Happy Reading.
Aisyah langsung berdiri saat melihat nomer yang tertempel di dada kirinya. “Dengan Mikaya? Silahkan masuk. Dan Aisyah?”
“Iya aku.” Ujarnya dengan mengangkat tangan kanannya.
“Aisyah Putri Nada?” Aisyah mengangguk kembali. Dan ternyata ada orang disampingnya yang mengaku dirinya. Ia mendelik kesal. “Kamu siapa ya? Aisyah Putri Nada binti Syahputra Abdullah itu nama ayah dan aku ya, jangan curang deh.” Ucapnya yang langsung membuat gadis itu malu dan aisyah disuruh masuk karena datanya benar yang disebutkan olehnya.
“Siapa sih tuh cewe, nyebelin banget.” Dumelnya membuat kakak panitia menatapnya, “tenanglah sudah banyak yang melakukan kecurangan seperti itu. Kamu hebat berani menghempaskan gadis itu.”
“Iya dong, nanti ayahku ngomel nama putrinya direbut, kedua abangku nanti juga bisa gawat kalau mereka tau.” Bawelnya membuat yang lain menggeleng dan menahan tawa.
“baik kamu duduk dulu disini, sambil menghapal naskah yang pernah kami kasih kepadamu.” Unjuk ka panitia dan ia melihat kedepan dan ternyata gadis bernama Mika disuruh memerankan Aya, sahabat pemeran utama cewek.
“Baik ka.”
“Huhh, hahhh.. Tenanglah jantung jangan berdebar seperti ini aku bisa sakit perut nanti.” Bisiknya lalu memfokuskan diri kedalam naskah di ponselnya. Sampai ia tak sadar bahwa dirinya sudah dipanggil.
“Aisyah Putri Nada nomer 57 silahkan maju. Sekali lagi Aisyah!”
“Eh iya, maaf.”
“Barang kamu taruh disana aja di belakangmu.” Ujar kakak Panitianya yang langsung diangguki gadis itu. Lalu ia melangkah maju dan menunduk hormat kepada para juri, “maaf saya tidak dengar tadi. Fokus sama naskah.”
“Tidak apa, kamu mulailah menjadi peran Nadine di drama ini.”
“Baik, akan saya lakukan dengan semampuku.” Ujarnya lalu memulai mengambil nafas dengan memfokuskan dirinya dengan duduk dibangku halaman sekolah. Ia menghayati perannya sampai ada scene dimana dirinya sebagai Nadine dibuli oleh penggemar Aska sahabatnya.
Dan para juri terkagum dengan kepintaran acting yang diperankan oleh Aisyah sebagai Nadine. Sampai scene tersebut terhenti akibat tepukan tangan dari salah satu pria paruh yang duduk ditengah tengah, Aisyah mengulum senyuman lalu menunduk.
“Sangat bagus, ekspresi, raut wajah kamu dan sikap kamu memerankan Nadine sangat pas. Aku suka melihatnya. Semoga kamu keterima, tunggu email dari kami ya Aisyah Putri Nada binti Syahputra Abdullah.”
Aisyah mengangguk, “terima kasih.”
“Baik silahkan keluar, kau akan diberi nasi kotak untuk makan siangmu sebelum kau pergi.”
“Eh? Gratis?”
“Tentu,”
“Terima kasih. Akhirnya perutku terisi.” Gumamnya yang lupa bahwa dirinya masih menggunkaan mic dibawah lehernya. Yang mendengar itu langsung tertawa, “polos sekali dia. Aku yakin dia pilihan tepat menjadi Nadine.”
“Ya kamipun merasa begitu.”
“Pak Gara? Kau yakin memberikan nasi kotakmu kepada gadis itu? Kau akan makan apa?”
“Aku yakin, karena gadis itu sudah sangat kelaparan, kau tidak melihat bahwa sejak ia memerankan Nadine ia selalu memegang perutnya yang selalu bernyanyi itu?”
“Ah benarkah?”
“Ya, soal makan aku bisa mencari jajanan diluar sana atau onfood?”
Mereka semua setuju jika Aisyah menjadi Nadine, sedangkan gadis yang dibicarakan sudah keluar dengan memeluk nasi kotak dan menyelempangi tas miliknya. “apa benar nasi ini gratis? Kok mereka gak dapat ya?” gumamnya lalu mencari tempat duduk dibawah pohon yang sejuk untuk dirinya.
“Ah mungkin aja udah habis mereka.” Ujarnya lalu memulai makan dengan tangannya yang sudah ia bersihkan dengan sanitizer miliknya.
--
Next..
Vote, Comment, Like, and favorite.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments