UF B

Di sebuah club malam ternama kota Jakarta, terdengar suara dentuman musik yang memekakkan telinga. Dengan cahaya temaram di dalam ruangan, dan orang orang yang hampir kehilangan akal didalam nya.

Semua larut dalam kenikmatan dan kesenangan masing masing.

Orang orang berjoget kesana kemari, melupakan keluh kesah dan beban hidup dengan minum dan berjoget ria. Wanita-wanita nya mengenakan pakaian minim yang memperlihatkan lekuk tubuh dan belahan dada. Bergerak liar memikat perhatian para pria yang siap meladeni mereka.

Malam yang semakin larut juga membuat mereka semakin larut dalam kubangan kenikmatan, bermaksiat menuruti ajakan syaiton. Larut nya malam tak membuat sedikitpun semangat mereka berkurang, justru orang orang itu semakin menikmati dentuman musik yang kian mengeras.

Ditengah dentuman keras suara musik itu, dengan orang orang yang sibuk bernyanyi dan menari. Seorang pria duduk di salah satu meja bar VIP, di temani beberapa botol Vodka dan Bradly.

Sudah beberapa gelas minuman dia habiskan dengan sekali tegukan. Pria itu mulai merasakan hangat nya minuman itu saat melewati kerongkongan, kepala nya mulai merasakan pusing.

Sejak tadi sudah beberapa gadis menghampiri nya, namun tak satupun menarik perhatian Rayhan. Ya, pemuda itu ialah Rayhan. Pemuda tampan dengan sejuta pesona yang mampu memabukkan kaum hawa, pria tampan dan kharismatik yang akan membuat wanita manapun rela untuk menjadi kawan tidurnya walau hanya semalam. Namun sayang, jangankan untuk menikmati tubuh indah dan wajah tampan Rayhan. Untuk duduk disisi pria itu saja bahkan mustahil untuk mereka lakukan.

"Hey, bro!." seseorang menepuk pundak nya, lalu duduk di sebelah nya. Rayhan hanya menoleh acuh, lalu kembali meneguk segelas brandly nya hingga tandas.

"Lo minum sebanyak ini lagi? come on bro, lo mau mati muda tiap malem minum banyak?."

"Diem bangs4t! Gue nggak ada urusan sama lo ya!."

"Come on Rayhan, mau berapa botol lagi yang lo minum hah?!" Candra menarik gelas dari tangan Rayhan.

"Balikin!" Bentak nya, hendak merebut gelas di tangan Candra. Tapi pusing di kepala nya membuat Rayhan terlalu lemah hanya untuk meraih gelas itu.

"Balikin! Gue mau minum Can. Pergi lo dari sini, gue nggak butuh lo. Gue nggak mau di tinggal lagi!" Rayhan mulai meracau, bicara di luar kendali nya.

"Lo harus pulang Ray, nggak sadar apa ini udah hampir pagi. Besok lo harus ngampus Rayhan!" Candra menarik tangan nya agar pria itu berdiri.

Rayhan memberontak, berusaha sekuat tenaga lepas dari tangan Candra. Pria yang sudah hampir 4 tahun ini menghabiskan setiap malam nya di club malam itu selalu pulang pagi, dengan aroma alkohol menyengat di tubuh nya.

"Ayo pulang Rayhan! Nyokap lo nungguin." Candra berusaha membujuk sahabat nya baik-baik. Namun bukan sikap penurut Rayhan yang ia terima, melainkan sebuah pukulan keras di wajah nya. Membuat Candra hampir tersungkur jika tidak sempar berpegangan pada kursi di samping nya.

Candra hilang kesabaran, emosi menguasai dirinya. Dia begitu frustasi, sudah hampir 4 tahun ini setiap malam dia akan menyusul Rayhan ketempat ini dan memaksa nya pulang. Entah sudah kali keberapa dia mendapat bogeman seperti ini, tapi hari ini kesabaran nya benar benar sudah habis.

Candra menghantam wajah Rayhan beberapa kali. Tapi Rayhan bahkan tidak membalas serangan nya, jangankan membalas untuk menghindar saja Rayhan sudah tidak sanggup.

Pria tampan itu jatuh tersungkur kelantai, lalu tidak sadarkan diri setelah mendapat pukulan keras beberapa kali diwajah nya.

Cih!

Candra berdecih melihat sahabat nya terkapar dilantai dengan wajah yang mulai membiru akibat serangan nya..

"Cuma karena gadis itu, hidup lo sampai sehancur ini Rayhan! Lo bener bener pecundang, dimana akal sehat lo. Hah?!" Candra memapah Rayhan yang sudah tak sadarkan diri, entah karena mabuk atau karena hantaman kerasa nya tadi.

Candra berdecih, lalu memapah tubuh Rayhan. Membawanya keluar dari tempat terkutuk ini. Sungguh, Candra tidak sanggup berlama lama di tempat ini. Dia takut iman nya akan goyah, sejak tadi dia sudah menghela nafas kasar saat gadis gadis dengan pakaian kurang bahan menghampiri nya dengan tatapan menggoda.

"Jangan sentuh gue! Gue benci lo, Kay!." Lirih suara Rayhan terdengar, pria itu sudah sadar kembali sepertinya. Tapi belum sanggup menegakkan kepala. Rayhan tertatih mengikuti langkah Candra yang membawanya ke mobil.

"Oh shit!." Umpat Candra sambil membuka pintu mobil. Memasukkan Rayhan dengan susah payah, lalu membanting keras pintu samping kemudi.

Sedangkan mobil Rayhan, Candra tak begitu peduli. Yang terpenting saat ini adalah memulangkan anak bungsu keluarga pejabat tinggi itu.

Mobil nya melaju dengan kencang, menyusuri jalanan ibu kota yang tampak lengang karena pagi hampir menjelang.

Cukup lama perjalanan nya, sampai akhir nya tiba di depan gerbang sebuah rumah mewah yang hampir dia kunjungi setiap hari.

Candra menekan bel beberapa kali berharap ada orang rumah yang sudah bangun dan membukakan pintu untuk mereka.

Hingga keluar seorang wanita paruh baya masih dengan mengenakan mukena nya. Sepertinya habis solat Tahajjud, begitu pikir candra.

"Rayhan!." Teriak nya, lalu mengambil alih tubuh anak nya dari dekapan Candra.

"Dia mabuk lagi?" Tatapan sayu nya menghunus hati Candra. "Anak ini! Kapan dia akan berubah, selalu merepotkan orang." Memukul bahu anak nya yang sejak tadi bungkam sambil menundukkan kepala.

"Maafin anak tante ya Can. Selalu ngerepotin kamu, terimakasih udah menjaga Rayhan ya. Tante nggak tau apa yang akan terjadi sama dia kalo kamu nggak bawa dia pulang."

"Sama-sama tante, udah tugas Candra sebagai sahabat menjaga Rayhan. Yaudah kalo gitu saya pamit dulu tante, takut di cariin mami juga." Ucap Candra sambil meraih tangan Sonya, untuk mencium punggung tangan nya.

"Yaudah terimakasih ya sekali lagi. Kamu hati-hati dijalan ya!." Jawa Sonya sambil menepuk pundak Candra.

Selepas kepergian Candra. Sonya memapah Rayhan, membawa nya kelantai atas. Dengan susah payah Sonya memapah Rayhan menaiki anak tangga. Tapi suara bentakan suami nya membuat sonya terkejut dan membeku seketika.

"Mabuk lagi?! Benar-benar anak kurang ajar!." Bentak nya dari ujung anak tangga. Sonya masih bersusah payah mengendalikan tubuh kekar Rayhan.

"Kurang ajar sekali kamu, anak tidak berguna!. " Bentak Wijaya Kesuma, tangan nya terangkat untuk mendorong Rayhan. Tapi dengan cepat di tepis oleh istrinya.

"Papa mau apa?! Rayhan bisa jatoh pah!."

"Terus aja kamu belain anak kamu itu, kalian berdua sama saja." Bentak nya kemudian berlalu ke kamar nya.

Sedangkan Sonya hanya menghela nafas berat, frustasi dengan keadaan. Ditatap nya wajah Rayhan yang tampak kusut dan muram, dengan beberapa lebam di wajah.

"Sampai kapan kamu begini Ray?!." Air mata kembali menjatuhi pipi nya, tidak sanggup melihat kepedihan yang di derita anak bungsu nya.

"Seharusnya kamu tata hidup kamu lebih baik, dan tunjukkan pada dia kalau kamu mampu hidup dengan baik dengan atau tanpa gadis itu Rayhan."

Terpopuler

Comments

Lela Lela

Lela Lela

semangat raehan

2022-12-01

0

Hasrie Bakrie

Hasrie Bakrie

Semangat

2022-11-04

0

Hasrie Bakrie

Hasrie Bakrie

Semangat

2022-11-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!