"Kak...aku langsung pulang ya," ucap Seto.
"Iya Dek, Kakak juga mau langsung ke Pasar, Kamu hati-hati ya..." jawab Zero.
"Terimakasih ya Kak."
Zero pun mengangguk, tapi sebelum mereka berpisah, Zero berpesan, nanti malam datang 'kan Dek, sekalian ambil sepatunya?"
"Iya Kak, sehabis maghrib aku datang," ucap Seto sembari melambaikan tangan meninggalkan Zero yang juga siap berangkat.
Zero pun menyetop angkot tujuan pasar, dia berencana akan menukarkan sepatu itu dulu sebelum memulung. Setibanya di toko, pelayan yang kemaren langsung menyapa Zero dengan ramah, "Ada yang bisa dibantu lagi Mas?"
"Ini lho Mbak, sepatu yang kemaren aku beli ternyata kekecilan, jadi aku ingin menukarnya. Aku bawa kok Mbak ukuran kakinya, biar tidak salah lagi," ucap Zero sambil menyodorkan sepatu dan tali plastik sesuai ukuran kaki Seto.
"Sebentar ya Mas, aku carikan dulu sepatunya," ucap pelayan toko.
Setelah mendapatkan sepatu sesuai ukurannya, pelayan itupun menyerahkannya kepada Zero, kemudian diapun berkata, "Jika butuh perlengkapan sekolah tambahan datang lagi kesini ya Mas?" ucapnya dengan sangat ramah.
"Iya Mbak, saya puas dengan pelayanan toko ini yang tidak membeda-bedakan pelanggan berdasarkan penampilan atau status sosial ekonomi.
"Terimakasih Mas, bagi kami semua pelanggan adalah raja."
Zero pun mengacungkan kedua jemponya sembari mengucapkan terimakasih, lalu pergi meninggalkan toko tersebut untuk melanjutkan pekerjaannya hari ini.
Zero mulai menyusuri tiap tempat sampah di sepanjang pertokoan yang ada di sana, saat dia melintas di sebuah toko sembako, Zero melihat Bang Togar sedang mengangkat sekarung gula.
Zero tersenyum sembari menghampiri Bang Togar, lalu dia menyapanya, "Selamat sore Bang," sapa Zero.
"Eh Dek Zero! ketemu lagi kita, sudah dapat banyak Dek?"
"Belum Bang, baru mulai, tadi ada urusan lain. Abang kerja di sini?" tanya Zero.
"Iya Dek, coba cari pekerjaan halal, baru hari ini mulai bekerja," jawab Togar.
"Hai! Kamu mau kerja atau mau ngobrol! Kalau nggak becus bekerja aku bisa cari yang lain," bentak pemilik toko, padahal Bang togar ngobrol juga sambil mengangkat barang ke atas mobil.
"Iya Bos, maaf," jawab Bang Togar.
"Dek maaf ya, Abang kerja dulu, nanti saat jam makan siang kita bisa ngobrol, abang tunggu kamu di sana," ucap Bang Togar sambil menunjuk ke arah sebuah pohon besar di seberang jalan.
"Iya Bang... maaf ya Bang, gara-gara aku, Abang jadi kena marah."
"Nggak apa-apa Dek, Abang lanjut kerja dulu ya."
Togar pun melanjutkan pekerjaannya, Zero sejenak memperhatikan Togar, dia tidak menyangka, Togar yang biasa kerjanya membentak dan memerintah orang, kini malah terbalik.
Zero salut melihat tenaga Togar, gula putih dengan berat 50 kg perkarung dengan mudah diangkatnya hingga puluhan karung sudah tersusun rapi di atas mobil yang hendak berangkat pengantaran ke keluar kota.
Kini Zero berjalan kembali menyusuri pertokoan tersebut, sembari memulung, Zero masih terus berpikir, tentang Togar yang benar-benar sadar.
Saat Zero hendak melintas ke jalan lain dekat lampu merah, dia melihat beberapa preman meminta setoran kepada para pengemis, baik pengemis anak-anak maupun orang tua, bahkan yang pengemis buta pun mereka mintai setoran.
Zero tidak bisa membiarkan hal ini terjadi di hadapannya, lalu Zero setengah berlari, menyeberang jalan dan menghampiri ke tiga preman tersebut.
"Maaf Bang! Jangan seperti itu dong! Jika ingin uang, kerja! Mereka yang lelah, masa sih, kalian enak-enakan tinggal menikmatinya."
