"Mau makan apa Nit" tanyaku pada Nita.
"Apa aja mas yang penting enak" jawabnya sambil menyisir rambut panjangnya.
"Kalau ayam gimana" tanyaku lagi.
"Terserah mas saja aku ikut mau mas" ucapnya yang masih anteng menyisir rambutnya.
Aku pergi ke dapur melihat apa yang akan di masak oleh bi Iyem pembantuku.
"Bi mau masak apa" tanyaku pada bi Iyem yang sedang sibuk memotong sayur.
"Bibi mau masak sayur den, apa aden mau bibi masak yang lain" jawab bi Iyem.
"Tidak bi, " ucapku sambil duduk di kursi bangku.
"Oh ya Bi apa boleh saya bertanya" tanyaku.
"Ngegeh den" jawab bi Iyem yang masih sibuk menata sayur.
"Apa wanita hamil memang sedikit menyebalkan" tanyaku pada Bi Iyem.
Bi Iyem tertawa kecil, apa pertanyaannya lucu ya.
"Bukan menyebalkan den, tapi sedikit baperan" ucapnya masih terkekeh mentertawai pertanyaanku.
"Kalau lagi hamil memang begitu den, kadang tiba tiba marah kadang baik lagi seperti tak terjadi apa apa" jelas bi Iyem.
"Tapi Nita beda bi, dia jadi sering ngomong apa apa 'terserah mas, terserah mas' " ucapku sambil menirukan gaya bibir Nita.
"Itu artinya aden harus peka, apa yang dia suka dan yang tidak dia suka pasti aden tau kan" ucap bibi sedikit menyentil hatiku.
Bahkan aku tidak tau Nita suka apa dan Nita tidak suka apa, dasar aku suami yang tak tahu tentang istrinya.
"Ehh Topan kamu sedang apa" tanya mamah yang melihatku sedang duduk melamun di dapur.
"Tidak mah aku nunggu bi Iyem masak" jawabku.
"Tunggu siapa dia mah" tanyaku pada wanita yang berdiri dekat mamah.
"Oh kenalin dia Siti," jawab mamah.
"Dia akan bekerja di sini membantu bi Iyem" ucap mamah lagi.
Aku tak begitu menanggapi itu. Apa peduliku tentang pekerja mamah.
Aku mengambil piring menuangkan nasi dan sayur, tahu, tempe sebagai temannya.
Aku membawa piring ke kamarku.
"Nit makan dulu ya" tanyaku ternyata Nita sedang melipat pakaianku.
Aku mendekat ke arah Nita.
"Jangan dekat dekat mas, kamu bau" ucap Nita sambil menutup hidungnya yang pesek itu.
"Bau apa Nit, saya kan udah mandi" ucapku sambil mengendus tubuhku.
"Bukan mas yang bau tapi sayur itu bau mas" ucap Nita yang langsung berlari ke kamar mandi memuntahkan isi perutnya.
' bau gimana ini itu bau enak Nit' gumamku.
" bawa kebawah mas bau nya masuk ke kamar mandi" ucap Nita sambil memaksaku untuk cepat pergi.
Aku langsung keluar kamar membawa piring tadi yang tak sempat Nita sentuh.
"Kenapa pan" tanya mamah " kok nasinya utuh" tanya mamah lagi.
"Nita muntah muntah mah, katanya sayurnya bau ini juga malah suruh dibawa lagi piringnya" jawabku.
"Orang hamil itu begitu pan kalau cium yang bau dikit aja langsung mual muntah" ucap mamah.
Aku duduk di Sofa memainkan ponsel yang berjejeran Notif dari sosmedku.
Aku melihat ada satu akun yang tak asing untukku.
'Nita oktaviani' gumamku.
Aku langsung membuka akun itu ternyata...
'Nita punya Ig' gumamku sedikit terkejut.
Aku membulatkan mataku saat melihat status terkini Nita.
Ada potoku yang sedang tidur disana bercaption ( terima kasih sayang )
Apa Nita membuat stat tentang diriku tapi aku tak tau.dasarr.
Aku mengscrool kembali ternyata masih banyak status Nita yang tak aku ketahui.
Ada poto Nita dengan teman lamanya.
Ada poto tespeck dengan caption ( sehat sehat anakku sayang).
'Ternyata Nita sering sekali mengupdate potoku di sosmednya' gumamku.
Ada rasa senang dihatiku, karena melihat potoku dengan caption Sayang.
Apa Nita bener sudah jatuh cinta padaku ya.
Aku jadi semakin bahagia di buatnya.
Tenyata harapanku tak sia sia, untuk menjadikan Nita benar benar Istriku bukan istri kontrak lagi.
Aku melihat ternyata Nita sedang Online.
'Apa aku folow aja dia, tidak tidak aku akan biarkan dia membuat apa saja dan aku akan pantau dia' batiku.
Aku langsung berjalan ke kamar, entahlah pokonya aku sedang ingin sekali bersama Nita sekarang.
"Nit mas boleh masuk" tanyaku sambil mengetuk pintu.
"Masuk mas" ucapnya.
Aku masuk dan Nita sedang duduk bersandar di dinding ranjang mengutak atik ponselnya.
"Sedang apa Nit" tanyaku basa basi.
"Lagi duduk sambil bernafas" jawabnya bercanda.
Nita tertawa sehingga memperlihatkan lesung di pipinya. Ahh manis sekali.
"Mas suatu saat jika anak kita ini lahir, tolong jaga dia, besarkan dia dengan kasih sayang aku gak mau dia merasa kesepian hanya karena tanpa kehadiran seorang ibu" ucap Nita, matanya sedikit berembun.
"Kamu ini ngomong apa Nit" ucapku membantah ucapannya.
"Makasih mas walau pun aku hanya istri kontrak kamu, aku merasa bahagia dan aku merasa aku punya keluarga utuh" ucapnya lagi sambil meneteskan embun yang dari tadi ia tahan.
"Sudah jangan bicarakan itu lagi" ucapku sambil memeluk erat tubuhnya seperti diri ini enggan untuk kehilangan Nita.
Tok tok tok.. ( suara ketukan pintu)
Aku membuka pintu dan menyeka air mata yang sempat jatuh tadi.
"Maaf pak ini susunya mau di taruh dimana" ucap Siti sambil membawa nampan yang berisi segelas susu.
"Bawa ke dalam dan berikan pada Istriku" jawabku.
Setelah memberikan susu pada Nita, Siti langsung bergegas pergi, entah kenapa jika di lihat dari gerak gerik Siti, sepertinya sangat mencurigakan bahkan dia sering ngendap ngendap jika berjalan di dalam rumah. Seperti maling yang mau mencuri.
"Siapa dia mas" tanya Nita yang membuyarkan lamunanku tentang Siti.
"Diaa pembantu mamah yang baru" jawabku.
"Oo cantik ya" ucap Nita lagi.
"Tetap saja cantikan kamu Nit" gumamku yang masih bisa di dengar oleh Nita.
Nita hanya terkekeh pelan,
"Nit untuk yang tadi, aku mohon kamu jangan pergi ya, nanti jika anak ini lahir aku gak mau kamu pergi dan meninggalkan kami" ucapku sedikit memohon pada Nita dan sesekali mengelus perut Nita.
"Tapi mas kontrak kita kan cuman setelah anak ini lahir" ucap Nita.
"Jika bisa aku akan perpanjang kontraknya lagi boleh" tanyaku dengan tersenyum.
"Mas apa kamu mau menyiksaku" tanya Nita.
"Apa menyiksamu" tanyaku.
"Iya menyiksaku dengan memberi harapan palsu, padahal aku sudah merasa bahagia mas" ucap Nita.
"Gimana kalau kamu jadi istri sah saya" ucapku dengan sangat memohon.
"Sudahlah mas aku gak mau bahas itu lagi" ucap Nita yang langsung berbaring membelakangiku.
Hari ini aku memilih untuk melihat lihat berkas yang dulu pernah aku simpan di gudang kantor.
Dengan di temani Rudi pegawaiku, aku mengambil berkas dengan map berwarna merah, ternyata hanya berisi lembaran yang tak penting.
Aku mengambil lagi map berwarna kuning.
Tunggu ada poto di dalamnya.
Foto wanita dengan seorang lelaki yang memakai pakaian pengantin.
Mereka sedang tertawa dan......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 174 Episodes
Comments
ancaaaaaluv
kita saling bantu yok. jan lupa komen juga
2022-04-11
0
ancaaaaaluv
lanjut kak! mampir juga di novel ku. langsung pencet profilku aja
2022-04-11
0