Episode 4
Di belakang dapur dadakan, Merry kembali sibuk mencuci peralatan masak dan gelas-gelas bekas para kru dan staf yang ngopi tadi pagi, sekitar 30 menit kemudian ia sudah menyelesaikannya, sesudah itu ia pergi menuju mobil bak yang mengangkut persediaan makanan untuk keperluan syuting, ia memindahkan setidaknya 5 kardus botol air mineral, 2 kardus berisi kopi dan teh juga gula, 3 kardus lainnya berisi makanan ringan, sembari memindahkan ia mendengarkan lagu kesukaan dari boy grup yang menjadi idola nya dari dulu sampai sekarang, ia sangat bersemangat begitu mendengar lagu k-pop dari boy grup ini, selain personil nya yang tampan-tampan, memang lagu-lagu boy grup ini sangat bisa membangkitkan semangat bagi para peminat musik k-pop.
“Mer...” panggil Bara menepuk punggung Merry.
“Eh...bang Bara!” Merry mencabut earphone yang menyumbat telinganya.
“Mau aku bantuin?” Tanya Bara lembut.
“Dih...apaan sih bang, biasa juga gue-gue han...apa-apaan pakai aku-aku segala!” Kata Merry tertawa pelan sembari mengangkat kardus mie instan.
“Huff...kamu sungguh enggak peka ya Mer...” kata Bara menunduk sedih.
“Bang...bukan gue enggak peka tapi gue enggak mau merespon karena gue cuma anggap lo teman sekaligus rekan kerja aja...ngerti kan bang!” Sahut Merry berjalan cepat meninggalkan Bara.
Dari kejauhan sepasang mata menatap kesal ke arah Merry, sepasang mata milik seorang wanita itu terlihat seperti ingin membunuh musuhnya, Merry tidak mengetahui jika ada yang menatap dirinya malah sangat tenang berjalan menuju dapur.
“Terus aja caper!” Gumam seorang wanita menatap punggung Merry dengan tatapan penuh kebencian.
Di lain tempat ada seorang pria yang sedang berada di lampu merah tepatnya di wilayah Jakarta Utara, pria itu berkulit putih mulus dengan senyuman menggoda iman, ia terus memandangi bungkusan coklat terlihat usang yang ia buat menjadi liotin meski begitu tetap ia simpan selama ini, sejenak ia terdiam sebelum akhirnya ia pergi keluar dari rumahnya, dalam perjalanan menuju tempat yang dituju, pria itu terus saja menatap bungkusan usang itu dengan tatapan lirih dan sedih, sekitar satu jam berlalu, ia tiba di sebuah rumah mewah yang ada di bilangan kota hujan yaitu puncak bogor.
“Gue urus yang lainnya, lo duluan saja temuin pak sutradara namanya pak Hamif” kata seorang wanita berumur sekitar 40 tahun pada laki-laki tampan itu.
“Hm...okay...” sahut laki-laki tampan itu sembari berlalu pergi.
Bruughhhh
“Auchh...” Merry terjatuh bersama dengan barang bawaan yang ia bawa.
“Maaf...” ucap seorang pria sembari menadahkan tangan.
“Iya...enggak apa-apa kok mas...” sahut Merry tersenyum tipis.
“Maaf sekali lagi ya...saya buru-buru...” ucap pria itu lagi.
“Hm...ada-ada saja deh...” gumam Merry sembari memunguti gelas plastik dan beberapa renceng kopi hitam dan kopi susu.
“Ini...” suara yang familiar menyeruak masuk ke telinga Merry membuat ia menoleh sedikit menongak.
“Eh...terima kasih mas Keyz...” ucap Merry tersenyum kikuk.
“Sini aku bantu bawakan!” Kata Keyzro merampas paksa sebuah kardus dari tangan Merry.
“Hm...iya...terima kasih...” ucap Merry pasrah sembari berjalan santai.
“Tadi pagi...maaf ya...” Keyzro memblushing malu-malu.
“Oh...iya...santuy aja mas...” sahut Merry.
“Apa kamu tidak terlalu kelelahan? Pekerjaan kamu banyak sekali” Tanya Keyzro.
“Tidak...aku sudah terbiasa mas...” jawab Merry.
“Kamu enggak mau cari pekerjaan lain gitu? Yang lebih ringan gitu, pekerjaan kamu ini sebenarnya cocok untuk laki-laki bukan untuk seorang perempuan” Tanya lagi Keyzro menoleh sekilas.
“Mas...umurku sudah 35 tahun, mau cari kerja dimana lagi? Sudah cukup tua untuk melamar pekerjaan yang lain, lagipula aku hanya tamatan SMP saja” jawab Merry.
“Oh...” Keyzro manggut-manggut.”Eh...tunggu...umur kamu tadi berapa?” Tanya Keyzro tersentak.
“35 tahun mas...” jawab Merry dengan senyum pepsodent.
“Aku kira kamu baru berumur 25 tahun, hehe” kata Keyzro tertawa pelan.
“Ishhh...dasar mas ini ya...” Merry tak sadar memukul lengan Keyzro.
“Aku serius!” Sahut Keyzro mengkerutkan kening.
“Huff...dah sampai sini saja ya mas...terima kasih...” Merry mengambil kembali kardus yang tadi dibawakan oleh Keyzro lalu pergi menuju dapur.
“Dia seorang janda Keyz, lo yakin mau deketin dia?” Keyzro terdiam mengingat perkataan Dian.
Keyzro menyelidiki latar belakang Merry secara diam-diam, dengan bantuan dari sang kakak tiri yang tak lain adalah kakak sepupunya, ia jadi tahu latar belakang seorang Merry Reynata, ibu Keyzro menikahi calon suami kakak sepupunya, kakak sepupunya meninggal setelah melahirkan kakak tirinya itu, lalu ibu Keyzro bercerai setelah 3 tahun menikah, kemudian ibu Keyzro menikah kembali dengan ayahnya Keyzro dan dikarunia anak laki-laki yaitu Keyzro sendiri, maka dari itu tidak ada anak perempuan dalam keluarga Keyzro di Korea. Sang kakak Kim Minjun sangat terkejut saat ia mengetahui jika sang adiknya menyukai wanita Indonesia, jelas sekali ibu mereka melarang dan tidak akan pernah setuju jika putra keluarga mereka menikah dengan wanita yang beda negara, tapi ia juga tahu jika sang adik Keyzro berpendirian teguh tak akan goyah sekalipun restu ibu tak akan mungkin ia dapatkan nanti.
“Hufff...adik kecilku sudah dewasa” gumam Minjun dari jauh.
Di set lokasi Keyzro sudah melakoni beberapa adegan dengan amat sangat baik dan juga bagus untuk seorang pemula, ia benar-benar menjiwai karakternya dalam peran utama yang ia lakoni, selama lebih dari tiga jam syuting berlangsung, para kru dan pemain serta staf yang lain nampak kelelahan, setelah senja menyingsing, barulah mereka beristirahat, dengan mereka beristirahat maka tugas pembantu umum atau pu juga dimulai, Merry membagikan makanan serta air mineral untuk para kru film dan staf yang lain, sementara untuk para artis ada Dede yang juga pembantu umum di project film ini, Dede mengurus makanan bagi para artis dan aktor, ia lah yang mendapatkan tugas untuk itu, Merry bisa dikatakan sebagai ketua dari tiga pembantu umum, yaitu Merry sendiri, Dede dan Mahmud atau mereka biasa menyebut amud. Project film kali ini akan memakan waktu sekitar 3 sampai 6 bulan, selain syuting dan melakukan banyak promosi, masih banyak lagi tahapan yang harus mereka lewati, khusus nya bagi Produser juga para staf yang bekerja di kantor rumah produksi.
“Makasih Mer...lo mang the best deh...” ucap Ipong sembari menyerumput kopi hitam buatan Merry.
“Iye...” sahut Merry tersenyum lebar.
“Mer...lo enggak ngurusin si Keyzro? Kan dia mau nya lo yang ngurusin dia?” Tanya Samsul bagian genset.
“Ada Dede, lagian sama aja kan? Sama-sama p-u...hehehe” jawab Merry santai.
“Ya udah ya...gue mau ke yang lain dulu ya abang-abang...” pamit Merry berlalu pergi.
Tak berselang lama Merry meninggalkan para kru yang sedang beristirahat, Keyzro rupanya berada tak jauh dari sana, ia diam-diam mengikuti Merry yang berjalan ke arah ruangan pak sutradara yaitu pak Hamif.
To be continued 4
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
kimmy
lanjut kaka
2022-03-31
1