Happy Reading.
“Huaaa!! Akhirnya.. tremorku selesai.”
“Kau sangat hebat dek, abang bangga melihat eksperesi wajahmu yang cepat sekali berubah.”
“Bagaimana sudah selesai?” saut bang fariz yang ternyata sudah menunggu mereka disamping pintu ruangan baca itu.
“Sudah bang, kau baru datang?” tanya bang Izak yang digelengi oleh abangnya.
“Tidak sudah lama namun tidak boleh masuk kedalam karena aku di bilang orang luar. Tapi it’s okay.”
“Tenang saja bang, aku merekam aksi adik kita dan tenang saja aku juga sudah minta izin kepada panitia penanggung jawab.”
“Kirim ke grup chat keluarga agar bunda dan ayah bisa melihatnya juga.”
“Uhh.. Aisyah malu bang, tolong jangan membicarakannya disini.” Ujarnya sembari menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
“Aisyah..”
“Aisyah..” Panggil Arion dan Aldi yang berada dibelakangnya, “salam kenal Aisyah, semoga kau tidak gugup untuk melakukan syuting drama nanti. Jika kau butuh sesuatu, kami akan membantumu.”
“Terima kasih atas ucapan bantuannya.”
“Tidak perlu berterima kasih, kau cukup memuaskan menjadi pemain drama ini.”
“Dan kau sepertinya memang berbakat menjadi artis.”
“Hahaha terima kasih atas pujiannya.”
“Baiklah kalaubegitu kami berdua pergi dulu. Sampai jumpa di tempat syuting minggu depan.”
“Sampai jumpa kembali, hati-hati.”
Baru saja Aisyah ingin melangkah lengannya sudah ditahan oleh orang lain, dan ternyata itu Salsa yang menahannya, “kau yang kata itu ada di kamar mandi bukan? Yang membantuku membawa roti jepang?” tanya langsung tanpa basa basi membuat Aisyah mengerjapkan kedua matanya dengan polos.
“Oh kau yang bajunya kena noda itu ya? Maaf aku melupakanmu.”
“Tidak apa, aku hanya ingin mengucapkan terima kasih kepadamu, jika dirimu tidak datang mungkin aku harus menunggu sampai berjam-jam.”
“Sama-sama, sebagai manusia bukankah harus saling menolong kepada saudaranya?”
“Aku suka dengan cara bicaramu, semoga kau ingin berteman denganku Aisyah?” ujarnya dengan mengulurkan tangan dengan senyuman yang jarang ia tunjuki. Dengan semangat gadis itu membalas ulurannya, “senang berteman denganmu, salsa?”
“Ya, lalu umur kita sama, sama-sama 22 tahun. Senang bertemu denganmu juga Aisyah, sampai jumpa minggu depan.”
“Ya, sampai jumpa di minggu depan.”
“Ternyata adik kita berdua banyak disukai oleh banyak orang bang.” Celetuk Izak disetujui oleh Fariz. “Tentu saja siapa yang tidak menyukai adik kita yang memiliki banyak bakat dalam dirinya?"
“Udah ayo bang, kita mampir ke suatu tempat untuk mengisi perutku yang sudah berbunyi,” ujarnya dengan menggandeng dua tangan abangnya dengan erat serta menariknya dengan tenaga yang ia miliki.
“Kamu tidak perlu menarik kami, yang ada tenagamu habis.”
“Biarkan saja agar Aisyah bisa tidur sebentar dimobil.” Balas dengan kedua mata yang sudah setengah watt. Bang Fariz langsung menggendong adiknya di punggungnya, Aisyah mengalungkan leher abangnya dan memejamkan kedua matanya akibat harum tubuh milik abangnya ini yang sangat nyaman.
--
Aisyah sedang berada dihamparan bunga-bunga cantik diujung dekat pohon ada seorang pria berdiri menatapnya dengan senyuman sampai ia ikut tersenyum seketika dunia terguncang dan ia panik lalu gadis itu langsung membuka kedua matanya dengan nafas terengah-engah.
“Bangun dek, mau makan gak?"
“Huh.. abang aku kira gempa, sampai masuk kedalam mimpiku lagi.”
“oh iya, lalu apa yang sedang kau mimpikan tadi?” tanya bang Fariz sembari merapihkan anak rambut adiknya yang keluar dari penutupnya. “Akum impi lagi ada di hamparan bunga-bunga cantik sampai aku lihat ada pria berdiri disamping pohon dengan senyum. Aku ikut tersenyum eh berakhir gempa.” Ceritanya dengan dengusnya menatap bang Izak yang memang dialah pelaku menggoyangkan tubuhnya.
“Maaf, kan abang gak tau. Udah yuk turun jangan lupa pakai masker. Yuk bang!”
Bang Fariz mengangguk, sedangkan Aisyah merapihkan penampilannya lalu mengenakan masker pinknya. Sesudah rapih ia langsung menyusul kedua abangnya yang ternyata sudah menjadi pusat perhatian diparkiran yang penuh banyak orang ini.
“Dah bang, kunci mobilnya jangan lupa.”
Ketiganya masuk kedalam restoran makan, dan mencari tempat duduk untuk mereka, “selamat datang, untuk berapa orang ka?” tanya pelayan namun tatapannya hanya untuk kedua abang Aisyah, “Ehem, untuk tiga orang. Dan bisakah anda tidak menatap kedua abangku dengan seperti itu? Anda seorang pelayan atau penggoda?” sarkas Aisyah membuat pelayan itu malu menunduk.
-- Next...
Vote, Comment, Like, and Favorite.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments