Rayhan meneguk wine nya dengan semangat, entah sudah berapa tegukan berhasil menyapu tenggorokan nya. Menyisakan rasa hangat, namun pusing dikepala.
Malam ini pria itu kembali ke tempat terkutuk yang menjadi candunya.
Dia merasa frustasi, melihat kedekatan Kayla dan Alex yang akhi-akhir ini semakin lengket. Rayhan merasa semakin hari semakin jauh saja jaraknya dengan gadis bercadar itu.
Bahkan nyaris tak ada kesempatan bagi Rayhan untuk mendekati Kayla saat ada Alex, karena pria itu selalu saja mempunyai trik untuk mengalihkan perhatian Kayla agar hanya fokus padanya.
Rayhan sadar, sepertinya dia dan Alex memang akan menjadi rival abadi dalam hal menarik perhatian Kayla.
Belum selesai masalah Alex. Rayhan juga dipusingkan dengan keberadaan gadis yang akhir-akhir ini juga semakin menggilainya. Clara, gadis itu sepertinya memang sudah benar-benar jatuh hati pada Rayhan. Dia bahkan sempat menyatakan perasaan nya dengan tidak tahu malunya.
"Han, jadi pacar gue ya. Lo gemesin, gue suka nggak tahan." Ucapnya saat berada didalam mobil beberapa hari lalu setelah Rayhan menjemputnya dirumah karena perintah sang papa.
"Lo gila?" Tanya Rayhan saat itu, benar-benar tidak habis pikir dengan jalan pikiran gadis ini.
"Ayo lah Han, ayo kita pacaran beneran. Cukup tunangan pura-puranya." .
"Jangan mimpi." Tegas Rayhan, menoleh sekilas lalu fokus mengendarai mobilnya.
Clara menghela nafas mendengar ucapan Rayhan, entah mengapa ucapan pria itu acap kali membuatnya selalu sakit hati. Padahal sebelumnya, tidak pernah dia merasakan hal itu pada pria lain.
Gadis cantik sekelas Clara memang selalu banyak kaum adam penggilanya, hingga dia tinggal memilih dengan siapa akan bekencan dan siapa yang akan ditinggalkan. Tapi Rayhan, jangankan untuk mengajaknya berkencan. Memiliki rasa tertarik saja sepertinya tidak mungkin.
"Stop! Lo nggak bosen hidup begini terus?" Suara Candra terdengar, diikuti sebuah tangan merampas paksa gelas dari tangan Rayhan.
"Pergi!" Bentak Rayhan kesal, disaat melakukan kesenangannya selalu saja Candra datang menganggu.
"Lo mau sampai kapan begini Ray? Lo gak bosen, menghabiskan waktu sama uang lo di tempat terkutuk kaya gini?" Tanya nya sambil menunjuk orang-orang yang sedang berjoget ria dengan musik berdentum keras.
"Udah cukup Ray, cukup menghancurkan diri lo sendiri. Gue udah bosen liat lo hidup kaya gini." Candra duduk, berusaha bicara baik-baik dengan Rayhan.
"Bukan urusan lo!" Jawab Rayhan acuh, lalu meraih kembali gelas kosong dan mengisi dengan wine.
"Coba lo pikir baik-baik, lo begini karena siapa? Kayla kan. Dan lo liat, dia bahkan baik-baik aja setelah ninggalin lo. Tapi lo, malah hancur kaya gini. Sadar Rayhan, kenapa lo harus hancur kaya gini sedangkan dia baik-baik aja."
"Tapi gue cinta dia Can, gue sayang." Racau Rayhan sambi menatap nanar mata Candra.
"kalau lo masih cinta, perjuangain. Bukan malah lo biarin dan melampiaskan rasa sakit lo ketempat terkutuk ini.
Kalo lo cinta sama Kayla, gak seharus nya lo ada disini Ray. Lo sendiri tau dia gimana sekarang, dia alim. Taat beragama, gak akan mau sama laki-laki pemabuk kaya lo!"
Rayhan terdiam, benar ucapan Candra. Gadis itu pasti tidak akan mau dengan pria berlumur dosa sepertinya.
"Ini terakhir kalinya gue kesini dan nasehatin lo Ray, untuk kedepan terserah lo mau gimana. Gue nggak akan peduli lagi, yang jelas gue cuma mau kasih tau. Saingan lo berat, Alex orang taat beragama. Dia baik, dan lo nggak akan mungkin menang. Lo jauh dibelakang dia. Perbaiki diri, masih belum terlambat Ray!"
* * * * * * * * * *
Rayhan berjalan cepat menyusuri gedung perpustakaan, tujuan nya bukan untuk belajar atau mencari materi. Melainkan mencari Kayla yang katanya sedang berdua dengan Alex mengerjakan tugas. Dia tidak rela membiarkan Kayla berdua dengan Alex, lebih lagi dia tau jelas bagaimana perasaan Alex pada Kayla.
Brukkk. Tumpukan buku tebal mendarat diatas meja, membuat Kayla dan Alex yang sedang fokus pada buku mereka masing-masing langsung mendongak. Mencari tahu si pelaku yang hampir membuat jantung mereka terbang melayang.
"Astagfirullah. Kamu nggak bisa ya kalau dateng ucap salam, bukan lempar buku?" Alex melirik tajam, lalu tersenyum mencibir.
"Assalamualaikum." Ucapnya acuh lalu duduk di kursi sebelah kiri Kayla. Membuat gadis itu risih duduk diantara dua pria.
"Bisa tolong di geser kursinya, aku nggak nyaman." Ucapnya sambil menoleh Rayhan dan Alex bergantian. Dua pria itu bergeser beberapa senti menjaga jarak dari Kayla.
"Kakak kesini mau cari materi juga?" Tanya Kayla heran, setahu nya dia tidak berada di kelompok yang sama dengan Rayhan untuk mata kuliah Makro Ekonomi.
"Gue disini untuk mencegah fitnah, lagi pula gak baik cewek sama cowok berduaan. Yang ketiga nya syaiton." Ucap nya mempertegas kata terakhir sambil melirik Alex.
Yang dilirik tentu saja tidak terima. "Kalau gitu kamu dong syaiton nya, kamu kan yang ketiga." Ucap Alex melirik Rayhan tak kalah tajam.
"Astagfirullah. Alex nggak baik ngomong gitu." Tegur Kayla sambil mendongak dari bukunya, lalu melirik Alex sekilas.
Merasa dibela, Rayhan menjulurkan lidah nya mengejek Alex.
"Tadi pagi kamu gak masuk kelas kenapa? Kan hari ini ada kuis." Tanya Alex menyelidik, Rayhan yang tadi serius membaca buku jadi melirik. Sebenarnya malas menjawab pertanyaan Alex.
"Telat bangun." Seloroh nya, lalu kembali membaca buku.
"Telat? Emang kakak nggak sholat subuh dulu?" Kali ini Kayla yang bertanya.
Eh? Rayhan kembali mendongak, kali ini sambil tersenyum tipis lalu menggeleng. "Gue kesiangan ninja." Imbuhnya kemudian, sambil menggaruk tengkuk yang terasa gatal.
"Astagfirullah. Kak Ray dari dulu nggak berubah ya. Sholat itu kewajiban kak, gak boleh ditinggal."
"Ckckck." Alex berdecak sambil menggeleng kepala disamping Kayla. "Udah dewasa tapi solat masih suka malas. Apa jadinya kamu." Alex semakin menyudutkan dengan kalimatnya. Membuat Rayhan bungkam.
"Diem lo, suka-suka gue mau solat atau nggak. Bukan urusan lo." Rayhan melempar pulpen, mengenai lengan Alex.
"Jelas ini jadi urusan aku dan Ay, sesama muslim harus saling mengingatkan. Iya kan Ay?" Bertanya pada Kayla akhirnya, mencari dukungan dari gadis itu. Kayla mengangguk, lalu menjawab iya sambil menatap Rayhan. Membuat pria itu semakin bungkam.
"Aku mau tanya, kakak kapan terakhir sholat?" Tanya Kayla, tangan nya bergerak menutup buku yang tadi dia baca.
Rayhan membuang muka, mengingat-ingat kapan terakhir kali dia melalukan kewajiban sholat.
"Hey kapan, ditanya. Kamu tuli ya?" Desak Alex saat melihat Rayhan hanya terdiam. Sepertinya dia ingin sekali menjatuhkan citra rival nya itu dihadapan Kayla.
"Tahun lalu." Lirih Rayhan, namun masih mampu terdengar jelas ditelinga Kayla.
"Tahun lalu?!" Pekik gadis itu mengulangi ucapan Rayhan. Detik itu juga Alex terbahak di tempat duduknya. Tidak habis pikir dengan Rayhan, dilihat dari sudut manapun pria itu pasti bukan tipe Kayla. Jadi bukan saingan yang berat. Begitu pikir Alex, bangga pada dirinya sendiri.
"Hehe." Nyengir kuda sambil menggaruk kepala, lalu menunduk tak berani melihat tatapan tajam Kayla. Rayhan tahu betul bagaimana gadis itu kalau sudah mengeluarkan tatapan tajam.
"Solat apa yang dilakuin cuma setahun sekali hahaha, dumm." Rayhan melempar buku tebal pada Alex, mendengar ejekan di akhir kalimatnya yang berarti bodoh.
"Jangan lo pikir gue gak ngerti, ratte!" Rayhan balas mengejek, dengan membawa nama hewan pengerat bernama tikus di akhir kalimatnya.
Alex terbelalak kaget mendengar hinaan Rayhan, kedua nya sudah siap saling adu ucapan pedas. Tapi amukan Kayla membuat keduanya diam seketika.
"Diem Alex, kamu bicara harus sopan." Tegas nya sambil menatap tajam pada Alex. Pria itu diam lalu menunduk.
"Dan kakak, nggak seharus nya bicara gitu." Melirik Rayhan dengan tajam juga, membuatnya ikut menunduk.
"Kak Ray, bener terakhir sholat tahun lalu.
Sholat Ied?" Kembali pada masalah awal, membuat Rayhan gelagapan.
Dia hanya mengangguk lirih sebagai jawaban, raut kecewa tergambar jelas dimata Kayla. Dan Rayhan bisa melihat itu. Dia tertunduk semakin dalam, ucapan Candra semalam kembali terngiang dalam ingatannya. Benar ucapan Candra, jika dia masih ingin memperjuangkan gadis ini. Maka Rayhan harus merubah diri menjadi lebih baik, karena Kayla yang kini bukan lagi seperti Kayla 4 tahun lalu.
"Astagfirullah kak. jadi kak Ray ngapain aja selama ini?."
"Maaf." Lirih Rayhan, entah apa tujuan dari kata maaf yang terlontar dari mulutnya. Untuk kekecewaan Kayla, atau untuk umpatannya pada Alex tadi.
"Kak, sholat itu tiang agama. Kalau tiang penyangga nya aja enggak kakak jaga dengan baik, gimana dengan iman kakak? Sholat itu kewajiban kak, jangan pernah di tinggalin. Kalau sholat aja di tinggalin gimana sama pacar atau istri kak Ray nanti?"
Rayhan terdiam, hati nya menghangat. Apa tadi barusaja Kayla mengatakan dirinya lah yang akan menjadi istri Rayhan?
"Clara itu calon makmum kakak nanti. Kalau kakak sendiri begini, nanti gimana mau menuntun Clara menuju syurga nya Allah?" Raut wajah nya seketika berubah, hatinya yang tadi menghangat harus kembali tergores bilahan pisau saat mendengar nama Clara dari ucapan Kayla.
"Nah bener itu, kamu sebagai calon imam harus menjadi panutan untuk Clara." Alex menambahkan, dengan mempertegas nama Clara di akhir kalimat.
Rayhan terenyuh, memutar kepala nya mengamati sekitar. Perpustakaan ini sedang ramai, namun sejak tadi hanya mereka tiga yang sibuk bersuara mengganggu ketenangan.
"Kakak bisa ngaji kan?" Suara Kayla membuatnya kembali dari penjelajahan mata, kembali menatap gadis bercadar itu.
"Bisa." Jawabnya setelah terdiam beberapa saat. Kayla mengeluarkan ponsel dari tasnya, entah apa yang dia lalukan. Sedangkan Alex di sebelah sana sudah sibuk mengejeknya tanpa suara.
"Diem lo!" Bentak Rayhan tanpa suara. Dibalas Alex dengan menjulurkan lidah mengejek.
Apa lo hah? Sini lo deket gue, jangan cuma ngomong dibelakang! Tatapan tajam Rayhan menghunus.
Apa kamu?! masih berani bertingkah. Alex tak kalah mengumpat dalam diam pada Rayhan.
"Coba kakak baca Surah Al-Fatihah ini." Kayla menyodorkan ponsel nya pada Rayhan. Pria itu tersentak kaget, kenapa jadi begini alurnya? Tadi niat hati ingin mengerjai Alex kenapa malah dia yang merasa dikerjai oleh pria menyebalkan itu.
Lama Rayhan terdiam, membuat Kayla dan Alex menarik kesimpulan jika Rayhan juga tidak bisa membaca Al-Qur'an. Kayla menghela napas panjang, sedangkan Alex cekikikan diujung sana. Membuat Rayhan gatal ingin memukul dan menendang pria itu.
"Kay ajarin kakak sholat dan baca Al-Qur'an!"
Ucapan Kayla membuat nya tersentak, beberapa detik kemudian hatinya kembali berbunga. Ini yang paling dia nantikan, bagai menemukan oase di tengah padang pasir angin segar kembali menerpa Rayhan.
Dia senang bisa berkesempatan dekat dengan Kayla lagi, meski alasan nya adalah untuk mengajari Rayhan agar taat beragama. Tapi tidak masalah, bukankah itu seperti pepatah sekali dayung dua tiga pulau terlewati.
Sambil mendekatkan diri, dan menambah ilmu pula. Rayhan tersenyum lebar, dan langsung mengangguk dengan antusias.
(Ninja or Ay) Kalian tim mana?
* * * * * * * * * * * * * * *
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Lela Lela
semangat raehan
2022-12-02
0
Li Yut
Ninja dong thorrrr
2021-10-19
0
Wanda Revano
ninja thor..kasian tau lama sakit ampek 4th masak iya kagak jodoh.kan nyesek thor🤭🤭
2021-08-31
0