UF S

Terkadang, hati yang terlalu berharap akan sebuah rasa yang terbalas akan terasa sakit, jika hanya penolakan yang didapat.

Kadang logika berkata sudahlah, tapi hati menetapkan berjuanglah. Begitu yang dirasakan Clara. Gadis itu memberengut kesal, karena segala upaya nya menarik perhatian Rayhan terasa sia-sia. Pria itu hanya sibuk dengan ponselnya, seperti tidak menyadari keberadaan Clara disisinya.

Kesal, Clara merampas ponsel itu dari sang empunya. Yang Membuat Rayhan langsung menatap tajam. "Balikin!" Tegas nya, tangan nya terangkat meminta ponsel itu dari tangan Clara.

Gadis itu membuka ponsel yang memang belum terkunci. Gadis itu menatap kesal, melihat gambar yang menjadi layar utama Rayhan adalah foto seorang gadis dengan rambut panjang kecoklatan.

"Dia siapa?" Ketus Clara sambil menghadapkan ponsel itu pada Rayhan.

Tangan Rayhan tergerak untuk meraih ponsel itu, tapi Clara lebih dulu menariknya lagi.

"Jawab dia siapa Han?" Suaranya makin lantang, membuat beberapa pengunjung cafe yang berdekatan dengan mereka kontan menoleh.

Kenapa gue kaya orang yang ketahuan selingkuh sih?! Dengus nya sambil menatap malas pada Clara.

"Bukan urusan lo." Rayhan mengecilkan suaranya, tidak mau menjadi pusat perhatian lagi.

Clara mendengus, lalu memeriksa lagi ponsel milik Rayhan. Tidak lama, gadis itu mulai berpose dengan berbagai gaya nya. Membuat Rayhan mendelik sebal, jika bukan karena paksaan papa nya dengan mengancam akan mengundang Clara dan keluarganya untuk makan malam bersama tentu dia tidak akan mau menghabiskan waktu bersama gadis ini.

Clara meraih tangan Rayhan, lalu mengembalikan ponselnya. "Jangan diganti foto gue." Ucapnya sambil mengedipkan sebelah mata. Rayhan memutar bola mata, jengah harus berlama-lama dengan gadis ini.

"Terserah lo." Dengus Rayhan sambil menyeruput minuman nya, memutuskan untuk tidak perduli dengan apapun yang dikatakan gadis itu.

"Han, lo belum jawab pertanyaan gue. Cewek itu siapa?" Tanya Clara, dia merasa tidak asing dengan mata dari gadis itu.

Pemuda itu hanya angkat bahu tak perduli, baginya mengisi tenaga dengan suplay makanan lebih menarik daripada mengobrol dengan Clara.

"Gue tanya dia siapa, jawab Han!" Habis sudah kesabaran Clara. Gadis itu membentak karena tak kunjung mendapat jawaban dari Rayhan.

Suara Clara kembali menarik perhatian para pengunjung yang merasa terganggu dengan kebisingan mereka, Rayhan menarik tangan Clara agar keluar dari tempat ini. Cukup sudah, Rayhan sudah tidak mau menjadi pusat perhatian.

"Lepasin tangan gue!" Clara menghempas tangan Rayhan. Jika disituasi normal, gadis itu pasti merasa senang Rayhan mau menyentuhnya. Tapi pada situasi seperti ini, hal itu tidak lebih penting daripada mengetahui gadis yang ada di ponsel Rayhan.

"Lepasin Han. Gue mau tau siapa cewek itu." Sekali lagi Clara menghempas tangan Rayhan yang mencengkram lengan nya.

"Penting buat lo tau?" Tanya Rayhan, melepaskan cengkraman nya dari Clara. Mereka kini sudah berada di area parkir, gadis itu mengusap tangan nya yang terasa perih bekas tangan Rayhan.

"Lo itu tunangan gue Han, dan lo punya photo cewek lain di ponsel lo?!" Clara menatap tajam pada Rayhan, rasa cemburu mengusik hatinya.

"Jangan lupa fakta, pertunangan ini cuma kesepakatan dua keluarga!"

Clara terdiam, hatinya perih. Seperti sebuah belati menghunus tajam hatinya. Bagaimana bisa dia ditolak secara terang-terangan begini.

"Siapa dia Rayhan?" Suara Clara sudah tak segirang tadi, seperti lirihan yang menggambarkan isi hatinya.

"Orang yang gue cinta." Dulu, sekarang dan yang akan datang!

Deg! Air mata yang tadi sudah menggenang di pelupuk mata Clara kini sudah membasahi pipinya.

