Dewa Perang vs Poseidon

"J-jangan a-aku mohon!" Ares menatap Poseidon dengan memohon.

Poseidon tidak menjawabnya dia masih sibuk memainkan pedang itu.

Jleb...

Suara pedang itu menancap tepat diperut Ares yang membuat mata Ares melotot dan darah mulai merembas keluar dari jubah yang dia kenakan. Tidak lama kemudian tubuh Ares mulai menghilang atau lebih tepatnya berubah menjadi abu.

"Aku membencimu!" Teriak Ares saat tubuhnya berubah menjadi abu.

"Pedang ini lumayan juga" ucap Poseidon menyimpan senjata yang dia rebut dari Ares itu.

Kedua malaikat yang melihat itu bertepuk tangan dengan elegan saat kejadian kematian Ares.

"Itu sangat menyenangkan aku ingin melihatnya lagi lain kali" ucap Gabriel dengan mengetuk jari telunjuknya ke meja dan kekai atau pelindung tak kasat mata itu hilang.

"Apakah kita perlu menghidupkan Ares kembali?" Gabriel menoleh kearah Mikhael.

Mikhael menggeleng, "tidak usah, dia sudah menerima yang dia hukum karma karena perbuatannya selama ini" jawab Mikhael dengan tenang.

Poseidon menoleh dan melihat dua malaikat agung sedang berbincang-bincang ringan.

"Oh ternyata kalian ada disini, sedang apa kalian disini?" Poseidon menatap kedua malaikat itu dengan tatapan menyelidik.

"Tidak ada kami hanya baru datang saja" jawab Gabriel dengan tenang.

"Aku akan pergi sekarang dan kalian bisa melanjutkan penjagaan mata air ini!" Ucap Mikhael dan setelahnya pergi dari sana.

"Mata air ini sudah tidak suci lagi karena airnya terlihat keruh! Banyak sekali yang membasuh diri mereka disini untuk melunturkan dosa-dosa yang telah mereka perbuat" ucap Poseidon.

"Banyak yang akan datang ke sini jadi aku akan membuat sebuah kekai agar tempat ini tidak diketahui oleh banyak orang" Gabriel terbang dan mengarahkan kedua tangannya kearah atas, sebuah cahaya keluar dari kedua tangannya dan membuat sebuah kekai tidak terlihat yang tidak akan bisa ditembus oleh siapapun. Tempat itu juga sekarang tidak bisa dilihat oleh makhluk lain kecuali Poseidon dan malaikat lain.

"Kekai ini hanya bisa dilihat olehmu dan malaikat lain jadi suruhlah pasukanmu untuk menjaga perbatasan air mata Urd dengan pantai agar mereka yang ingin ke tempat ini terkecoh dan masuk kedalam samudera!" Ucap Gabriel turun setelah membuat kekai.

"Tidak aku sangka seorang malaikat bisa selicik itu juga!" Sahut Poseidon menatap Gabriel dengan menyeringai.

"Makhluk apapun pasti memiliki sisi gelapnya sendiri meski mereka terbuat dari cahaya sekalipun suatu saat akan redup" balas Gabriel dengan tersenyum kecil.

"Berikan pedang itu padaku!" Gabriel mengarahkan tangannya meminta pedang yang direbut Poseidon dari Ares tadi.

"Untuk apa?" Tanya Poseidon dengan mengernyit.

"Sudah berikan saja!" Balas Gabriel.

Poseidon memberikan pedang itu pada Gabriel.

Gabriel mengambil pedang itu dan memejamkan matanya sebentar dan setelah itu dia mengembalikannya pada Poseidon.

"Sebenarnya apa yang kau lakukan?" Tanya Poseidon yang memang tidak mengerti dengan jalan pikiran guru pembimbingnya itu.

"Aku hanya menerawang saja tentang asal usul pedang itu!" Balas Gabriel dengan tenang.

"Lalu dari mana asal pedang ini? Bukankah ini milik Ares?" Tanya Poseidon dengan mengernyit kembali.

" Berhati-hatilah jangan sampai Hades tahu jika kau saat ini yang memegang pedang keramat itu" jelas Gabriel.

Lagi-lagi Poseidon mengangguk.

"Kau sangat beruntung bisa selamat dari serangan Ares tadi karena jika tidak kau tidak akan bisa bangkit kembali.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!