Malam pun tiba, kedua sahabatnya terus melnelpon Ziana tapi Ia selalu menolaknya. Ia tahu, jika kedua orang tuanya tidak akan mengizinkannya. Apalagi sang nenek, dengan sikapnya yang keras Ia pasti akan marah.
Ziana nampak duduk di atas ranjang, dengan wajah bosan Ia memainkan handphonenya. Gara menelpon dan Ia langsung mengangkatnya.
"Halo!"
"Aku tunggu kamu di belakang rumah!" Jawab Gara sambil mematikan telpon.
Ziana nampak memonyongkan bibirnya dan Ia bangkit dari ranjang. Ia keluar dari kamarnya dan segera pergi ke tempat janjian mereka.
Ziana berjalan dan melihat sekitar, terlihat Gara sudah duduk di bawah pohon. Malam yang gelap, kunang-kunang berterbangan dan menambah keindahan.
Ziana segera menghampiri dan duduk di sampingnya.
"Ada apa?" Tanyanya.
"Kenapa kamu belum bersiap? Bukannya kamu akan pergi ke acara perpisahan sekolah?" Tanyanya.
Ziana menggelengkan kepalanya. "Aku tidak bisa pergi, aku tidak berani minta izin kepada nenek."
"Kenapa harus minta izin? Ziana kamu sudah dewasa dan tidak seharusnya kehidupanmu di atur oleh mereka." Tutur Gara yang terlihat kesal.
Ziana merasa heran, tak biasanya Gara bicara seperti itu. Ia menatap wajahnya dan menempelkan tangannya di jidatnya.
"Apa kamu sedang ada masalah?" Tanya Ziana.
"Tidak, aku hanya ingin kamu sadar. Kamu bukanlah anak kecil lagi, jika kamu ingin kita bisa pergi bersama." Ajaknya.
Ziana nampak malas dan pergi. "Sudahlah, aku tak ingin bicara omong kosong lagi. Lebih baik kamu pulang, aku tak ingin nenek kesal melihat kedatangamu." Ucapnya sambil melenggang pergi.
Gara nampak mengepalkan tangannya. "Brengsek, kalau Ziana tidak datang semua rencana ku akan berantakan." Gerutunya kesal sambil membanting pot bunga.
Tok...Tok...
Ziana bermaksud untuk kembali ke kamar, tapi ketikan di pintu menghentikannya. Ia langsung berjalan menuju pintu dan segera membukanya.
Mata Ziana nampak membulat saat melihat kedua sahabatnya datang dengan pakaian seksi dan terbuka.
"Kalian ngapain kesini?" Tanyanya.
"Kami akan menjemputmu, ayo kita pergi!" Ajak Lisa.
"Sepertinya aku tak bisa, nenek pasti akan melarangnya!" Jawab Ziana.
Lisa langsung mendorong pintu dan Ia pun segera masuk ke dalam. Ia berteriak cukup keras sampai orang rumah keluar dari kamarnya.
"Ada apa ini dan kenapa kamu berpakaian seperti itu?" Tanya Mama Anita sambil menghampiri.
"Omah, kami akan mengajak Ziana ke pesta kelulusan!" Ucap Lisa.
"Pesta dengan pakaian seperti ini! Tidak, aku tidak akan mengizinkannya." Teriak Mama Anita.
Zara menghampiri dan memeluk tangan Mama Anita. "Ayolah Omah! Lagi pula hanya malam ini, omah tahu Ziana di hina teman sekelas katanya percuma wajah cantik dan pintar tapi kolot." Ucapnya berbohong.
"Apa, jadi cucuku di hina seperti itu?" Tanyanya kesal.
"Iya Omah, apalagi Ziana di tantang oleh seorang berandalan. Katanya, dia itu cupu dan Ziana pasti tidak akan datang." Ucap Lisa.
Mama Anita nampak kesal, Ia segera membawa Ziana ke kamarnya dan mendadani secantik mungkin. Ziana nampak berontak, tapi Mama Anita masih saja sama seperti dulu. Ia paling tidak suka di hina.
Setelah selesai mendadani Ziana, Ia mencari gaun pesta yang mewah dan terbuka.
"Cepat pakai gaun ini!" Perintahnya.
"Nek, apa ini tidak terlalu berlebihan?" Tanyanya ragu.
"Cepat pakai!" Bentak Mama Anita.
Ziana pergi ke ruang ganti dan Ia segera mengganti pakaiannya. Ia menatap wajahnya di cermin, terlihat senyuman puas terpancar di wajahnya.
Setelah selesai, Ia keluar dan kedua sahabatnya nampak terdiam melihat kecantikan Ziana dengan rambut di urai. Apalagi Mama Anita, Ia merasa bangga punya cucu seperti Ziana.
"Kamu cantik sekali sayang, Nenek yakin semua mata akan tertuju padamu." Tuturnya.
"Iya, Ziana aku sampai kaget melihat kamu secantik ini. Ayo kita pergi, nanti pestanya berakhir lagi." Ajaknya sambil menarik tangan Ziana.
Di ruang tamu, terlihat Amelia langsung mendekati sang anak. "Sayang, apa pakaian nya tidak terlalu terbuka." Tuturnya.
"Tidak Tante, ini kan sudah tren." Jawab Lisa.
Amelia mengelus lembut pipi sang anak. "Sayang, bukannya Mama tak suka kamu pergi ke pesta tapi untuk malam ini kamu tinggal di rumah saja yah." Tuturnya lembut.
Ziana nampak menundukkan kepalanya karena kecewa. Tapi Mama Anita langsung menghampiri sambil membulatkan matanya.
"Amelia, biarkan Ziana pergi!"
"Tapi Ma, perasaan ku tidak enak. Aku takut terjadi apa-apa sama Ziana!" Jawabnya.
"Tidak akan, lagi pula ada mereka berdua. Dan jika terjadi sesuatu Mama yang akan tanggung jawab." Bentaknya.
Amelia lebih memilih diam, Ia memeluk sang anak dan mencium keningnya.
"Baiklah, kamu hati-hati yah! Dan ingat jangan minum minuman beralkohol." Ucapnya.
Ziana menganggukkan kepalanya dan tersenyum. Ia pun pergi dengan hati gembira. Lisa segera melajukan mobilnya dan mereka pun pergi ke pesta.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
mamak"e wonk
penasaran....🧐🧐
2022-05-05
1
LISA
Bakal terjadi sesuatu nih
2022-04-03
1
Nani Khu
lanjut thor
2022-04-02
3