Sudah tiga hari Aisyah menggantikan posisi Dr Budi, dan selama tiga hari ini dia mendadak menjadi seorang bunda dari gadis kecil bernama Sandrina Putri Alfarizh, sudah tiga hari ini selalu menyempatkan untuk mengontrol makan dan minum obat gadis kecil itu,selama beberapa jam menggantikan Oma dan opa sang bocah untuk bergantian menjaga nya.
" Assalamu'alaikum " salam terdengar sangat merdu di dengar.
" Wa'alaikum salam " jawab orang yang ada di ruangan tersebut.
" Bunda...!!" seru gadis kecil yang terbaring di brankar.
" Apa kabar hari ini anak cantik nya bunda?" tanya Aisyah dengan mengarahkan stetoskop nya pada bagian tubuh Sasa.
" Baik bunda, karena aku sudah punya bunda cantik dan baik." ucap Sasa dengan senyuman manisnya.
" Manisnya yaa... anak pinter, setelah ini makan trus minum obat yaa.. kemungkinan lusa bisa pulang, pusingnya sudah berkurang nak? " tanya Aisyah sembari mencatat rekap medis Sasa.
" Sudah mendingan bun.." ucap Sasa dengan tak lepas bibirnya tersenyum
Oma dan Opa Sasa menyaksikan interaksi keduanya tersenyum senang, karena memang mereka jarang melihat Sasa senyum lebar seperti sekarang.
" Bun..? maksudnya? " tiba-tiba suara bariton yang terdengar dari arah kamar mandi ruang rawat inap Sasa yang terbuka.
" Ehh... daddy, ini bunda. Sasa sekarang punya bunda cantik juga baik, trus selama ini ngurus Sasa di sini." ucap Sasa dengan senyum lebarnya yang di tunjukan pada pria yang terlihat tampan dan berperawakan atletis sangat sempurna itu.
" Kamu jangan sembarangan dekat dengan seseorang ,daddy nggak suka.!!" ujarnya dengan tatapan dingin pada Aisyah.
" Maaf tuan, mungkin anda salah paham." ujar Aisyah dengan memandang pria itu dengan sekilas.
" Saya tidak ingin kamu mengajari anak saya hal yang nggak baik." ucapan pedas terdengar dari bibir pria itu.
" Maaf tuan, saya hanya seorang dokter yang berusaha untuk membuat pasien merasa nyaman, dan asal anda tahu sebelum saya menangani putri anda, Sasa sangat tertekan dengan sakitnya, apalagi dia butuh kasih sayang dari kedua orangtua nya." terang Aisyah dengan membenahi peralatan medisnya.
" Anda jangan terlalu lancang dokter, saya bisa..
" Barra.. cukup, kamu nggak lihat wajah anak kamu? dia syok dengan perkataan kamu pada dokter Aisyah, kamu harusnya berterima kasih karena selama beberapa hari ini dokter Aisyah juga membantu papa juga mama untuk menjaga Sasa, sedangkan kamu masih disibukkan dengan dokumen-dokumen penting mu itu." ungkap Pak Damar Alfarizh ayah Barra Ikram Alfarizh .
Barra melihat arah sang putri yang terlihat murung di atas brankar. Rasa bersalah pun menjalat di hati Barra.
" Sayang, bunda periksa pasien lain dulu yaa.. sebentar lagi makanan Sasa datang juga sama obatnya harus makan dan minum obat, nanti kalau bunda sudah nggak sibuk bunda liat Sasa lagi, jangan sedih yah.. daddy nggak marah kok, cuma daddy kaget aja, senyum dong.. biar bunda nggak sedih, kan bunda mau kerja lagi." ucap Aisyah tanpa mengindahkan pandangan mata tajam Barra padanya.
"Bunda nggak marah kan sama daddy?" tanya Sasa dengan lirih.
" Nggak kok, bunda pamit yaa.. anak cantik bunda harus baik sama siapa pun.. bye..Assalamualaikum.Smile..??!!" ucap Aisyah dengan mengecup pucuk kepala Sasa dengan sayang.
Sasa spontan langsung tersenyum lebar kala meliahat Aisyah tak terpengaruh dengan sikap daddy nya yang paling suka seenaknya sendiri.
" Wa'alaikum salam.. bunda, bye..!! " ucap Sasa melihat Aisyah pergi dari ruangan rawatnya.
Sebelumnya Aisyah tersenyum pada Papa Damar dan mama Vellisa orang tua Barra dan meninggalkan ruangan Sasa dengan perasaan yang lega.
" Dokter Aisyah.. gila yah, daddy nya Sasa kenapa dia angkuh banget sih? " gerutu Suster Mirna.
" Ehh.. suster nggak boleh ngomong gitu, pasti sikapnya dia ada alasannya." tutur Aisyah.
Aisyah tak menyalahkan sikap Barra padanya, mungkin dia tak nyaman anaknya memanggilnya dengan sebutan yang terlihat akrab dan juga terlihat sangat intim.
Sementara itu, di ruang rawat Sandrina Barra di hadapkan dengan Sasa yang merajuk padanya.
" Kamu itu keterlaluan Barra.Kenapa sih,kamu bersikap seperti itu sama Dr. Aisyah, dia itu baik dan juga bisa membuat Sasa nyaman, bukannya terima kasih malah kamu memperlakukan nya dengan tidak baik. " tutur mama Velli pada sang putra.
" Kenapa sih daddy jahat sama bunda Aisyah, bunda nggak salah apa-apa. Sasa yang minta kalau Sasa panggil Dr. Aisyah itu bunda, karena aku kesel denger temen disekolah aku, ngomong kalau aku nggak punya bunda kayak temen ku." sergah Sasa dengan mata yang sudah berkaca-kaca
Deg..
"Dengerkan apa kata anak kamu, kenapa kamu nggak mencoba buat hidup kamu maju bukan hanya jalan di tempat dan meratapi masa lalu." ujar papa Damar dengan senyuman mengejek.
Bukan masalah baru bagi keluarga Alfarizh dengan bahasan yang selalu sama, soal Barra yang masih menyesali sang istri yang meninggalkan nya setelah melahirkan putrinya. Barra belum bisa menghapus kesedihannya kehilangan sang istri. Karena memang Barra menikah muda saat itu, tamat SMA langsung menikah.
Kok bisa?
Tentu bisa, Barra adalah anak yang mandiri dan dia mempunyai usaha dari Tamat SMP dari sebuah bengkel dan menjadi sebuah showroom mobil yang dia bangun dari dana yang memang dia dapat dari tabungannya.
Maka dari itu,usianya yang sekarang 27th anaknya sudah besar.
" Maafin daddy ya sayang...?? " ucap Barra berusaha untuk membujuk sang putri.
" Daddu selalu bikin aku kesel, Daddy nggak tahu kalau aku kesepian. Daddy , kasihan opa sama oma selalu ngurusin aku dari bayi. Tapi, Daddy selalu sibuk dengan dunia Daddy sendiri ,terus saja pikirin mama yang sudah tega tinggalin kita, itu nggak perlu Daddy." ungkap Sasa dengan wajah sendu nya.
" Maafin daddy nak, maaf..?!! " ucap Barra dan memeluk sang putri yang memang dia akui, dia terlalu sibuk di luar, dan lebih senang tinggal di apartement nya dari pada di mansion Alfarizh.
" Daddy janji sama Sasa, kalau Daddy nggak boleh jutek sama bunda Aisyah. Daddy tau, waktu aku paling cuma dua hari lagi disini, dan nantinya juga aku pasti nggak akan ketemu-ketemu sama bunda kalau aku nggak main kesini." jelas Sasa meminta Daddy nya bersikap baik pada Aisyah.
" Oke, princes Daddy... maafin ayah yaa, Daddy janji buat berubah dan lebih perhatian sama kamu, oke?? " ucap Barra dan menciumi wajah putrinya dengan bertubi-tubi.
" Terima kasih Dad, Sasa tau..daddy orang yang sangat baik dan pasti nanti daddy bisa bertemu dengan kebahagiaan daddy lebih dari sekarang." ujar Sasa dengan senyuman manisnya
" Maksudnya? " tanya Barra dengan kebingungannya.
" Lupakan deh, Sasa masih pengen si peluk daddy.. " ucap Sasa dengan suara manjanya.
" Woww... Prinsess Daddy mulai manjanya yaa? " ledek Barra dengan geleng-geleng kepala dengan tingkah sang putri.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Mirnawati Amir
Thor nya bngung kebnykan beban ya😁pnggil nya ayah atau daddy. umur nya aja berupa 30 atau 27
2025-01-19
0
Ika Mustikasari
halah belum apa apa sudah berubah ubah..
2025-03-11
0
Taty Hartaty
Daddy,ayah panggilan nya yg bener yg mn
2024-12-07
0