Happy Reading!
Pas dengan lagu yang berhenti, mobil mereka sudah sampai didepan sekolah yang akan menjadi tempat syuting mereka. Mobil itu terparkir dengan mulus didekat mobil yang lain. Aisyah keluar dari mobil kemudian menggunakan maskernya berdiri didepan mobil menunggu kedua abangnya yang membawa barang-barang miliknya.
Sesudah itu ketiganya berjalan masuk kedalam sekolah yang ramai dengan beberapa murid yang sedang
melangkah masuk kedalam kelas masing-masing namun ada beberapa dari mereka yang penasaran dengan siapa saja pemain drama yang akan syuting di lokasi mereka.
“Uhh kangen sekolah ey.”
“Nanti juga kamu ngerasain masuk kesekolah lagi.”
“Iya ya. Hahaha.”
“Oh itu om Gara, ayo apa yang lain.” Ujar bang Fariz kemudian melangkah lebih dulu diikuti dua adiknya yang melangkah pelan dibelakangnya. “pagi om Gara, maaf kami terlambat.” Ujar Fariz yang membuat pria paruh itu mengangguk dan, “tidak, kalian tidak terlambat. Kami juga masih menunggu pemain yang lain.”
“Aisyah, kamu bisa ikuti Kanaya untuk keruang gantimu, dan bawa barang-barangmu juga.” Aisyah mengangguk
lalu melirik abang Izak kemudian abang Fariz. “Kalian berdua juga boleh masuk, bukankah kalian manager dan asisten managernya Aisyah? Silahkan.”
“Kalau begitu kami permisi dulu om.”
Wanita yang bernama Kanaya ini sangat ramah dan murah senyum kepada Aisyah yang baru ia lihat, “ini ruang
gantimu aisyah dan kamu disini tidak sendiri kamu akan bersama dengan Salsa serta Mikaya. Oh dan ini seragammu, Kami semua sudah memberikan nama di seragam kalian agar tidak tertukar begitu pula dengan beberapa property yang sudah dinamai agar tidak ada yang curang untuk merebut atau mengambil kursi dan
mejamu.”
“Baik, terima kasih ka Kana, boleh aku memanggil kakak seperti itu?”
“Tentu saja, kalau begitu kakak keluar dulu ya, kamu ganti saja bajunya di ruang ganti disitu.” Unjuk kanaya ke arah bilik pojok ruangan yang ditutupi dengan hordeng. “Baik ka.”
“Terima kasih atas informasinya.” Sopan bang Fariz sedangkan bang Izak hanya menunduk sopan kearahnya. “ah ya, sama sama, saya tinggal ya?”
“Ya silahkan.”
Sepeninggal Kanaya, pintu ruangan itu kembali terbuka dengan kedatangan Salsa yang diikuti asisten dan managernya, “selamat pagi isyah? Kau sudah sampai?”
“Ya, baru saja. Apa jalanannya sangat macet?”
“Hem, dan kemungkinan waktu syuting akan diundur akibat banyak pemain yang terjebak macet.” Aisyah mengangguk menyetujui ucapan Salsa, “betul sekali.”
“Oh apakah ini seragamnya?” Aisyah mengangguk, “ya, disitu katanya sudah ada nama kita masing-masing,” ujar
Aisyah dan melangkah mendekati gadis itu yang sedang memegang seragam di lindungi plastic.
“Ih lucu seragamnya.”
“Ya sangat lucu, dan kau yang sangat lucu menurutku.” Ujar salsa dengan senyuman manis yang sangat jarang
dilihat oleh yang lain. “hehe,ap akita harus menggantinya sekarang?”
“Sepertinya begitu.” Aisyah langsung melangkah masuk kedalam bilik tempat ruang ganti baju namun belum ia
ganti sudah berteriak, “abang!! Ini apaan sih?” pekik isyah dengan pertanyaannya membuat kedua abangnya berlari kearahnya.
“Ada apa?”
“Kenapa?”
Aisyah menunjuk ada sebuah benda hitam menyerupai kamera cctv. “Wah sepertinya ada seseorang yang masuk
kedalam sini dan menaruh kamera kecil ini dengan sengaja.” Ujar bang Izak yang membuat bang Fariz langsung mengambilnya dan memeriksa dua bilik yang lain dan ternyata ada juga.
“Sepertinya orang yang menaruh kamera ini ingin melecehkan para pemain, biar abang yang mengurusinya.
Izak kau tenangkan aisyah dia sudah mulai ketakutan.” Ujarnya lalu pergi meninggalkan ruang ganti menuju om Gara dengan rekan-rekan lainnya.
--
Next..
Vote, Comment, Like, and Favorite!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments