Vaya enggan menatap dirinya. Ia memutuskan untuk tidak menatap cermin sama sekali. Ia merasa bahwa dirinya sedang memakai pakaian untuk karnaval. Gaun putih yang begitu kontras dengan kulitnya yang berwarna eksotis. Gaun itu bagian depannya tertutup tinggi menutupi lehernya, namun pada bagian belakangnya berbahan tule menerawang hingga sebatas pinggang.
Vaya merasa bahwa gaun ini begitu horor, mengingatkannya pada gaun yang membuatnya tampak seperti Sundal Bolong. Bagian pinggang atas melebar ke bawah seperti gaun-gaun boneka Barbie. Gaun yang begitu berkilau saat terkena cahaya. Vaya bisa merasakan bahwa rambut ikal bergelombangnya disanggul dan disasak setinggi jambul burung kakatua.
Ia dilarang bertemu dengan orang lain, bahkan Mima dan Ibe tidak bisa melihatnya saat sedang didandani, sehingga ia benar-benar tidak bisa bertanya bagaimana penampiIannya. Vaya baru dipersilakan keluar setelah dipanggil.
Ballroom hotel berbintang lima disulap menjadi tempat resepsi yang indah. Dengan dekorasi mewah bertemakan musim semi, berhiaskan bunga-bunga yang didominasi warna merah muda memanjakan mata. Meja-meja makan dihias dengan lampu-lampu mewah, sajian makanan yang terhidang di meja para tamu terlihat begitu mewah dan elegan. Dengan iringan piano sebagai latar musiknya.
Rasanya begitu menegangkan saat Vaya akhirnya keluar dari tempat persembunyiannya. Semua mata menatap ke arahnya. Vaya menangkap sosok ibu, Aria, dan Rian sedang duduk bersama Mima dan Ibe. Tak banyak tamu yang datang, pesta pernikahan ini benar-benar terkesan privat.
Vier terlihat bak membawa lampu sorot seribu watt di belakang punggungnya lantaran ia terlihat begitu bercahaya. Ia memakai tuksedo putih yang sangat pas membalut tubuhnya. Vier terlihat menghindari kontak mata dengan Vaya saat mereka berdua saling bertemu mata. Terlebih saat keduanya saling menyematkan cincin di jari manis secara bergantian. Cincin berbahan emas putih melingkar sempurna di jari manis Vier. Sebaliknya, cincin bertabur berlian yang disematkan di jari manis Vaya tidak masuk, Vier terpaksa menyematkan cincin itu di jari kelingking Vaya.
Vaya tersadar, cincin itu memang bukan untuknya. Bahkan gaun yang dipakainya pun terasa sesak meski ia sudah memakai korset pelangsing berlapis-lapis.
Gendut, begitulah cibiran Vier yang tertangkap di mata Vaya. Vaya langsung balas melotot ke arahnya.
Bagi beberapa tamu yang hadir, tentu saja mereka bertanya-tanya mengapa pengantin wanitanya berubah. Namun sebagian lagi memaklumi lantaran reputasi Vier yang terkenal sebagai don juan.
Usai memberi salam kepada seluruh keluarga Vier yang datang, Vaya berpisah dari Vier agar ia bisa menemui keluarganya.
"Yakin ini Vaya?" begitulah komentar yang keluar dari mulut Mima dan Ibe.
"Ibu sampai tidak mengenali saking cantiknya," puji Bu Asih yang langsung memeluk Vaya bersama Aria dan Rian.
"Coba kyakak setiap hari seperti ini, pasti dari dulu pacar Kakak sudah banyak," kata Rian.
"Rian, kau pikir Kakak senang bergaya seperti mau pawai begini?" sungut Vaya.
"Kaca mana kaca? Belum ada lihat kaca ya?" tanya Mima sambil mengeluarkan cermin kecil dari tasnya.
Vaya terpukau melihat sosok dalam cermin yang disodorkan Mima. Vaya benar-benar tak berkedip melihat penampilannya yang benar-benar berubah drastis.
"Itu bukan aku, aku tidak kenal siapa dia," kata Vaya gugup.
"Aku jadi ingin tahu, siapa perias yang mendandanimu, aku ingin didandani juga, siapa tahu nanti menikah lagi," cerocos Ibe yang langsung mendapat huu panjang dari Mima.
"Yang pasti bukan perias kaleng-kaleng," Mima menimpali.
"Suami Kak Vaya tampan sekali, apakah dia aktor?" tanya Aria.
"Kalau aku kurus mungkin juga bisa setampan suami Kak Vaya," sahut Rian.
"Selesaikan dulu kuliahmu," celetuk Vaya ke arah Rian.
Rian terlihat mencibir namun tiba-tiba ia terperangah karena Vier berjalan ke arah mereka diikuti Mike yang mengekor di belakang.
"Terima kasih sudah datang, Ibu," kata Vier sambil meraih tangan Bu Asih kemudian mengecup sekilas.
Vaya terpana, melihat sikap dan sorot mata Vier yang terlihat lembut saat menatap ibunya.
Mungkin sedang cari perhatian, Vaya membatin.
"Terima kasih sudah datang ke pesta kami," kata Vier kepada Mima dan Ibe.
"Ya, terima kasih sudah mengundang kami, Vier," sahut Ibe.
"Kami sungguh masih belum percaya bahwa akan menghadiri pernikahanmu dan juga Vaya," ucap Mima.
Mima dan Ibe saling bertukar pandang dengan Vaya. Vaya terpaksa mengorbankan dirinya untuk dinikahi Vier, demi menerima konsekuensi atas perbuatan yang telah dilakukannya.
Siapa yang akan menyangka bahwa sebuah kebohongan justru membuat Vaya harus menikah dengan Vier.
Vaya mengulas senyumnya, sungguh pemandangan yang lucu melihat Vier mengundang mantan kekasihnya di acara pernikahannya atau justru Vier lupa bahwa Mima dan Ibe adalah para mantan kekasihnya?
Untunglah Mima dan Ibe bukan anak-anak kekinian yang langsung berjingkrak-jingkrak atau menyanyi lagu patah hati di acara pernikahan mantan kekasih mereka.
"Masih banyak yang harus kita temui, jangan melarikan diri," bisik Vier ke arah Vaya.
"Kami permisi dulu, silakan menikmati hidangan," kata Vier yang langsung mengaitkan tangan Vaya ke lengannya.
"Mereka benar-benar pandai bersandiwara," bisik Ibe pada Mima.
"Kita doakan yang terbaik untuk mereka," balas Mima.
...*****...
Pesta pernikahan itu pun berakhir begitu para tamu meninggalkan ballroom. Setelah berpisah dari keluarganya, Vaya segera meninggalkan ballroom bersama Vier.
Sepanjang perjalanan menyusuri koridor menuju ke kamar hotel, Vaya menatap dinding cermin yang memantulkan bayangannya.
Vaya sampai tidak mengenali dirinya sendiri. Apakah jiwanya masuk ke tubuh orang lain?
Pintu kamar hotel terbuka, Vier berjalan memasuki kamar. Ia menatap sinis ke arah Vaya.
Ia berjalan mendekat ke arah Vaya. Ia melangkah mengitari Vaya yang terdiam.
"Memang benar, itik tidak akan bisa menjadi angsa meski sudah didandani," kata Vier dengan senyuman sinis tersungging di sudut bibirnya.
Vier menarik tangan Vaya, mereka saling bertatapan. Vaya bisa menghirup napas Vier dengan jelas.
"Sepertinya kita memerlukan kontrak pernikahan," kata Vier. "Cincin ini tidak pantas berada di jarimu," lanjut Vier sambil menarik lepas cincin di jari kelingking Vaya.
Vaya tersentak, ia kehilangan keseimbangan, tubuhnya limbung terjerembab ke lantai.
"Lihat, kau tampak konyol dengan gaun yang juga bukan untukmu," kata Vier sambil berjongkok di hadapan Vaya yang berusaha bangkit sendiri.
"Mike," seru Vier kembali berdiri tegak.
Seketika Mike memasuki kamar.
"Tolong aturkan wanita ini," perintah Vier.
"Baik, Pak," Mike mengangguk.
"Vier, tunggu!" sergah Vaya.
Vier tak peduli, ia meninggalkan Vaya yang terlihat menggigil menahan kemarahan.
Vaya benar-benar marah karena Vier mengejeknya seperti ini.
"Bu Vaya, silakan ke lobi temui sopir yang telah saya siapkan untuk mengantar Anda pulang ke kediaman Pak Vier."
"Ke mana Vier?" tanya Vaya.
"Beliau masih ada urusan, saya juga sudah berkoordinasi dengan kepala staf di kediaman Pak Vier untuk menyambut Anda."
...*****...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 194 Episodes
Comments
Maya●●●
mungkin itu aku vaya😁🤣
2022-11-05
0
Hanum Anindya
vaya kok nggak ngundang undang kamu menikah, aku kan pengen icip icip makanan yang tersedia disana.
pasti ada bakso, somay, seblak, mercon, gudeg, empek empek, dll lain lain ya kan vaya.
2022-10-30
1
Kar Genjreng
Vier jangan terlalu benci... jadi cinta❤😘 lo... bisa bisa jadi bucin.... Vaya sudah dadan jambul kaka tua sangat cantik👍😘..
2022-07-03
0