Aku duduk memandangi pemandangan dari jendela hotel. Melihat mobil berlalu lalang, hari ini jalanan terasa ramai sekali.
"Andai saja Nita ikut pasti aku gak sendirian begini" sesalku karena pergi terburu buru.
Aku mengambil air wudhu, malam di sini terlihat begitu indah bahkan waktu maghrib pun di sini masih cerah bak sore hari.
Aku melaksanakan kewajiban 3 rakaatku.
Tak lupa aku juga berdoa agar masalah ini bisa cepat di selesaikan.
Rencananya besok aku akan menemui pamanku, kebetulan kantor paman tak jauh dari sini hanya memakan waktu 2 jam untuk sampai ke kantor paman.
Malam ini aku tertidur sendiri memikirkan cara keluar dari masalah ini.
'Semoga saja paman bisa membantu' gumamku.
Keesokan harinya aku sudah siap berangkat menemui paman, memesan taksi online adalah ide bagus karena setiap pagi taksi pasti penuh dengan orang orang yang akan bekerja.
Akhirnya taksi yang aku pesan datang juga,
"Dengan pak Topan" tanya supir taksi dengan sopan.
"Iya saya " jawabku tanpa bicara lagi aku langsung masuk mobil.
Mobil melaju dengan kecepatan sedang membelah jalanan kota asing yang baru beberapa kali aku jejahi.
Setelah lama di perjalanan aku sampai juga ke kantor paman.
"Kantor Rama Wijaya" ucap supir itu.
"Saya sudah transfer pak, terima kasih" ucapku sopan padanya.
Aku masuk ke dalam, menemui wanita yang menjaga di bagian admin.
"Bisa bertemu dengan pak Rama" tanyaku pada lelaki penjaga itu.
"Apa sudah buat janji pak" penjaga itu melihatku dari atas sampai bawah.
"Sudah" jawabku berbohong, karena begitulah cara mengelabui penjaga di kantor.
"Silahkan pak" ucapnya mempersilahkanku masuk.
Aku berjalan menelusuri ruangan karyawan paman, aku masih ingat dimana letak ruangan paman, mungkin sudah hampir bertahun tahun aku tak menginjakkan kaki di sini banyak sekali yang berubah mulai dari karyawan sampai letak ruangan.
Saat sudah sampai di pintu ruangan paman, aku tersentak kaget mendengar suara tertawa orang yang tak asing di telingaku.
"Bodoh sekali si Topan itu tuan hahahaha" ucap seorang lelaki.
Tunggu mereka menyebut nama Topan, apa mereka mentertawakanku.
Aku masih berdiri di ambang pintu.
"Aku sudah lama menunggu hal ini, menghancurkan keluarga Arya" ucap paman dengan tawa yang menggegar di ruangan.
"Rencana anda bagus tuan" ucap seorang lelaki yang membatalkan kontraknya denganku.
Aku masih berdiri di tempatku, melihat dan mendengar para pecundang itu menjelekanku.
"Baik tuan kalau begitu apa rencana tuan selanjutnya" tanya Radit pada paman.
"Saya ingin menghancurkan Topan dan ibunya" ucap paman.
Ingin rasanya aku mendobrak pintu dan membaku hantam kedua penghianat itu.
Tapi hatiku berkata jangan biarkan mereka selesai bicara.
"Baik tuan jika nanti anda butuh saya telpon saja saya" ucap Radit sambil berpamitan untuk pulang.
Aku gegas bersembunyi memalingkan wajah supaya dia tak mengenaliku.
Dia berjalan dan pergi benar saja dia tak mengenaliku.
Aku langsung masuk ke ruangan paman tanpa mengetuk pintu.
Aku berdiri di depan paman, aku melihat raut wajah paman tak bersahabat saat melihatku.
"Topan, mau apa kamu kesini" tanyanya gugup.
"Aku ingin menemui paman" jawabku dengan senyum manis padahal dalam hatiku ingin sekali aku tonjok muka penghianat itu.
"Untuk apa, bukannya kau sudah melupakan pamanmu ini" ucapnya sediki menyembunyikan wajah cemasnya.
Aku duduk di kursi Sofa yang berwarna coklat tua itu.
"Bukannya paman yang melupakan jasa papah saat dia masih hidup" ucapku menyeringai ke arahnya.
"Jasa papahmu yang mana hah" tanyanya sedikit menekankan setiap kata.
"Jasa papah yang sudah memberikan perusahaan ini pada paman" jawabku.
Paman mengutak atik ponselnya,
Tak lama kemudian dua orang satpam datang ke ruangan.
"Bawa bocah tengil ini keluar" teriak paman pada kedua satpam itu.
Aku berdiri dan mendekat pada paman.
"Aku akan datang lagi paman mengambil semua perusahaan ini" ucapku sambil tersenyum menyeringai.
Dua satpam itu menjegel tanganku.
"Lepas" teriakku " saya bisa keluar sendiri" ucapku lagi.
Terpaksa untuk kali ini aku mengalah dan pergi dari tempat ini.
Tapi suatu saat aku akan ambil hakku.
FLASHBACK ONN..
"Ram perusahaan ini aku titip padamu, jika nanti Topan sudah dewasa aku akan mengambilnya lagi" ucap papah di suatu waktu saat bertemu paman.
Mungkin umurku masih 12 tahun waktu itu.
"Tapi mas ini kan perusahaan kamu" ucap paman ragu.
"Iya aku ingin kamu juga merasakan hasil dari pemberian Ayah kita" ucap papah meyakinkan paman.
"Tapi mas aku gak berhak mengurus perusahaan ini, aku juga sudah punya cabangnya mas" ucap paman.
"Iya walau pun kamu itu adik tiri tapi aku sudah anggap kamu adik kandung sendiri" ucap papah kekeh kalau paman yang pantas untuk mengelola perusahaan ini.
"Baik mas aku akan jaga baik baik" ucap paman.
Saat perusahaan sudah di kelola oleh paman, aku, papah dan mamah pindah ke luar kota.
Kami pindah ke rumah peninggalan kakek, dan sejak saat itu papah mengelola perusahaan Arya Wijaya.
Dulu nama perusahaan yang di kelola paman adalah Wijaya Group namun karena penghianatan paman kini berubah menjadi Rama Wijaya.
FLASHBACK OFF....
Aku duduk di sebuah kafe dengan secangkir kopi yang menemaniku, rasanya kepalaku pusing sekali memikirkan bagaimana cara mendapatkan kembali hak keluargaku.
Bukannya aku serakah atau tamak tapi paman yang memulai duluan, dia ingin mencelakaiku dan bekerja sama dengan Radit untuk menghancurkan bisnisku.
Kenapa paman menginginkan aku dan keluargaku hancur?
Apa paman juga yang menyebabkan papah kecelakaan dan meninggal?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 174 Episodes
Comments