13

Episode 13

Merry Reynata wanita dengan sejuta pesona, ia memiliki sifat yang mudah akrab dengan siapa saja, itulah ke-unggulan dari seorang pembantu umum cantik ini, seperti sekarang ia tertawa ceria bersama dengan para kru yang sedang beristirahat, dari arah belakang Merry muncul seorang pria yang memberinya coklat panas beberapa minggu yang lalu. Tentu saja Merry sangat senang bertemu dengan pria itu karena ia belum sempat mengucapkan terima kasih. Pria yang bertemu Merry itu sangat tampan tak kalah tampan dari Keyzro, memiliki mata bulat namun tidak lebar ke depan, dengan warna mata yang cerah secerah langit biru, tinggi sekitar 175 cm, nampak juga ia bertubuh atletis karena kemeja yang ia kenakan terlihat sedikit sesak di bagian lengan dan bahu.

“Hai...kita ketemu lagi” sapa pria itu.

“Eh...mas yang kemarin!” Seru Merry tersenyum ramah.

“Hehe...kirain dah lupa...” pria itu garuk-garuk kepala.

“Mas ngapain disini?” Tanya Merry.

“Itu...maaf rambut kamu sedikit berantakan” kata pria itu tak menjawab pertanyaan dari Merry.

“Eh...iyakah?” Merry mengambil ponsel miliknya lalu bercermin.”Bener...hehehe...” Merry nyengir.

“Sini aku betulkan...” kata pria itu sembari membuka karet gelang warna hitam yang mengikat rambut Merry.

“Eh...” Merry tersentak

Pria itu sangat telaten menguncir rambut Merry sampai semua kru yang sedang beristirahat seakan disajikan seperti adegan drama Korea, dimana pemeran utama wanita sedang diperhatikan oleh pemeran utama pria.

“Set dah Merry...tuh bocah ya...ada aja yang nempel” gumam Ipong.

“Iya bang Ipong...Merry banyak banget yang suka” bisik Chacha.

“Kayaknya enggak heran deh...kalau mas Keyzro juga tertarik sama Merry, dia ramah habis” timpal Inez tersenyum memandang wajah Merry.

“Apalah daya kita, cantik, putih, mulus harus kalah sama p-u” bisik Chacha pada Inez.

“Hmm...iya...” sahut Inez.

“Diam ah...lagi seru tuh!” Kata Ipong dengan suara pelan.

“Sudah selesai...” kata pria tampan itu sembari tersenyum manis.

“Hehe...terima kasih” sahut Merry tertawa karena merasa canggung.

“Lain kali kita makan siang bareng ya...” kata pria tampan itu lagi.

“Oh...iya...boleh kok...boleh...tapi mas...siapa nama nya?” Tanya Merry.

“Woy!!! Jadwal lo padat nih!” Teriak seorang wanita pada pria itu.

“Baik...sampai ketemu lagi ya...” pria itu menoleh sekilas pada Merry setelah itu ia pun pergi.

“Hmm...lagi-lagi pergi gitu aja” gumam Merry termenung.

“Kayak nya kamu lagi senang banget ya...” kata Keyzro sengaja menyindir.

“Eh...mas...eh...maksudnya oppa...hehe” Merry tertawa canggung.

“Hmm...” sahut Keyzro lalu pergi.

“Dih...aneh lu dul!!!” Decih Merry cemberut.

Keesokan harinya...

Malam terakhir syuting, Merry masih sibuk dengan pekerjaannya sebagai pembantu umum, seakan tak pernah habis tenaga yang ia miliki, bahkan bisa jadi ia bekerja seperti robot yang tidak pernah lelah atau membutuhkan daya isi baterai, seperti sekarang ini, setelah memastikan sang ayah angkat makan dengan teratur, ia masih harus mengerjakan pekerjaan yang lain, seperti membuat kopi, membeli makanan atau minuman untuk para aktris dan masih banyak pekerjaan yang lainnya, dari pagi hingga petang sampai menjelang tengah malam, ia masih saja bekerja, bahkan ia tak sempat menemui Keyzrro seharian ini, untung saja Keyzro selalu bersikap profesional meski ia galau tapi ia tetap mendalami dan melakoni peran dengan baik. Tepat pukul 9 malam waktu setempat barulah selesai adegan terakhir antara Keyzro dan Milan, dengan selesai nya adegan terakhir maka berakhir pula malam terakhir di Bandung. Keyzro termenung menatap langit malam yang sedikit berawan. Titik-titik hujan mulai turun membuat sejuk udara sekitar semakin sejuk karena hujan yang mulai turun, di kamar nya Keyzro merenungi apa yang diceritakan oleh sang kakak sepupu nya yang berada di Korea, rasa sakit yang pernah dirasakan oleh Merry membuat hati nya seakan teriris-iris, bagaimana tidak merasa sedih, hidup yang dijalani dulu seorang wanita yang bernama Merry Reynata sangat penuh dengan air mata, cinta yang tulus ia berikan pada seorang pria hingga berakhir di meja persidangan.

