Marcell sebagai orang tua merasa bingung, di satu sisi sang anak adalah korban tapi disisi lain Ia tak bisa memungkiri jika kelakuannya telah membuat namanya tercoreng.
"Ziana, seharusnya kau lebih berhati-hati saat pergi ke tempat seperti itu. Bukannya aku tidak kasian tapi kau telah membuat nama baikku hancur." Bentaknya.
Ziana tak bisa menjawab, Ia hanya bisa menangis meratapi nasibnya. Amelia akhirnya membuka mata mendengar Ziana yang sedang di marahi. Ia segera berlari dan memeluk sang anak.
"Ma, mas...! Tolong hentikan, kasian Ziana." Jawabnya sambil menangis.
Ziana memeluk sang Mama, Ia mencurahkan kesedihannya di pelukan sang Mama.
"Ma, aku minta maaf! Aku benar-benar tidak tahu semua ini akan terjadi." Tutur Ziana sambil menangis.
Amelia mengecup kening sang anak. "Kamu tenang saja! Disini ada Mama..." Jawab Amelia.
...
Tok...Tok...
Terdengar suara ketukan di pintu, Amelia segera membawa Ziana ke kamarnya dan Marcel membukakan pintu.
Terlihat tamu tersebut adalah guru dan kepala sekolah dari sekolahnya Ziana. Marcell mengerti maksud kedatangan mereka, Ia segera memanggil Ziana untuk ikut bergabung.
Ziana dan Amelia keluar, Ia nampak sudah berganti pakaian. Ziana melakukan sungkem kepada gurunya tapi gurunya enggan menerima.
"Maaf, sebelumnya karena kedatangan kami kurang sopan. Kalian pasti sudah melihat Vidio Ziana yang tidak pantas untuk di tonton." Tutur Kepala sekolah.
"Iya, pak saya turut menyesal karena tidak bisa menjaga anak saya. Tapi semua ini adalah kecelakaan dan Ziana di jebak." Tutur Amelia dengan penuh keyakinan.
Guru dan kepala sekolah nampak menyunggingkan senyumnya. "Seharusnya kalian melihat ekspresi Ziana di dalam Vidio tersebut, sepertinya dia menikmati dan saya rasa ucapan ibu Amelia hanya untuk melindungi sang anak." Tutur sang guru.
Ziana nampak menangis karena tak ada yang percaya kepada ucapannya. Marcell dan Mama Anita tak berani berkata karena rasanya mereka sudah tak tahan lagi mendengar ucapan mereka.
"Pak, Bu dengan berat hati kami dari lihat sekolah akan mengeluarkan Ziana dari sekolah kami." Tutur Pak kepala sekolah.
Semua orang nampak terkejut apalagi Amelia. "Pak saya mohon, Ziana sudah di nyatakan lulus kenapa harus di keluarkan?" Tanyanya.
"Maaf Bu kami tidak ingin, sekolah kami kena batunya akibat pergaulan bebas anak anda. Sebenarnya saya sempat terkejut melihat Vidio tersebut karena Ziana anak yang cerdas dan berprestasi tapi itu semua tidak menjadi toleransi untuk kelakuan buruknya." Tuturnya sambil memberikan berkas.
Amelia meraih berkas itu dan membacanya. Isi dari perjanjian tersebut adalah jika Ziana di nyatakan di keluarkan dari sekolah tanpa hormat dan jika ada masalah yang terjadi lagi pihak sekolah tidak akan bertanggung jawab.
Amelia nampak sedih dan Marcell segera merampas berkas tersebut. Ia segera menandatanganinya dan menyuruh mereka untuk segera pergi.
Amelia terlihat kecewa kepada keputusan sang suami, Ia terlihat marah dan emosi.
"Mas, kenapa kamu setuju anak kita di keluarkan dari sekolah?" Tanyanya dengan nada tinggi.
"Cukup Amelia, meskipun kamu menjelaskan berbelit-belit semuanya tidak ada gunanya. Ziana tetap akan di keluarkan dari sekolah dan mulai sekarang kamu urus Ziana, jangan biarkan dia keluar dari rumah ini lagi." Bentak Marcell.
Mama Anita mendelikan matanya dan pergi. Amelia tak bisa berkata apa-apa lagi, Ia hanya bisa menjadi penyemangat di hidup Ziana.
"Ma, maafkan Ziana! Seharusnya aku mendengarkan ucapan mu" Tuturnya dengan seribu penyesalan.
"Sudahlah sayang, nadi sudah menjadi bubur! Semuanya tidak akan bisa kembali seperti dulu lagi, tapi ingatlah kamu harus bisa melewati semua ini. Mama janji, akan menemukan lelaki biadab itu." Ucap Amelia mencoba menenangkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Rosmika Mintawani Sianipar
lanjut
2022-04-06
4
Nani Khu
lanjut thor
2022-04-05
3