Anggara

Setelah sekian lama melajukan motornya, mereka akhirnya sampai di kediaman Rendi. Ziana menatap sekitar, Ia heran dan bingung dengan rumah mewah yang ada di hadapannya.

"Ini rumah siapa?" Tanyanya.

Rendi tak menjawab, Ia malah mengajaknya untuk masuk.

"Ayo masuk!"

Ziana tak bergerak, Ia curiga dengan sikap Rendi yang sok baik.

"Apa kau belum puas membuatku hamil seperti ini?" Tanyanya dengan keras.

Rendi menoleh sambil mengerutkan keningnya. "Maksudnya?"

"Aku tahu, kau selalu membenciku. Tapi semua tindakanmu ini tidak benar dan sekarang kau pasti mau menjual ku ke pemilik rumah ini kan." Teriak Ziana dengan kesal.

Rendi menyunggingkan senyumnya. "Memangnya, lelaki mana yang mau sama wanita cupu seperti dirimu. Kau tenang saja, ini rumahku." Jawabnya sambil meledek.

Rendi berjalan menyusuri anak tanda dan Ziana pun mengekor dengan hati kesal.

"Lucu sekali, dia bilang lelaki mana yang mau sama wanita cupu seperti diriku. Tapi nyatanya, aku bunting karena dirinya. Dasar lelaki aneh dan brengsek." Cibirnya dalam hati.

Akhirnya mereka sampai di depan pintu, Rendi mengetuk pintu dan tak lama bibi pun datang. Ia menatap heran, karena Rendi membawa seorang gadis dengan keadaan basah kuyup.

"Den, semalam ini kenapa membawa seorang gadis?" Tanya bibi sambil menatap Ziana.

"Dia istriku, bi!" Jawabnya sambil masuk ke dalam dan menggenggam tangan Ziana.

"Istri!" Ucap Bibi yang tak percaya.

Rendi dan Ziana berjalan masuk, Ia menggenggam tangan Ziana dan menghampiri sang Papa.

"Pa...!" Sapanya.

Pak Anggara menoleh, menatap sang anak yang basah kuyup bersama dengan seorang gadis. Ia bangkit dari tempat duduknya dan menghampiri.

"Ada apa ini?" Tanyanya dengan nada tinggi.

"Pa, aku minta izin untuk Ziana tinggal disini!" Tuturnya.

"Memangnya, siapa wanita ini? Dan kenapa semalam ini bisa bersamamu, apa orang tuanya tidak mencarinya?" Tanyanya sambil mengerutkan kening.

"Dia istriku pa dan sekarang Ziana sedang hamil."

Dengan seketika tangan Pak Anggara melayangkan tamparan di pipi sang Anak. Saking kerasnya Rendi sampai tersungkur ke lantai.

"Dasar anak tak tahu diri, ini yang kau sebut bisa hidup di luar sana. Pergaulan mu terlalu bebas, hingga membuat anak orang bunting." Teriaknya.

Rendi memegangi kaki sang Papa. "Pa aku mohon, untuk kali ini saja izinkan dia tinggal disini!"

Pak Anggara menendang tubuh Rendi. "Seharusnya aku tak mengajakmu untuk kembali ke rumah ini, kau memberikan aib yang terlalu besar. Lebih baik kau sekarang pergi dari rumah ini." Teriaknya dengan keras.

Rendi untuk kali ini tak ingin pergi, Ia bersujud di kaki sang Papa dan terus membujuknya.

"Pa jika aku sendiri, aku pasti akan pergi. Tapi sekarang aku punya istri dalam keadaan hamil. Aku tidak ingin menelantarkannya di luar sana, aku janji akan nurut sama Papa apapun itu. Asalkan Papa mau menerima Ziana sebagai menantu dan menerimanya di rumah ini." Tutur Rendi.

Pak Anggara nampak heran, tak biasanya sang anak melakukan semua ini. Akhirnya, karena tak tega Ia pun setuju.

"Baiklah, asalkan kamu mau kuliah dan menjalankan perusahaan Papa." Jawabnya.

"Terimakasih, Pa!" Ucapnya sambil tersenyum.

Pak Anggara pergi dan Rendi pun bangkit. Ziana terlihat mematung melihat adegan yang baru saja di tonton nya.

"Kenapa Rendi bersedia melakukan semua ini untukku? Tapi mungkin, semua ini karena rasa bersalahnya." Batinnya yang terus bergelut.

Bibi pun segera menghampiri dengan air mata yang sudah basah di pipi.

"Den, kenapa harus terjadi hal seperti ini? Bibi merasa tak percaya, jika Aden menghamili seorang wanita!" Tuturnya sedih sambil membelai lembut pipi Rendi.

Rendi tersenyum tipis. "Sudahlah bi, semua yang terlihat belum tentu nyata. Aku hanya ingin, bibi menjaga Ziana disini dan menyayanginya seperti menyayangi diriku." Jawab Rendi.

Bibi menganggukkan kepalanya. "Iya, bibi akan menjaga istrimu. Ayo sekarang, Aden mandi dulu nanti sakit. Biar bibi siapkan air hangat." Ajaknya.

"Tidak perlu bi, Bibi siapkan dulu untuk mandi Ziana. Kasian dia kedinginan, apalagi sekarang dia sedang hamil dan tunjukkan Ziana kamarnya!" Jawabnya.

Bibi menganggukkan kepalanya dan mengajak Ziana untuk ke kamar. Sesampainya di kamar, Ia segera pergi ke kamar mandi untuk menyiapkan air hangat, setelah selesai Bibi keluar dan menghampiri Ziana.

"Neng, air hangatnya sudah siap! Cepatlah mandi, bibirmu sudah hitam karena kedinginan."

"Terimakasih, bi!"

Bibi pun akhirnya keluar dan Ziana segera pergi ke kamar mandi. Ia berendam di air hangat untuk menghangatkan tubuhnya yang sudah kedinginan sedari tadi.

Disaat berendam, Ziana memikirkan ucapan Rendi yang masih terasa terdengar jelas.

"Semua yang terlihat belum tentu nyata, apa maksud dari lelaki itu. Mungkinkah dia itu bukan orang yang menghamili ku, tapi kalau bukan dia lalu siapa?" Otaknya yang terus bertanya-tanya.

...

Rendi mengganti pakaiannya dengan yang kering, Ia pergi ke kamar Sang Papa tanpa mengetuk pintu.

"Pa...!"

"Mau apa lagi? Papa benar-benar kecewa sama kamu." Teriaknya sambil menoleh.

Rendi duduk di samping sang Papa. "Pa, aku serius tolong terima Ziana di rumah ini! Aku benar-benar kasian melihatnya di perlakukan tak baik di rumahnya." Tuturnya.

"Sudahlah, papa kan sudah janji! Tapi, papa berharap kamu bisa lebih dewasa setelah melakukan semua ini. Papa ingin, kamu itu benar-benar bisa hidup lebih baik dari ini." Jawab Pak Anggara dengan lembut.

Rendi memeluk sang Papa untuk pertama kalinya, Ia terlihat meneteskan air mata.

"Pa untuk pertama kalinya, aku merasa bahagia karena keputusan Papa. Dan aku janji, aku akan menjadi anak yang bisa di banggakan." Tuturnya.

Pak Anggara membalas pelukannya dan untuk pertama kalinya juga, Ia bahagia karena sang anak tak terdengar arogan.

"Ren, kamu jangan salah mengartikan tekanan yang Papa berikan kepadamu. Kamu ini laki-laki dan di dunia ini kehidupan sangatlah sulit. Papa melakukan ini karena sangat menyayangimu." Ucap Pak Anggara sambil mengelus lembut rambut sang anak.

Tak ada jawaban dari Rendi, Pak Anggara menoleh ke arah wajahnya.

"Ternyata anak ini tidur, setelah sekian lama akhirnya kamu bisa tidur di pelukan Papa. Papa tahu kamu sedang ada masalah dan jika bersama dengan wanita itu bisa membuatmu bahagia, Papa akan berusaha menyayangi istri dan anakmu." Ucapnya sambil tersenyum.

Terpopuler

Comments

mamak"e wonk

mamak"e wonk

apa rendi cinta dgn ziana...semoga mereka bahagia dan saling cinta

2022-05-06

1

💕KyNaRa❣️PUTRI💞

💕KyNaRa❣️PUTRI💞

nah jdi siapa dong yg udah merawanin ziana 🤷🤷🤷🤷

2022-04-12

2

lovely

lovely

aduh kasian Rendi dong jadi kambing hitam klo bukan dia yg ngelakuin ziana hamil enak banget tuh cowok yg udah merkosa ziana dibiarin bebas gtu aja ga adil 😡

2022-04-09

4

lihat semua
Episodes
1 Ajakan
2 Bersiap untuk pergi
3 Malam terkutuk
4 Kenyataan pahit
5 Di keluarkan dari sekolah
6 Terancam keguguran
7 Ziana hamil
8 Pernikahan yang tak di harapkan
9 Anggara
10 Dua sahabat tak tahu diri
11 Ziana mulai mencari tahu
12 Kesetiaan dokter Farel
13 Awal yang baik
14 Pertengkaran ibu dan anak
15 Pertemuan
16 Kenyataan yang sebenarnya
17 Pembalasan Gara
18 Permasalahan keluarga
19 Perbincangan Ziana
20 Pulang
21 Respon yang baik
22 Kerinduan Ziana
23 Lisa yang mabuk
24 Pertemuan Lisa dan Ziana
25 Ziana bahagia
26 Malam pertama yang gagal
27 Kelembutan Rendi
28 Amelia sadarkan diri
29 Mama Anita yang egois
30 Lisa ketahuan
31 Menunggu kedatangan Rendi
32 Cemburu buta
33 Kebodohan Ziana
34 Bingkisan dari Rendi
35 Nongkrong
36 Ziana mengetahui segalanya
37 Di balik musibah ada kebahagiaan
38 Ziana mencoba menghindar
39 Perkataan Rachel
40 Lisa histeris
41 Gurauan suami istri
42 Amelia meluapkan amarahnya
43 Lelaki misterius
44 Dimas
45 Flashback
46 Kapan kamu menikah?
47 Klien di Bandung
48 Hadiah untuk Ziana
49 Makan malam romantis
50 pernikahan Ziana dan Rendi
51 Kedatangan Zara
52 Malam istimewa
53 Tanda di leher
54 Pergi ke Bandung
55 Apartemen
56 Masalah keluarga
57 Akting Ziana
58 Ziana trauma
59 Ziana ingin pulang
60 Proyek
61 Fitnah Zara
62 Salah paham
63 Ingatan masa lalu
64 Tawaran Gara
65 Amelia bisa berjalan
66 Obrolan dokter farel
67 Rachel sakit
Episodes

Updated 67 Episodes

1
Ajakan
2
Bersiap untuk pergi
3
Malam terkutuk
4
Kenyataan pahit
5
Di keluarkan dari sekolah
6
Terancam keguguran
7
Ziana hamil
8
Pernikahan yang tak di harapkan
9
Anggara
10
Dua sahabat tak tahu diri
11
Ziana mulai mencari tahu
12
Kesetiaan dokter Farel
13
Awal yang baik
14
Pertengkaran ibu dan anak
15
Pertemuan
16
Kenyataan yang sebenarnya
17
Pembalasan Gara
18
Permasalahan keluarga
19
Perbincangan Ziana
20
Pulang
21
Respon yang baik
22
Kerinduan Ziana
23
Lisa yang mabuk
24
Pertemuan Lisa dan Ziana
25
Ziana bahagia
26
Malam pertama yang gagal
27
Kelembutan Rendi
28
Amelia sadarkan diri
29
Mama Anita yang egois
30
Lisa ketahuan
31
Menunggu kedatangan Rendi
32
Cemburu buta
33
Kebodohan Ziana
34
Bingkisan dari Rendi
35
Nongkrong
36
Ziana mengetahui segalanya
37
Di balik musibah ada kebahagiaan
38
Ziana mencoba menghindar
39
Perkataan Rachel
40
Lisa histeris
41
Gurauan suami istri
42
Amelia meluapkan amarahnya
43
Lelaki misterius
44
Dimas
45
Flashback
46
Kapan kamu menikah?
47
Klien di Bandung
48
Hadiah untuk Ziana
49
Makan malam romantis
50
pernikahan Ziana dan Rendi
51
Kedatangan Zara
52
Malam istimewa
53
Tanda di leher
54
Pergi ke Bandung
55
Apartemen
56
Masalah keluarga
57
Akting Ziana
58
Ziana trauma
59
Ziana ingin pulang
60
Proyek
61
Fitnah Zara
62
Salah paham
63
Ingatan masa lalu
64
Tawaran Gara
65
Amelia bisa berjalan
66
Obrolan dokter farel
67
Rachel sakit

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!