***flashback on****

“Tenang saja...aku pasti tanggung jawab” kata pria yang bernama Borneo pada seorang gadis lugu yang baru saja ia renggut keperawanan nya.

Gadis itu mengangguk dengan derai air mata menyesali perbuatan terhina yang pernah ia lakukan seumur hidupnya.

Setahun kemudian sang gadis dan Borneo menikah, tepat di bulan ke 5 kehamilan sang gadis, Borneo mendorong gadis itu sampai hampir saja terjatuh dari atas tangga. Gadis yang baru saja menginjak usia 18 tahun hanya bisa menangisi nasib nya yang tidak beruntung.

“Aku hanya ingin buah...aku mual Neo! Hiks...” kata gadis itu meringis seraya menangis.

“Pulang lo ke rumah orang tua lo! Dasar cewek sial!!!” Sahut Borneo memaki sang istri.

Keesokan paginya...

Seluruh keluarga berkumpul di ruang tamu sembari menonton televisi, gadis manis menuruni tangga berjalan menuju dapur, gadis itu membuatkan kopi untuk Borneo sang suami, nampak kedua mata gadis itu membengkak tanda gadis itu menangis semalaman, bukan nya merasa iba, keluarga sang suami justru menyindir gadis itu dengan candaan yang menyakitkan hati.

“Neo! Istri lo kasih buah tuh!” Teriak sang ibu mertua si gadis.

“Iya...ntar eneg lagi deh! Hehe!” Celetuk sang adik ipar menimpali sang mertua si gadis.

“Hm...” sahut Borneo cuek.

Sementara si gadis hanya bisa menahan tangis.

Tanpa terasa sudah 2 tahun lebih pernikahan Borneo dan sang istri, karena insiden pengerebegan, Borneo ditangkap polisi, saat Borneo di dalam penjara, sang gadis masih setia menunggu tapi beberapa bulan setelah Borneo mendekam di penjara, sang mertua menuduh si gadis mencuri, di dalam mobil si gadis ditampar oleh sang mertua karena tuduhan yang tak mendasar.

Plakkk

“Jangan bawa-bawa Allah lo! Maling mana ada yang ngaku!” Bentak sang mertua.

“Hiks...demi Allah mah...aku enggak pernah mencuri uang mama, sumpah mah...hiks...biar Allah enggak kasih aku rezeki mah...hiks...” sahut si gadis menangis sesegukan.

“Dasar lo enggak tahu diri, mantu kurang ajar!!!” Bentak sekali lagi sang mertua memaki si gadis.

******flashback off****

Keyzro memijat kening merasakan sakit di kepala karena mengingat luka lama sang pujaan hati, bagaimana jika sang ibu juga memperlakukan Merry dengan buruk? Ia takut jika bukan hanya karena Merry trauma dengan seorang pria tapi juga karena Merry takut memiliki seorang ibu mertua.

“Hahhhh...bagaimana ini???” Gumam Keyzro menggunakan bahasa Korea.

“Ada masalah apa oppa?” Tanya Merry tiba-tiba sudah berada di hadapan Keyzro.

Dua pasang mata bertemu saling menatap satu sama lain. Wajah Keyzro dan Merry sangat dekat hingga terasa hangat deruh nafas yang saling bersahutan.

Tes Tes Tes

Entah apa yang terjadi pada diri Keyzro yang tiba-tiba saja menitikan air mata, melihat air mata Kezyro sontak saja Merry langsung memeluk nya dengan sangat erat.

“Tidak apa-apa oppa...semua akan baik-baik saja...” kata Merry menepul-nepuk punggung Keyzro beberapa kali.

“Hiks...maaf...hiks...hiks...hiks...” Keyzro menangis tersedu-sedu.

Degg

Seakan berhenti detak jantung Merry saat ini, ia juga tidak mengerti mengapa hati nya terasa sakit mendengar permintaan maaf dari Keyzro, bagaimana bisa ia menerima permintaan maaf dari seseorang yang selalu membuat ia tersenyum bahagia, kesalahan apa yang harus dimaafkan? Itu-lah alasan mengapa hati Merry terasa lebih sakit mendengar permintaan maaf dari seorang pria baik seperti Keyzro.

“Sakit...hiks...” Merry berkata dalam hati menahan diri agar tidak menangis.

Dua jam kemudian...

Merry dan Keyzro sama-sama diam tanpa kata, mereka berdua hanya menunduk memandang lantai, sampai Dian masuk ke dalam kamar, mereka berdua masih terdiam dengan pemikiran masing-masing.

“Mer...kenapa lo? Dan lo juga oppa gila, kenapa diem begitu?” Tanya Dian menoleh ke kanan dan ke kiri karena ia duduk ditengah-tengah.

To be continued 13.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***