Happy Reading.
Kebesokkan harinya Aisyah udah siap dengan pakaian modisnya, kali ini ia hanya menggunakan kaos putih yang dibaluti oleh cardigan broken whitenya dengan dipasangkan celana kulot berwarna cokelat susu serta hijab dengan warna yang sama dengan celana yang ia kenakan.
Dia berdandan dengan sangat natural karena kisah sekolah itu tidak pernah menggunakan make up tebal memangnya kau ingin pergi kemana? Kesekolah atau kondangan tebel amat riasannya. Haha.
Tak lupa ia memasukkan ponsel, dompet, dan kartu kereta sekaligus powerbank kedalam tasnya tak lupa ia menggunakan parfum sekali semprot ke arah lehernya. “Sudah pas dan cakep, waktunya sarapan dan berangkat. Apa minta dianterin aja ke stasiunnya sama ayah ya? Atau abang? Kayaknya boleh tuh hihi.”
Tok!
Tok!
Tok!
Pintu kamar Aisyah terketuk dan muncullah sang bunda dengan menggunakan daster rumahannya, “Wah, anak bunda udah harum dan cantik. Udah siap saja? Emangnya mulainya jam berapa dek?”
“Mulainya jam 10 bun, isyah harus datang dan gak boleh telat nanti kena kartu merah.”
“Ck, emang kamu kira pemain bola segala kena kartu merah.” Ujar bunda tak lama bang Fariz muncul dari belakang bunda, “mau bareng gak ke stasiunnya? Abang sekalian mau jemput temen.”
“Boleh banget bang, irit ongkos.”
“Yaudah buruan turun.”
“Iya bunda juga udah siapin sarapan buat kalian.” Ujar bunda lalu mengalungkan lengan putra sulungnya yang ingin menuruni tangga. “Aisyah nyusul.”
Sekali lagi ia menatap penampilannya di kaca lalu, mengepalkan kedua tangannya ke atas dan “semangat Aisyah! Kamu pasti bisa dan jangan gugup, jika merasa terintimidasi anggap saja kamu lagi menghadap beberapa makanan kesukaanmu.” Ujarnya lalu keluar dari kamarnya setelah menggunakan sepatu putih bintangnya dan meraih tas selempangnya.
Ia menuruni tangga dengan semangat, ternyata sang ayah belum berangkat, “pagi semuanya.”
“Pagi juga nak, kamu yakin sendiri naik kereta?” tanya ayah yang langsung diangguki oleh gadis itu. “yakin ayah, sangat yakin. Doain yah lancar dan aku keterima.”
“Pasti nak, gih sarapan dulu.”
“Hem.”
Selesai sarapan, Aisyah langsung melangkah keluar rumah setelah salim kepada orang tuanya dan abang Izak yang ternyata diberi hari libur sehari oleh bosnya. Kemudian ia melangkah mendekati abangnya yang sudah rapih dengan jaket hitamnya yang membaluti kaos hitam dan celana hitam pendek tak lupa dengan masker yang menutupi area hidung dan mulutnya begitu pula dengan Aisyah gadis itu menggunakan masker berwarna krem.
“Ayo berangkat, udah jam 7 lewat. Yakin gak telat?”
“Insya allah ngga bang, asal abang ngebut aja.”
“Enak aja ngajak abang ngebut, dah buruan naik.” Ujar abang setelah memakaikan helm kepada adik kecilnya. Usia mereka terpaut delapan tahun dan Aisyah terpaut enam tahun dengan abang Izak dan Aisyah anak bontot yang sangat disayangi oleh semua keluarga besar ayah maupun bundanya.
“Ayo berangkat bang, Isyah dah aman.”
“Bismillah, semoga sampai tujuan.”
“Amin.”
Sesampai di depan stasiun Aisyah langsung menyalimi punggung tangan abangnya dan bertanya ia akan turun kemana jika ingin bertujuan ke lokasi tersebut. “Ya udah kamu turun aja di xx nanti kamu naik onjek aja. Lebih deket sih setahu abang,”
“oke.”
“Ya udah aku masuk dulu ya bang.”
“Hati hati dik, jangan percaya sama orang lain,”
“Iya.” Aisyah melangkah masuk kedalam stasiun dengan menggunakan barcode vaksin. Ia langsung bertanya kepada satpam dimana ia akan naik.
--
Next..
Vote, Comment, Like, and Favorite.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
Siti Fatimah
Wah keren jalan ceritanya sudah bagus banget, ditambah lagi cara penulisannya juga sudah rapi nih ada seikat bunga buat kak Author 💪💪💪
2022-07-01
1
✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Stargirl✨
Lanjutkan kak! semangat ya...
Salam dari :
" KEBUN TERONG SIGADIS NARSIS "
2022-05-21
1
✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Stargirl✨
Adeknya malah ngajak ngebut untung abangnya gak turutin. 😅 Kan bisa bahaya itu. Hadeh... Aisyah - Aisyah... Ada - ada permintaan mu nak... Nak... 🤣
2022-05-21
1