menyesal dengan ucapan anda, karena saya yakin Rihana akan kembali pada saya, ada Alma diantara kita.

Dan anda akan mengalami kecewa untuk kedua kalinya." balas Alim dengan sangat percaya diri.

"Baiklah, kita buktikan."

Dimas masih dengan sikap tenangnya.

Dalam hatinya yakin, jika Rihana tidak akan pernah kembali pada laki laki arogan yang ada di hadapannya ini.

"Ingat, saya tidak akan biarkan Anda mendekati Rihana, kalau anda masih dengan pendirian anda, anda akan tau akibatnya, karena Rihana akan hanya jadi milik saya, camkan itu."

Alim bicara dengan penuh emosi dengan wajah memerah penuh amarah.

Dimas berdiri dan berjalan ke arah pintu, membukanya dan menunjuk arah keluar meminta Alim untuk segera pergi dari ruangannya.

"Silahkan keluar dari ruangan saya, karena waktu saya sangat berharga jika untuk membahas sesuatu yang bagi saya tidaklah penting, dan untuk ancaman anda barusan, sangat tidak berlaku buat saya."

Alim pun beranjak keluar dan sesaat menatap Dimas tajam dengan pandangan menantang.

Lantas meneruskan langkahnya dengan cepat keluar dari ruangan yang membuat hatinya panas terbakar cemburu.

Dimas kembali menutup pintu, melangkah menuju menuju kursi kebesarannya, di daratkan bokongnya diatas kursi empuk miliknya, tubuhnya bersender sambil kedua matanya terpejam.

Pikirannya mulai menerawang, membayangkan kehidupan yang dijalani Rihana selama ini dengan laki laki egois seperti Alim.

'Apakah selama ini kamu tidak bahagia Han, apakah kamu selalu menyimpan dukamu sendirian, mulai saat ini, aku janji, aku akan selalu menjaga dan melindungi mu.' batin Dimas sendu.

Nanti saat makan siang, aku akan memberitahumu siapa diriku sebenarnya, dan aku berharap kamu masih mengingatku dan ada sedikit rasa itu di hatimu, beri aku kesempatan untuk membuatmu dan Alma bahagia, batinnya.

Tak terasa jam sudah menunjukkan angka dua belas siang lebih sepuluh menit.

Rihana baru ingat, kalau dia di minta menemui atasannya di jam makan siang, karena kesibukannya hingga Rihana hampir lupa.

Cepat cepat Rihana membereskan kertas kertas yang berantakan di meja kerjanya, setelah beres Rihana menyambar tasnya dan beranjak keluar dari ruangannya untuk bertemu dengan Dimas di ruangannya.

Rihana berjalan dengan cepat, takut kalau bosnya marah lantaran dia terlambat untuk datang.

Saat sampai di depan pintu ruangannya Dimas, Rihana menarik nafas panjang sebelum mengetuk pintu.

Setelah dirasa cukup rilex, Rihana mengetuk pintu dan mengucap salam.

"Asalamuallaikum, permisi pak, boleh saya masuk?"

"Iyaa, masuk!"

Suara bariton dari dalam menyahuti.

Rihana membuka pintu dan sudah dilihatnya bosnya itu duduk di atas sofa dengan hidangan lezat di meja yang ada di depannya.

"Waalaikumsallm, silahkan duduk." Dimas menatap Rihana lembut dan memintanya untuk ikut duduk di sofa hadapannya.

Rihana duduk dengan canggung, tidak nyaman dengan suasana ini, makan siang dengan atasan dan dalam satu ruangan, jika ada yang tau, pasti dirinya akan jadi bahan gunjingan di kantor.

Dimas merasakan ketidaknyamanan Rihana dan berusaha mencairkan suasana.

"Kita makan dulu, setelah itu ada yang ingin saya bicarakan denganmu.

Karena kamu membutuhkan tenaga, untuk mendengar pengakuan saya nanti, takutnya kamu pingsan karena kaget dengan apa yang saya katakan."

Dimas tersenyum menggoda ke arah Rihana, dilihatnya Rihana mengernyitkan dahi dengan alis yang saling bertautan.

"Sudah jangan bingung begitu, makan dulu gih, jangan sampai telat makan nanti perutmu sakit, bukankah kamu punya asam lambung." lanjut Dimas cuek.

Rihana makin tidak mengerti, sepertinya bosnya ini cukup tau tentangnya, padahal Rihana tidak pernah sekalipun mengobrol urusan pribadi dengannya.

"Ayo makan kok malah bengong, keburu dingin tidak enak lagi."

Dimas begitu bawel dan terkesan bukan orang asing di kehidupan Rihana.

Rihana menjawab dengan kikuk perintah bosnya itu.

"Baik pak, maaf!"

Kembali hening, Rihana maupun Dimas sama sama menikmati makanan di piring masing masing dengan pikiran yang entah.

Dimas sekali kali mencuri pandang ke arah Rihana, cantik katanya membatin.

Rihana yang merasa diperhatikan jadi semakin tidak nyaman.

"Rihana."

Dimas memulai percakapan setelah makanan yang ada di piringnya sudah hampir tandas, Dimas menggeser piringnya dan mengambil air putih, diminumnya hingga tandas sambil tatapannya tak lepas dari memandang Rihana.

Rihana hanya diam memperhatikan  tingkah atasannya itu dengan pikiran bingung, yang membuat Rihana tidak bisa memahami maksud dari niat atasannya yang tampan dan terkenal dingin.

"Rihana putri sabrina, apa kamu masih ingat dengan pria yang kerap kali menghampirimu saat kamu sedang duduk di taman sendirian, dan sering menyanyikanmu lagu lagu romantis?"

Deg.

Rihana terpaku dengan pertanyaan yang barusan di ucapkan oleh Dimas.

'Darimana pak Dimas bisa tau semua itu?'

Rihana membatin.

"Pasti kamu bingung yaa, dari mana saya bisa tau semua itu."

Huuufftt.....Dimas menarik nafasnya dalam dan menghembuskannya berlahan.

Ditatapnya Rihana dengan pandangan sayu.

"Aku Dimas Adiwijaya, pria yang selalu menyanyikan lagu romantis itu untukmu, apa kamu tidak mengenaliku sama sekali Hana?"

#akhirnya Dimas mengakui siapa dirinya sama Hana,pria masa lalu yang selalu ada untuk Rihana,pria yang sllu mencintai Rihana dengan tulus,dan itu sampai saat ini.

Episodes
1 Tamu tak diundang
2 penyesalan yang terlambat
3 menyesal
4 kecurigaan Piana
5 kembali datang dan menuduh tanpa bukti
6 Piana datang lagi
7 kegusaran Piana
8 kecewa
9 perjalanan dinas
10 PoV Dimas
11 11
12 12
13 13
14 14
15 15
16 16
17 17
18 18
19 19
20 20
21 21
22 22
23 23
24 sudah jatuh tertimpa tangga
25 selepas derita akan ada bahagia
26 26
27 bukan penyesalan tapi keegoisan
28 pelarian piana
29 aku atau kamu yang akan lebih menderita
30 tertangkapnya piana
31 menikah
32 maafin ayah nak
33 kegaduhan
34 test DNA
35 menggantungkan cerita
36 bab akhir
37 Tekanan dari mantan suami season 2 (TDMS 2)
38 TDMS 2
39 TDMS 2 Bertemu Piana kembali
40 TDMS 2 Piana lagi
41 TDMS 2 Bikin Ulah
42 TDMS 2 Di jodohkan
43 Rokayah vs Piana
44 pergulatan Piana dg Rokayah
45 POV Piana
46 kena omel suami
47 Lomba lari
48 lingerie
49 bertemu Piana di mall
50 Bertemu mantan suami
51 Bulan madu dirumah
52 POV Alim
53 Alma bertemu safitri
54 baju kembaran
55 Belajar menerima
56 Melamar
57 permainan Piana
58 minta rumah
59 Rencana Melati dan anak anaknya
60 seserahan
61 awal yang baru
62 tidak ada kesempatan lagi
63 membuang permata hanya demi batu kali
64 imitasi
65 mengantar undangan pernikahan
66 kedatangan Piana
67 Pernikahan Alim
68 memancing emosi
69 balasan Safitri untuk hinaan Piana
70 kalah langkah
71 pembalasan Melati
72 amarah Rudi yang justru membuka kehancuran hidupnya
73 Tak dapat apa apa
74 Uang di dalam koper
75 Sorot dendam
76 Tidak terima
77 Pergi saja
78 Tidak dianggap
79 perempuan malas
80 perseteruan mertua dan menantu
81 cinta karena terbiasa
82 wanita itu siapa, Mas?
83 Vidio
84 berhasil
85 Meminta maaf
86 Sama sama salah
87 Rasain
88 Amarah Rudi
89 kepulangan Beni
90 buka usaha bengkel
91 Piana terusir
92 Sakit hati Piana
93 Pertemuan Rudi dan Anak anaknya
94 bela saja mama kalian
95 Rudi menemui Melati
96 kerasnya hati
97 Tidak bisa berubah
98 Aksi pembalasan Piana untuk Rudi
99 kakak bertanggung jawab
100 Dipecatnya Rudi
101 Permintaan maafnya Rudi
102 Menyesal
103 POV Melati
104 Ayura putri Seno
105 Ending
106 Bab tambahan Pesan cinta author Za untuk kehidupan
Episodes

Updated 106 Episodes

1
Tamu tak diundang
2
penyesalan yang terlambat
3
menyesal
4
kecurigaan Piana
5
kembali datang dan menuduh tanpa bukti
6
Piana datang lagi
7
kegusaran Piana
8
kecewa
9
perjalanan dinas
10
PoV Dimas
11
11
12
12
13
13
14
14
15
15
16
16
17
17
18
18
19
19
20
20
21
21
22
22
23
23
24
sudah jatuh tertimpa tangga
25
selepas derita akan ada bahagia
26
26
27
bukan penyesalan tapi keegoisan
28
pelarian piana
29
aku atau kamu yang akan lebih menderita
30
tertangkapnya piana
31
menikah
32
maafin ayah nak
33
kegaduhan
34
test DNA
35
menggantungkan cerita
36
bab akhir
37
Tekanan dari mantan suami season 2 (TDMS 2)
38
TDMS 2
39
TDMS 2 Bertemu Piana kembali
40
TDMS 2 Piana lagi
41
TDMS 2 Bikin Ulah
42
TDMS 2 Di jodohkan
43
Rokayah vs Piana
44
pergulatan Piana dg Rokayah
45
POV Piana
46
kena omel suami
47
Lomba lari
48
lingerie
49
bertemu Piana di mall
50
Bertemu mantan suami
51
Bulan madu dirumah
52
POV Alim
53
Alma bertemu safitri
54
baju kembaran
55
Belajar menerima
56
Melamar
57
permainan Piana
58
minta rumah
59
Rencana Melati dan anak anaknya
60
seserahan
61
awal yang baru
62
tidak ada kesempatan lagi
63
membuang permata hanya demi batu kali
64
imitasi
65
mengantar undangan pernikahan
66
kedatangan Piana
67
Pernikahan Alim
68
memancing emosi
69
balasan Safitri untuk hinaan Piana
70
kalah langkah
71
pembalasan Melati
72
amarah Rudi yang justru membuka kehancuran hidupnya
73
Tak dapat apa apa
74
Uang di dalam koper
75
Sorot dendam
76
Tidak terima
77
Pergi saja
78
Tidak dianggap
79
perempuan malas
80
perseteruan mertua dan menantu
81
cinta karena terbiasa
82
wanita itu siapa, Mas?
83
Vidio
84
berhasil
85
Meminta maaf
86
Sama sama salah
87
Rasain
88
Amarah Rudi
89
kepulangan Beni
90
buka usaha bengkel
91
Piana terusir
92
Sakit hati Piana
93
Pertemuan Rudi dan Anak anaknya
94
bela saja mama kalian
95
Rudi menemui Melati
96
kerasnya hati
97
Tidak bisa berubah
98
Aksi pembalasan Piana untuk Rudi
99
kakak bertanggung jawab
100
Dipecatnya Rudi
101
Permintaan maafnya Rudi
102
Menyesal
103
POV Melati
104
Ayura putri Seno
105
Ending
106
Bab tambahan Pesan cinta author Za untuk kehidupan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!