Luie menghela nafas pelan, "sebaiknya kita berhati-hati jika tidak itu akan membuat bencana yang besar pada bumi ini dan juga semua orang" peringat Luie agar Rey berhati-hati dengan jalan yang dipilihnya itu.
"Aku akan berbuat sesuai dengan rencana kita!" Angguk Rey dengan mengambil sabuk yang ada di meja dan memakainya.
"Aku sudah siap! Lebih baik ayah memakai pelindung ciptaan ayah agar ketika serangan itu tiba kita tidak akan terluka nantinya" suruh Rey.
Luie terkekeh kecil, "ayah tidak menyangka kamu sudah sebesar ini" Luie melihat wajah anaknya dengan matanya yang sudah hampir berlinang air mata.
"Sudahlah yah! Jangan menangis sekarang bahkan kita belum juga berperang" ucap Rey memutar matanya jengah dengan tingkah ayahnya yang sungguh aneh.
Luie tertawa ringan mendengar ucapan anaknya itu dengan menyeka air matanya yang sudah keluar sedikit.
.
.
.
.
"Maaf sudah menunggu lama!" Ucap Hanna memandang wajah Yuta dengan perasaan bersalah.
Yuta hanya terkekeh kecil, "tak masalah aku juga sebenarnya baru saja datang" jawab Yuta ringan.
"Apa kamu tidak memesan sesuatu dulu?" Tanya Yuta.
Hanna menggeleng pelan, "tidak usah aku baru saja masak di rumah dan menghabiskannya sendiri" balas Hanna dengan tersenyum ringan.
Yuta mengangguk, "aku tidak akan bertele-tele lagi kali ini!"
"Ayo menikah denganku!"
Ucapan itu keluar dengan mulus tanpa beban dari mulut Yuta dan berhasil membuat Hanna tercengang mendengarnya.
"Bagaimana jika aku katakan anak itu bukanlah anak kandungmu?" Yuta menyeringai melihat Hanna yang kaget mendengar perkataannya barusan.
"Itu tidak mungkin! Dia anak kandungku yang aku besarkan sejak dia bayi" pekik Hanna dengan sedikit kesal.
"Aku punya banyak bukti dan itu sungguh valid untuk membuatmu cukup percaya" balas Yuta dengan ringan.
"Lihat ke mataku!" Ucap Yuta dengan suara mencekam miliknya yang tidak bisa dibantah oleh siapapun.
Hanna mendongak menatap tepat ke mata Yuta yang sudah berwarna semerah darah dan sangat kelam. Hanna tidak bisa berpaling dari wajah tampan itu, kilasan balik tentang seseorang yang selama ini membuatnya terasa nyaman dan itu sangat berarti baginya. Tapi Hanna melupakan itu dan tak pernah ingat tentang hal-hal yang baru saja dia ingat.
"S-siapa sebenarnya kamu?" Tanya Hanna tanpa berpaling dari wajah Yuta.
Keadaan sekitar menjadi mencekam, dimana tempat itu adalah tempat yang sama sejak terakhir kali Hanna datang berbelanja.
"Aku adalah belahan jiwamu dan aku akan terus mencari mu meski kau tak ingat denganku!" Jawab Yuta dengan suara menggelegar membuat retak dinding-dinding bangunan sekitarnya.
"Kamu terlihat sangat tampan" kalimat itu meluncur indah dari belah bibir Hanna tanpa dia sadari.
Yuta menyeringai mendengar beberapa kalimat yang keluar dari bibir Hanna, itu membuatnya sangat senang.
Sedangkan dua orang yang melihat adegan itu hanya tersenyum miris terlebih Luie yang hanya bisa menatapnya dari kejauhan.
"Sudahlah jangan menangis! Nanti rencananya gagal" ucap Rey mencoba menenangkan ayahnya yang terlihat sudah siap menangis.
Luie yang sadar langsung mengelap ingus dan air matanya yang sudah keluar sedikit.
"Cih, beberapa tikus penyelinap akan menjadi saksi kembalinya ratu iblis!" Gumam Yuta dengan menyeringai.
"Agrhhh! K-kepalaku tiba-tiba sakit sekali!" Teriak Hanna dengan memegangi kepalanya.
Tiba-tiba kepala Hanna terasa sangat sakit dan memunculkan dua tanduk yang masih kecil.
"Seranganku tidak melukainya ayah! Bagaimana kali ini?" Teriak Rey dengan panik masih mempertahankan serangannya.
Luie sudah sangat putus asa kali ini, dia hanya menggelengkan kepalanya tanda tidak tahu harus berbuat apa lagi kali ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments