Happy Reading
“Mau kuliah isyah tuh tapi siapa yang mau bayar? Makan sama bayar token aja ayah masih sulit dapet uang.”
“Kan abang yang bayarin.”
“Iya, tapi abang bilangnya cari yang murah, mana ada jaman sekarang yang murah seperti itu, abang bilang aja gak mau bayarin kuliah Isyah gapapa kok dari pada maksain diri.”
“Iya dah, gih sana bantuin bunda di dapur.”
“Ayah kemana?”
“Udah berangkat kerja.”
“Oke, aku ke kamar dulu, naruh ini dulu.” Ujarnya Aisyah kepada abangnya, “yaudah abang mau tidur dulu ya.”
“Abang lembur lagi?”
“Hem,” aisyah menggelengkan kepala melihat abang keduanya yang masuk kedalam kamarnya begitu saja dengan tatapan sayu yang sangat letih.
Aisyah turun ke bawah mengarah ke dapur melihat bundanya yang sedang menyiapkan makanan siang untuk ketiga anaknya, “bunda, abang pulang jam berapa tadi?”
“Abang Izak? Dia tadi pulang jam set delapan tadi pas-pasan dengan ayah yang mau berangkat kerja.”
“Abang digaji berapa sih bun ama bosnya? Kasian isyah liatnya kayak gak pernah dikasih istirahat ama bosnya.”
“Bunda juga gak tau, yang tau abang Fariz sama ayahmu itu.”
“Ya udah, bantu bunda nih cincang bawang putih dan merah nanti taruh aja di mangkuk kecil ini terus jangan lupa buat potong dagingnya kecil kecil ya.”
“Bunda mau bikin semur daging ya?”
“Iya, makanan kesukaan abang Izak, kasian dia kayak gak makan.”
Aisyah mengangguk lalu diam membuat masakan sampai matang dan menyadikannya di atas meja makan tidak lupa untuk menutupnya dengan tutup saji, “bunda kenapa masak siang lebih awal?”
“Bunda mau pergi sebentar ke rumah mama Cika, kamu ingat teman kecilmu?” Aisyah mengangguk, “iya ingat tapi buat apa kesana?”
“Biasa ngajak ke mall ibu ibu.”
“Ibu-ibu berarti nggak berdua?”
“Iya kita berempat, mama Cika, mama Vano dan maminya Aska.” Aisyah mengangguk paham, “jam berapa berangkat?”
“Ini bunda mau mandi dulu, baru akan dijemput sama mama Vano.”
“Yaudah salam aja buat para mama dan mami, bunda hati hati jalannya jangan terpisah nanti nyasar.” Hidung Aisyah di colek gemas oleh bundanya. “Memang bunda kamu yang kesasar di stasiun kereta? Oh iya kamu beneran besok sendiri? Gak mau ditemani ama bunda?”
Aisyah menggeleng, “gak usah bun, biar isyah belajar mandiri. Kalau dituntun terus Isyah nanti gak bisa mandiri dong.”
“Bagus deh kalau putri bunda dan ayah mau mandiri tidak manja lagi. Yaudah bunda ke kamar dulu ya.”
“Iya bunda. Jangan cantik-cantik nanti ayah cemburu.”
“Ada ada aja kamu.” Ucap bunda berlalu meninggalkan putrinya.
Aisyah melangkah menuju ruang kucingnya yang berada dibelakang halaman rumah, rumah mereka minimalis jadi tidak memperkerjakan pelayan ataupun supir dan sebagainya. Bunda sendiri yang ingin mengurusi rumah tangganya sendiri tanpa harus meminta tolong ini itu kepada orang lain.
Dan itu bunda ajarkan kepada ketiga anaknya untuk merapihkan kamar, mencuci pakaian, dan mencuci piring untuk sendiri tanpa harus meminta tolong membersihkan oleh orang lain.
Bunda pernah berkata, “Jangan pernah menyuruh seseorang untuk kebutuhan sendiri jika masih diberikan kemudahan untuk berjalan dan menggerakkan tangan. Jangan manja, masa kalah sama anak disabilitas yang masih bisa melakukan sesuatu dengan tenaga yang mereka miliki.” Jelas bunda membuat anak anaknya mandiri tanpa harus diomeli terlebih dahulu.
--
Next..
Vote, Comment, Like, and Favorite.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
VLav
mampir lagi ya 👍
2022-06-28
1
Neti Jalia
mampir🤗🙏
2022-06-04
2
✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Stargirl✨
Habat bundanya Aisyah!
Makanya anaknya pada sukses - sukses dengan kerjaan yang hampir buat nyawa anak melayang gitu aja ( lelah ) 😂
2022-05-21
1