Flashback on.
"Tapi Sarah mamah mau segera punya cucu" ucapku memohon pada wanita yang ingin meninggalkanku ke luar negri.
"Maaf mas Topan, tapi aku gak bisa aku mau kuliah dulu ke london mas" ucap Sarah.
Aku menempelkan kedua tanganku, memohon untuknya agar tidak pergi meninggalkanku.
"Pliss Sarah mamah nyuruh aku cepet Nikah" ucapku masih memohon.
"Gampang mas kamu tinggal mencari wanita untuk kamu jadikan istri kontrak setelah kamu punya anak tinggalkan wanita itu" ucap Sarah angkuh.
"Tapi sarah itu bukan solusi yang baik, jika seperti itu aku menghancurkan kehidupan wanita itu nantinya" ucapku membantah solusinya.
"Lantas kamu mau gimana mas, kamu itu cuman direktur di perusahaan itu bukan pemiliknya" ucap dia meremehkanku.
"Tapi Sarah kata wasiat papah perusahaan itu akan jadi milikku jika aku sudah menikah" ucapku.
"Hahaha kamu becanda mas, mamah kamu gak bakal ngasih kalau kamu hanya Nikah saja tapi mamah kamu mau cucu" ucapnya " dan aku gak mau Nikah dan hamil untuk sekarang ini" ucapnya lagi.
Sarah pergi dengan rasa angkuhnya.
"Baik kalau begitu kita gak ada hubungan lagi Sarah" teriakku padanya.
"Terserah kamu mas, aku gak peduli" ucap Sarah sombong dan angkuh.
Aku mengacak rambut kasar, jujur aku sangat sayang kepada Sarah, bahkan aku takut jika Sarah pergi.
Dan sekarang semuanya terjadi.
Aku pulang dengan perasaan kacaw, aku membanting barang barang di kamarku ke segala arah.
Aku terduduk di lhantai bersandar di dinding.
'Kamu jahat Sarah' gumamku.
Tanpa terasa air mataku jatuh juga, walau pun aku seorang lakilaki tapi tetap saja ditinggalkan oleh orang tersayang pasti rasanya sehancur ini.
Tanpa kurasa aku tertidur di lantai.
Saat bangun aku melihat kamarku sanlgat berantakan, aku melihat jam dinding sudah pukul 7:00wib.
Aku bergegas mandi dan mengganti pakaianku.
"Mah aku mau bicara" ucapku yang melihat mamah berjalan ke arah dapur.
"Ada apa pan" tanya mamah lembut.
"Aku mau perusahaan arya Wijaya group menjadi milik aku" ucapku pada mamah sedikit memaksa.
"Topan kamu ini perusahaan itu memang sudah jadi milik kamu tapi kan kamu belum punya istri dan saat kamu punya istri nanti kepemilikan perusahaan akan di umumkan" jelas mamah dengan sejelas jelasnya.
Aku gegas mengambil kunci mobil dan melajukan mobilku menuju bandara.
'Semoga saja Sarah belum berangkat' gumamku.
Akhirnya aku sampai di bandara aku mencari ke sekitar, tapi aku tak menemukan Sarah karena padatnya penumpang pesawat.
"Maaf kalau penerbangan ke London pukul berapa" tanyaku pada satpam yang menunggu di sana.
"Pukul 11:00 wib pak" jawab pak satpam itu.
"Makasih pak" ucapku.
Aku Langsung berlari masuk dan menerobos calon penumpang pesawat, akhirnya aku menemukannya, wanita yang aku cari tengah duduk di kursi tunggu dengan memakai baju gaun warna maroon dan syal warna hitam, cantiknya.
Aku berjalan tergesa gesa menghampiri Sarah yang tengah mengutak atik ponselnya.
"Sarah " panggilku.
Sarah langsung menoleh kepadaku, dia berdiri dan bersiap mau meninggalkanku.
"Tunggu Sarah" teriakku " aku mau bicara sama kamu" ucapku lagi.
"Mau kamu apa mas" ucapnya setengah membentak.
"Sarah dengerin penjelasan aku dulu" ucapku sambil memegang tangannya.
Namun Sarah langsung menepis tanganku dengan kasar.
"Mau jelasin apa lagi mas " ucapnya seperti menyepelekanku.
"Mamah mau ngasih perusahaan itu asal kamu mau Nikah sama aku" ucapku masih memohon padanya.
"Maaf mas aku sudah terlambat" ucapnya sambil berjalan meninggalkanku yang masih mematung melihat kepergiannya.
Aku melihat dia masuk ke pintu pesawat.
Tak ada lagi harapan untukku bisa kembali dengan Sarah, buktinya dia pergi meninggalkanku.
Aku berjalan ke arah parkiran, dalam hati aku masih berharap Sarah turun dari pesawat dan menerima lamaranku.
Namun itu terlihat mustahil sampai pesawat berangkat aku tak melihat batang hidung Sarah.
'Baiklah Sarah aku akan cari penggantimu dan segera melupakanmu' batinku berkecamuk.
Aku pulang dengan harapan hancur, rasanya hati ini bagai di tusuk panah tajam yang menghunus dada.
Tapi aku harus bisa bangkit hidupku masih panjang.
'Aku harus semangat hanya karna Sarah pergi aku tak akan mati' gumamku.
Aku pergi ke kantor karena dari tadi Zahra mengirim pesan agar aku segera ke kantor.
Aku berjalan ke arah loby,
"Apa sekarang ada pertemuan" tanyaku pada Rudy.
"Ya pak," ucapnya.
"Persiapkan berkasnya dan antar ke ruangan saya" ucapku sambil berlalu.
Aku melihat ada lamaran kerja di atas mejaku,
Aku membaca dan melihat lamaran itu.
"Nita oktaviani, hehh hanya sebagai Og" gumamku.
Aku memencet nomot Zahra.
"Iya pak ada apa" ucap Zahra di sambungan telpon.
"Ke ruangan saya sekarang" ucapku dan langsung memutuskan panggilan telpon.
"Permisi pak" ucap Zahra.
"Masuk" teriakku.
"Ada apa pak" tanya Zahra dengan bibir gemetar.
Apakah aku semenakutkan itu.
"Kenapa berkas ini ada di meja saya" jawabku sambil memlempar berkas itu ke atas meja.
"Itu yang mau ngelamar kerja pak" ucap Zahra masih dengan bibir gemetar.
"Lain kali jika ada yang seperti ini lagi, kamu langsung terima saja, kantor kita kekurangan Ob, namun jika ada yang melamar sebagai karyawan baru kamu hubungi saya" jelasku dengan suara tenang supaya Zahra tidak ketakutan lagi.
"Baik pak saya permisi" ucapnya yang langsung pergi meninggalkan ruangan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 174 Episodes
Comments