Sambil menunggu Barra yang sedang membersihkan diri,Aisyah mencoba untuk melihat Sasa.
" Haii.. morning, udah bangun sayang..?" ucap Aisyah mendekat ke arah ranjang.
" Sudah bun, bunda dari mana?"
" Bunda habis buat bubur buat Sasa."
" Kok bubur sih bun, aku...
" Eeehhh.. bisa nurut sama bunda kan, makan bubur dulu ya,lusa mudah-mudahan bisa pulang."
" Tapi, kenapa bubur bun?"
Sasa merasa tak suka dengan namanya bubur apalagi dalam pikirannya bubur makanan yang pasti tak enak.
" Coba dulu bubur buatan bunda, pasti kamu ketagihan."
" Beneran? "
" Iyaa.." ucap Aisyah meyakinkan.
" Oke, kita try.."
" Tapi, bunda harus bersihin badan kamu dulu yaa.. baru kita sarapan, sambil nunggu daddy juga lagi mandi."
Sasa dengan cepat mengangguk tanda setuju perkataan Aisyah.
Setelah mendapat persetujuan dari Sasa, Aisyah mengambil tempat dan waslap untuk membersihkan tubuh Sasa.
Aisyah melakukannya dengan telaten dan sangat hati-hati.
Sementara Aisyah yang sedang fokus mengelap tubuh Aisyah, Silvi terbangun.. dan melihat Aisyah yang sedang membasuh tubuh Sasa dengan cepat melangkah dan menghentikan kegiatan Aisyah.
" Heii.. siapa yang kasih ijin kamu membersihkan tubuh Sasa, kalau ada apa-apa gimana.. kamu mau tanggung jawab?!!" bentak Silvi.
Aisyah dan Sasa tentu saja terkejut dengan kelakuan Silvi, dengan cepat Aisyah melepaskan tangannya dari cengkraman Silvi.
" Silvi.. kamu apa-apaan?!! " bentak Barra yang melihat Silvi mencengakram tangan Aisyah.
" Lihat Bar.. dia seenaknya saja main bersihin Sasa, kalau ada apa-apa gimana? " ucap Silvi kesal seraya menunjuk kearah Aisyah.
" Sil.. biarin aja Aisyah mau bersihin Sasa, aku nggak masalah."ucap Barra.
"Tapi...
" Mbak Silvi, maaf dengan sangat bisa saya teruskan dulu, soalnya Sasa bisa kedinginan karena ulah anda, dari pada anda marah-marah mendingan anda cuci muka atau bahkan mandi, tuh.. belek dimata." ledek Aisyah membuat Sasa dan Barra terkekeh.
Mendengar penuturan Aisyah, Silvi langsung bergegas masuk kekamar mandi.
.
.
Setelah selesai merapihkan tampilan Sasa Aisyah dengan cepat menata kembali hasil masakannya di ruang rawat, dan mempersilahkan Barra untuk sarapan.
Sarapan sederhana, yaitu sandwich .Namun, bagi Barra pertama kalinya dia dilanyani begitu telaten oleh seorang wanita, kecuali sang mama.
Aisyah menyuapi bubur yang dia buat pada Sasa dengan telaten.
" Kenapa kamu senyum-senyum sayang? " tanya Aisyah dengan melihat Sasa yang tersenyum
" Aku seneng, seperti punya keluarga lengkap. Ada daddy, bunda juga aku." ucap Sasa dengan polosnya.
Mendengar penuturan Sasa kedua orang dewasa itu saling pandang dan tersenyum kaku.
" Sayang.. inget daddy bilang apa? "
" Inget dad, kalau bunda punya kehidupan lain.. dan nggak mungkin bunda mau sama daddy yang tua kayak Om-om. " ucap Sasa dengan wajah yang sedih.
Perkataan Sasa sontak membuat Aisyah menatap Barra dengan tatapan yang tak bisa diartikan.
" Sebaiknya kita perlu bicara. " ucap Aisyah dengan aura dinginnya.
" Hemm" jawab Barra singkat.
" Aduh.. salah lagi, Barra kenapa sih.. harus ngomong gitu sama Sasa, dan ini lagi.. Sasa kenapa masih inget aja apa yang aku bilang." batin Barra meruntuki kebodohannya.
Setelah selesai menyuapi Sasa, dan memberikan Sasa obat setelah sebelumnya sudah di cek dokter keadaan Sasa sudah membaik dan besok pun bisa pulang.
" Mbak Silvi, akhirnya keluar juga dari kamar mandi." ujar Aisyah yang melihat Silvi keluar dari kamar mandi.
" Sasa kira tante Silvi pingsan di dalam." kelakar Sasa seraya menutup mulutnya.
Silvi kesal dengan apa yang kedua orang perempuan berbeda umur itu katakan, namun sebisa mungkin Silvi tahan karena ada Barra disana.
" Kamu sarapan dulu Sil, habis itu kamu baru ke lokasi pemotretan ." ucap Barra tanpa melihat Silvi dan kedua tangannya sibuk mungutak atik ponselnya.
" Baiklah, yuk.. kita kan harus cari sarapan.. " ucap Silvi dengan mengulurkan tangannya ke hadapan Barra.
" Mau ngapain kamu?" tanya Barra yang kaget dengan tingkah agresif Silvi.
" Katanya mau sarapan, ya ..udah ayok.. sekalian kita berangkat kan? " ucap Silvi dengan senyuman penuh arti sambil mencuri pandang ke arah Aisyah dan Sasa yang sibuk bet selfie ria diatas brankar.
" Kamu sarapan, kalau aku sudah tadi.. sarapan sama Sasa juga Aisyah." ucap Barra membuat Silvi merubah raut wajahnya dengan sedih.
" Trus aku sarapan sama siapa,disini...
" Mba Silvi.. maaf,di dapur ada sandwich tinggal satu, memang itu aku bikin lebih..makan aja, itupun kalau mbak Silvi mau." ujar Aisyah santai..
" Nggak usah banyak mikir, lima menit lagi kamu harus siap, karena Kevin sedang dijalan.. nanti dia akan antar kamu ke lokasi." terang Barra
" Trus kamu?" tanya Silvi
" Aku bawa mobil, kebetulan.. hari ini dianter ke sini." jawab Barra dengan wajah datarnya.
Mau tak mau Silvi menuruti kemauan Barra dan segera keluar dari raung rawat Sasa.
Dan sementara Sasa sudah tidur, Aisyah titipkan dia ke Suster khusus yang di bayar Aisyah untuk stay di kamar Sasa.
Sedangkan Aisyah dan Barra akan kembali berkegiatan.
Saat keluar Rumah Sakit Aisyah jalan beriringan dengan Barra dan tidak ada yang memulai pembicaraan selama mereka berjalan ke parkiran.
" Sya.. biar aku anter, kamu mau kemana? " kata Barra akhirnya mencoba membuka omongan.
" Emm.. nggak usah lah, biar aku naik taxi aja." tolak Aisyah.
" Aku mau bicara sebentar sama kamu, bisa? "
" Bukannya kamu mau buru-buru kerja? "
Tanya Aisyah dengan menundukkan pandangan.
" Aku ada meeting setelah makan siang, kalau kamu mau dan nggak ada kegiatan bisa ikut aku sebentar." ajak Barra .
" Ada yang penting?" tanya Aisyah.
" Menurutku penting." jawab Barra
" Baiklah." ucap Aisyah dengan senyuman tipis
Akhirnya Barra dan Aisyah pergi meninggalkan Rumah Sakit dan ingin membicarakan sesuatu yang menurut Barra penting.
Namun, saat sedang dalam perjalanan notifikasi pesan di ponsel Barra berbunyi, segera Barra melihatnya.
" Sya, kamu ikut saya sebentar ke lokasi, trus setelah itu kita makan siang sekalian bicara dan nanti kamu..
" Iya, udah sekarang cepetan..jalan. " ucap Aisyah dengan tanpa memandang Barra ,Aisyah masih fokus dengan ponsel di tangannya.
Jawaban Aisyah tentu membuat Barra senang, entah kenapa di dekat Aisyah ada perasaan nyaman.
Tak sampai tiga puluh menit mereka sampai lokasi Pemotretan, karena memang.. Kevin mengirim pesan untuk Barra kesana, sebab Silvi mengalami kecelakaan saat pemotretan dan tak mau di bawa ke RS.
Barra dan Aisyah masuk ke area pemotretan, banyak pasang mata melihat kearah keduanya. Mereka tertegun dengan penampilan Aisyah yang terlihat cantik walau tanpa make up.
" Barra.." seru Kevin
" Gimana keadaan Silvi ?" tanya Barra
" Memang ada apa sama mba Silvi? " tanya Aisyah menyela
" Kecelakaan kerja sih.. tepatnya" jawab Kevin
" Kenapa nggak langsung bawa ke RS, kalau lukanya serius gimana..ya udah, aku ambil tas ku dulu.. " ucap Aisyah
" Ehhh.. Syah, nggak perlu kamu juga.. biar Kevin yang ambil kamu sama aku ke dalam lokasi." usul Barra
Barra menyerahkan kunci mobilnya dan memberikan arahan ke Kevin untuk cepat memgambilnya dan Kevin menangkap gelagat aneh dari boss nya itu, kalaupun tebakannya benar dia sangat bersyukur Barra menemukan wanuta sebaik Aisyah.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Alanna Th
barra sdh sadar pentingnya aisyah utk sa" n dirinya
2024-04-04
0
Sandisalbiah
gelagat apaan tuh Kev...? hati Barra udah mulai berwarna pink ke Aisyah ya.. 🤭🤭🤭
2024-03-16
0
Yani
Maap ya thor ada typonya
2023-02-06
0