Di kediaman Wijaya Kesuma pagi ini, semua orang tengah berkumpul untuk sarapan bersama sebelum memulai aktivitas masing-masing.
Sudah seperti agenda pagi yang tidak pernah terlupakan, perdebatan antara Rayhan dan papa nya selalu menjadi bumbu penyedap sarapan mereka.
"Masih hidup kamu?" Kata sambutan yang selalu di dengar Rayhan setiap paginya.
Terlalu malas menanggapi, pria itu berjalan santai menuju meja makan.
"Selamat pagi Ray.. Kamu telat bangun lagi?" Tanya Sonya yang datang membawa beberapa makanan dari dapur.
"Hmm, Sedikit mah." Jawab Rayhan acuh, terlalu malah untuk mengeluarkan suara.
"Halah. Paling juga clubbing lagi kan, sudah berapa kali saya bilang. Jangan menghamburkan uang saya dengan hal tidak berfaedah! " Bentak papa nya, yang membuat Rayhan merasa frustasi.
"Bahkan uang papa nggak pernah sedikitpun aku pakai."
Cih!
Rayhan menatap sinis, baru saja papa nya berdecih dihadapannya.
"Ekheem." Sadar akan suasana yang mulai memanas membuat Roland angkat suara. Mengalihkan perhatian papanya.
"Saya tidak ingin berdebat pagi ini." Ucap Wijaya Kesuma kemudian, setelah melahap makanan nya.
Rayhan hanya angkat bahu, menolak peduli dengan ucapan papa nya. Sampai suara papa nya kemudian membuatnya melongok.
"Rayhan." Panggil papa nya, dengan nada yang sedikit bersahabat.
Rayhan dan Roland kompak menoleh pada papa nya. Sangat jarang pria itu memanggil anak bungsu nya dengan sebutan nama.
"Ada yang ingin saya beritahukan!" Dia menoleh sekilas pada Rayhan. Lalu melanjutkan kalimatnya. "Saya ingin menjodohkan kamu dengan salah satu anak Menteri Kesehatan" Kalimat Wijaya Kesuma sukses membuat semua orang yang ada dimeja maka tersentak kaget.
Terkecuali Rayhan, dia hanya menghela nafas kemudian membanting sendok nya. Merasa jengah, pantas saja papa nya bersikap seperti itu. Ternyata ada niat dibalik panggilan hangat nya barusan.
"Besok, temui dia. Papa sudah mengatur semua pertemuan nya. Kamu tinggal datang dan temui gadis itu, nama nya Clara."
Rayhan terkekeh hambar, menatap pria dihadapannya. Yang barusaja membahasakan diri sebagai seorang papa. Rayhan sangat asing dengan kata yang barusaja dilontarkan papanya. Yang lebih membuat emosi nya mendidih adalah masalah pertunangan. Tidak ada angin atau badai tiba-tiba pria yang barusaja mengaku sebagai papa nya itu memberitakan bahwa dia akan ditunangkan dengan seorang gadis yang bahkan tidak dikenali nya.
"Tidak." Menjawab dengan nada tegas, tanpa menatap papa nya.
"Ayolah Ray, temui dulu gadis itu. Papa sudah memilihkan untuk kamu. Dia cantik, papa yakin kamu pasti suka." Rayu papa nya dengan nada selembut mungkin.
Membuat Rayhan semakin muak mendengarnya, kata-kata dan nada itu terdengar begitu asing di pendengarannya.
"Tidak." Sekali lagi menolak tanpa keraguan. Rayhan tidak ingin ikut campur dalam permainan papa nya, apa lagi menjadi target dalam permainan itu.
"Kamu!" Sudah keluar bentakan seperti biasanya. Bahkan Rayhan lebih suka di bentak dibandingkan nada bersahabat papanya tadi.
"Aku nggak minat." Tolak nya sambil menoleh sekilas pada Wijaya Kesuma.
Wijaya Kesuma tampak menghela nafas, menahan emosi yang sudah meluap. Dia harus berhasil membujuk anak bungsu nya, demi aksi panjat sosial yang dia lakukan. Anak menteri itu cantik, dan yang jelas sepak terjang nya dalam dunia politik akan semakin di segani jika menjadi besan dari seorang menteri.
"Papa mohon. Kamu tidak harus menjawab sekarang, yang penting temui dulu gadis itu. Dia sangat cantik. Papa yakin kamu suka." ..
Cih! Rayhan berdecih sinis. Cantik?! Bahkan orang yang dicintainya dulu luar biasa cantik. Tapi akhirnya dia di kecewakan lagi.
"Tidak!" Masih kekeuh dengan jawaban awal. Memang Rayhan adalah orang yang tidak akan pernah merubah pendirian.
"Ayo lah Ray. Sekali-sekali buat lah papa bangga. Kamu memang tidak ingin membuat papa bangga? Seperti Roland yang selalu membuat papa bangga?"
"Pah!" Roland buka suara. Tidak suka dirinya dibanding-bandingkan dengan adik nya.
"Tidak!" Lagi-lagi Rayhan menjawab semaunya. Membuat papa nya yang sejak tadi menahan emosi langsung menggebrak meja.
"Aku Rayhan. Bukan Roland yang selalu nurut apapun perintah papa. Aku Rayhan, bukan Roland yang selalu membanggakan papa. Dan aku Rayhan, bukan Roland yang bisa papa jadikan umpan untuk panjat sosial !" Kalimat panjang lebar yang diucapkan Rayhan tadi berhasil menghunus papa nya. Wijaya Kesuma menunduk beberapa saat, mencerna kalimat Rayhan.
Roland dan Sonya tersentak kaget mendengar kalimat Rayhan, sejak 4 tahun lalu inilah kali pertamanya mereka mendengar Rayhan bicara dengan kalimat panjang lebar.
"Permisi!" Pungkas Rayhan, lalu bangkit meninggalkan ruang makan.
* * * * * * * *
"Han mana?" Tanya Agung sambil duduk diantara Candra dan Dion.
"Jangan panggil Han, lo tau kan bos nggak suka!" Timpal Dion sambil melahap bakso kuah nya.
"Candra. Han belum dateng?" Bertanya pada Candra, enggan mendengarkan ocehan Dion.
"Belum." Candra angkat bahu acuh, tidak tertarik dengan obrolan Agung dan Dion.
Ada sesuatu yang lebih mengganjal pikiran nya sekarang.
Tadi sebelum ke kantin, dia bertemu pacar nya di parkiran. Dan pacar nya itu memberitahu tentang kepulangan gadis yang dulu dicintai Rayhan. Mungkin masih sampai saat ini, hanya Rayhan yang tau bagaimana hatinya.
Lisa, tadi Candra sempat bertemu dengan Lisa. Dan gadis itu menceritakan semuanya, kemarin bertemu dengan Kayla di rumah sakit bersama Viona.
Candra bimbang, haruskah dia memberitahu Rayhan kabar ini. Dia takut, bagaimana jika kabar ini membuat luka lama Rayhan tertoreh kembali dan membuat nya semakin terpuruk.
Tapi jika tidak diberitahu, Candra bahkan yakin jika sampai saat ini Rayhan masih sangat mencintai gadis itu. Ahh, entah lah. Candra mengerang frustasi sambil menyeruput minuman nya.
Braakk!
Gebrakan di meja membuat mereka bertiga tersentak. Doni yang sedang melahap bakso sontak menyemburkan bulatan daging itu. Hampir mengenai Agung yang langsung berteriak istigfar.
"Astagfirullah, Han kalau dateng itu pakai salam. Bukan mukul meja." Ucapan Agung lantas membuat nya kena lemparan kotak tisyu dari Rayhan.
"Kenapa lo bro? Debat lagi sama bokap lo?" Tanya Candra yang sudah hafal rutinitas pagi sahabatnya.
Rayhan berdehem acuh lalu menyeruput minuman Candra yang masih penuh karena di tinggal melamun tadi.
"Siapa yang menang?" Tanya Dion antusias, dia dan Agung juga sedikit tahu tentang masalah keluarga Rayhan.
"Bokap gue."
"Waahh gila bokap lo jago debat ya haha. Kenapa gak coba lo suruh aja debat sama Mbak Najwa Shihab. Gue yakin bokap lo klenger-klenger jawab pertanyaan nya. Presiden aja di skak-mat ahhaha." Candra menimpali dengan kalimat receh nya.
Rayhan hanya angkat bahu acuh, tidak peduli dan tidak mau membahasnya.
Candra menatap Rayhan, tiba-tiba teringat ucapan Lisa tadi. Dia jadi diam, menimbang apakah memberi tahu Rayhan atau tidak.
"Ray." Ucap nya kemudian setelah menentukan keputusan. " Kayla balik."
"Hem?" Rayhan tidak mendengar jelas ucapan Candra karena suara bising kanting padat pengunjung ini.
Candra menghela nafas, lalu mendekatkan dirinya pada Rayhan. "Kayla balik ke Indonesia, semalem." Kalimatnya sukses membuat sebuah gelas mendarat dengan mulus dilantai.
Sontak membuat para penghuni kantin menoleh kearah meja mereka, membuat Rayhan langsung menyetel tampang garang nya.
"Lo.. Tau dari siapa dia Balik?" Suara Rayhan terdengar bergetar, menandakan dia sedang gugup saat ini.
Bagaimana tidak, dia barusaja mendengar kabar kepulangan gadis yang amat dicintainya itu setelah menghilang beberapa tahun lalu. Ada yang mendesir dihatinya, kerinduan, kekecewaan, kemarahan, kekhawatiran, semua campur aduk jadi satu.
Yang jelas, dia hanya rindu. Ingin melihat seperti apa gadis itu sekarang. Masih sama kah seperti dulu, atau sudah berubah?.
Entah lah, Rayhan tidak tahu. Yang jelas gadis itu tidak mencintainya, itu yang diucapkan Kayla melalui surat yang dia kirimkan untuk Rayhan tepat sebulan setelah kepergiannya.
Luka dalam hati Rayhan kembali terbuka saat mengingat kalimat-kalimat pahit yang diucapkan Kayla melalui suratnya. Membuat Rayhan sangat membenci gadis itu. Yaa Rayhan sangat membenci, namun juga sangat mencintai gadis bernama Kayla itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Fumi Ajjah
mulai suka thorr
sm ceritanya 😍😍
lanjuutt
2020-08-20
3
Mai Ra
Keren 👍
2020-07-05
4
Syugerr
Ray jadi trauma deketan ma cewek
2020-06-03
8