"Han." Lirih nya sambil memalingkan wajah, Clara sudah tak sanggup menahan air matanya.

Gue bahkan kalah sebelum berjuang! Gumam nya sambil menyeka air mata, setelah itu berbalik menghadap Rayhan dengan senyuman lebarnya.

Gue nggak akan kalah, gue tunangan lo Han!.

Rayhan menatap Clara, dari matanya yang memerah Rayhan tahu gadis itu menangis. Ada rasa kasihan dihatinya, tapi Rayhan harus begini. Jika dia bersikap baik pada Clara bukankah hal itu justru akan menumbuhkan harapannya semakin besar, dan akan semakin besar pula sakit hati yang didapat Clara sebagai balasan.

"Jangan berharap banyak dari hubungan ini, gue nggak mau lo terluka."

Clara menggeleng, air matanya yang ditahan nya agar tak kembali terjatuh nyatanya sudah membasahi pipinya lagi. Gadis itu menunduk, menyembunyikan raut kecewa diwajahnya.

Ternyata sesakit ini ditolak sebelum menyatakan rasa.

"Sorry." Ucap Rayhan seraya mengelus puncak kepala Clara.

Rayhan berbalik, meninggalkan Clara yang tengah menunduk menahan isak tangis. Bukan Rayhan kejam pada gadis itu, tapi hatinya sudah memiliki penghuni. Dan dia tidak ingin menyakiti Clara dengan harapan palsu dengan bersikap baik, sama seperti Clara. Rayhan juga harus berjuang mendapatkan cintanya.

Langkah nya terhenti, saat sepasang tangan melingkar erat di perut nya. Rayhan menghela nafas, memang susah memberi penjelasan pada gadis seperti Clara ini.

"Kasih gue kesempatan Han, please!" Lirih nya tertahan, suaranya hampir tak terdengar dibalik punggung Rayhan.

* * * * * * * * * * * * * * * * * *

Pagi ini, Rayhan yang sudah siap dengan setelan andalan nya. Pagi ini dia bersemangat berangkat ke kampus, karena hari ini jadwal nya untuk belajar bersama Kayla dan Alex.

Dengan mood yang sudah sempurna, pria itu bersenandung sambil menghampiri ruang makan. Setahu Rayhan,seharusnya hari ini papanya ada perjalanan keluar kota lagi. Jadi tidak perlu ada perdebatan panjang yang membuat olahraga jantung di ruang makan.

"Duduk!" Suara tegas Wijaya Kesuma menyambut kedatangan Rayhan, sedangkan Roland beberapa hari ini harus melakukan perjalanan bisnis keluar negeri. Pria yang hampir menginjak usia 30 tahun namun masih setia melajang itu memang tergila-gila dengan pekerjaannya hingga tak memiliki waktu untuk memikirkan wanita.

Rayhan memutar bola mata jengah, baru tadi dia mendambakan sarapan dengan tenang nyatanya sudah diterpa kenyataan pahit.

"Apa yang kamu bilang pada Clara semalam? Saya suruh kamu bersikap baik sama dia, kenapa malah buat dia menangis hah?" Sergah Wijaya Kesuma, semalam dia mendapat telfon dari papi Clara dan mengatakan bahwa anak gadis nya pulang sambil menangis, dan itu pasti ulah Rayhan.

"Benar-benar anak tidak berguna! Saya hanya menyuruh kamu bersikap baik, apa susahnya Rayhan?! Dia itu tunangan kamu!"

"Baru calon pa, calon tunangan!" Tegas Rayhan, ingin mengingatkan papanya jika hubungan mereka memang belum diresmikan.

"Pa, mama nggak suka lo sama Clara dan mami nya. Mereka terlalu sombong pa." Sonya yang baru datang dari dapur ikut nimbrung dengan obrolan Rayhan dan papanya.

"Clara itu anak baik mah, dia cocok untuk Rayhan. Bisa menjamin masadepan Rayhan."

Trankk!!

Rayhan menghempaskan sendok nya mendengar ucapan papanya, apa maksud nya dengan menjamin masadepan? Memangnya selama ini papanya menganggapnya seperti apa sampai harus menggantungkan masadepan pada seorang gadis.

"Aku bisa menentukan dan menjamin masadepan ku sendiri pah!" Rayhan tidak terima, bagaimana bisa dipandang begitu rendah oleh papanya sendiri.

"Hah! Memang apa yang bisa kamu lakukan? Setiap hari hanya menghabiskan umur di club malam, cih!"

Rayhan terkekeh sinis mendengar ucapan papanya, jika kalian mengira dia sakit hati. Tentu saja dia merasa sakit, walaupun sudah terbiasa mendengar cacian dan hinaan papanya. Tapi tetap saja, anak mana yang hatinya tidak sakit mendengar hinaan dari orangtua sendiri.

"Bulan depan pertunangan kamu dan Clara akan diresmikan. Saya harap kali ini kamu tidak mengecewakan saya, buktikan kalau kamu memang pantas menjadi bagian keluarga Wijaya Kesuma." Tegas Wijaya lalu beranjak dan melenggang pergi meninggalkan Rayhan yang belum sempat menjawab.

"Rayhan nggak mau meneruskan pertunangan ini pa!" Rayhan ikut berdiri, dan menatap punggung papanya dari kejauhan.

"Kalau kamu tidak mau, silahkan angkat kaki dari rumah ini. Sudah cukup saya mengurus dan memberi makan anak tidak tau terimakasih seperti kamu! Dari awal saya tidak pernah mengharapkan kehadiran kamu kedunia ini, tapi mama kamu itu yang bersikeras mempertahankan. Kalau tau kamu akan jadi anak pembangkang, sudah dari dulu saya membuang kamu!" Kalimat menyakitkan itu terlontar dengan sempurna dari Wijaya Kesuma dengan membelakangi Rayhan.

Deg! Rayhan kehilangan keseimbangan, seluruh tubuhnya bergetar hebat. Menerima kenyataan pahit untuk kesekian kali dalam hidupnya, bukan lah sesuatu hal yang mudah untuk dilewati.

Buliran bening jatuh dari mata hitam pekat Rayhan, begitu sakit hatinya mendengar ucapan itu dari sang papa.

"Papa cukup!" Teriak Sonya sambil menghampiri dan mendekap Rayhan yang hilang keseimbangan.

"Apa yang papa katakan? Rayhan itu anak kita pa, kenapa papa tega sekali mengatakan hal seperti itu pada anak papa sendiri?!" Teriak Sonya dengan marahnya, ucapan Wijaya untuk Rayhan membuat hatinya begitu sakit. Lalu bagaimana dengan Rayhan, yang mendengar sendiri kalimat menyakitkan itu.

Wijaya Kesuma meninggalkan ruang makan, tanpa menoleh sedikitpun pada Rayhan dan Sonya. Tidak merasa bersalah sama sekali dengan kalimat yang barusaja dia ucapkan.

"Aku udah nggak kuat ma. Udah cukup semua ini." Lirih Rayhan, menenggelamkan tubuhnya dalam pelukan Sonya.

Rayhan menangis sejadinya dalam pelukan sang mama, menumpahkan segala rasa sakit yang dia sembunyikan dibalik ketegarannya selama ini.

Rayhan sudah tidak kuat, ucapan papanya kali ini benar-benar membuat hatinya hancur. Bagaimana tidak, disaat anak lain mendapatkan begitu banyak kasih sayang dan cinta dari papanya. Justru hinaan, cacian dan amarah lah yang selama ini diterima Rayhan dari Wijaya Kesuma.

Mengapa hidup begitu adil bagi beberapa orang, Tuhan Maha Adil dalam segala hal. Diluar sana begitu banyak orang yang mendamba harta, kemewahan, jabatan. Namun disisi lain, ada segelintir orang yang begitu menginginkan kasih sayang dan cinta namun tak pernah mereka dapatkan.

Satu hal yang bisa kamu petik sebagai pelajaran, segala apa yang kamu miliki dalam kehidupan jangan lupa bahwa itu adalah Anugrah dari Tuhan. Beruntunglah jika kamu termasuk orang yang memiliki harta dan kasih sayang. Karena dibelahan dunia lain, ada begitu banyak orang yang mendambakan dua hal itu.

Dan betapa beruntung dirimu jika mempunyai kasih sayang dan dan harta yang berlimpah. Jangan lupa bersyukur, Tuhan tidak mencintai makhluk yang kufur!

* * * * * * * * * * *

Terpopuler

Comments

Sulastri Tri

Sulastri Tri

kejam sekali bpk nya

2021-08-25

0

Arna AMPM

Arna AMPM

bijak bangeeet

2020-08-12

1

Kim Rahma💜

Kim Rahma💜

kebanyakan yg punya harta kekayaan jauh dri kasih sayang, dan sebaliknya, yg berlimpah kasih sayang tpi tak punya kekayaan.

2020-07-10

7

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!