"Hai bocah tengik! kamu nggak usah ikut campur! seharusnya kamu juga memberi kami setoran!" bentak salah satu di antara ketiga preman tersebut.
"Maaf Bang, jika Abang semua, mau uang, ayo kita kerja! Banyak kok pekerjaan halal, ketimbang seperti yang kalian lakukan sekarang, makan keringat teman sendiri. Mulung bareng aku juga boleh?"
Ketiga preman tersebut marah, mereka mendekati Zero, lalu salah satu dari mereka mendorong tubuh Zero hingga terjatuh. Isi karung Zero pun mereka tumpahkan di atas tubuhnya, hingga berserakan. Sepatu baru milik Seto juga mereka lempar-lemparkan ke udara sambil tertawa.
"Ambil saja sepatu itu! Kamu nyuri di toko ya! Mana mungkin pemulung mendapatkan dua pasang sepatu baru kalau tidak mencuri. Sok suci kamu! Padahal kamu sendiri pencuri," ucap preman yang tubuhnya tinggi besar dan berkumis tebal."
Kemudian preman yang bertubuh pendek pun berkata, "Kamu bilang, kami harus mulung sepertimu? Sorry saja ya! tempat busuk bukan level kami, lagipula apa pedulimu dengan pekerjaan kami hah!" bentak preman itu lagi sambil menendang Zero yang masih terduduk di tanah dan temannya yang lain menginjak-injak hasil mulung Zero.
Zero masih bersabar, sementara para pengemis dan pedagang asongan yang ada di sana, tidak ada yang berani mendekat untuk menolongnya. Mereka hanya melihatnya dari kejauhan saja.
"Sekarang karena kamu telah sok menggurui kami, serahkan semua uang yang ada di kantongmu! Kalian! Cepat geledah semua kantongnya dan juga tasnya, ambil semua uang biar dia tahu, jangan sembarang berurusan dengan kita," perintah preman yang bertubuh tinggi besar itu lagi kepada kedua temannya.
Zero segera memegang erat tasnya, dia tidak mau para preman tersebut sampai mengambil tas yang berisi ponsel dan uang itu. Zero pun mulai hilang kesabaran saat kedua preman tersebut menarik tasnya.
Dengan gigi gemeretak Zero dengan satu tangan menarik lengan salah satu preman tersebut dan memelintirnya hingga mengeluarkan bunyi gemeretak.
Zero tidak menyangka jika pelintirannya mampu membuat pria itu berteriak kesakitan, tulang lengan preman itupun patah.
Kedua preman yang lain pun bertambah marah, mereka langsung menyerang Zero yang masih dalam posisi tubuh terduduk di tanah.
Zero seperti memiliki tenaga ekstra, dia menangkap masing-masing sebelah kaki kedua preman tersebut hingga membuat mereka terjengkang.
Melihat ketiga lawannya sama berposisi seperti dirinya, tergeletak di tanah, Zero lalu bangkit, dia mengibas-ngibas pakaiannya dan menepuk-nepuk kedua telapak tangannya yang terkena tanah dan pasir sembari menunggu reaksi dari ketiga preman tersebut.
Ternyata mereka tidak menyerah, hanya yang patah tangannya saja, yang masih tidak bergerak dari tempatnya, dia terus merintih kesakitan.
Kedua preman yang sudah bangkit segera menyerang Zero kembali, menendang perutnya hingga membuat Zero terhuyung, lalu mereka merampas tas Zero dan tas itupun berhasil mereka ambil.
Dengan tertawa senang mereka mengoper tas Zero kesana kemari, mengelak dari usaha Zero untuk merampasnya kembali.
Saat mereka membuka tas Zero dan melihat ada uang yang lumayan banyak, keduanya pun tertawa, lalu mengambil uang tersebut dan preman yang bertubuh besar pun berkata, "Ternyata uangmu banyak juga ya, lumayan lebih banyak dari hasil setoran yang kita dapat hari ini."
"Ini apa! hanya pakaian butut," ucapnya lagi sambil membuang pakaian tersebut.
Kemudian preman itu mengeluarkan bekal makan siang Zero dan membukanya, "Ah...hanya telur dadar!" ucapnya sambil melemparkan ke arah Zero.
Zero yang sudah kembali keseimbangan tubuhnya pun menatap tajam ke arah keduanya, dia sangat marah melihat bekal yang disiapkan oleh emaknya, tadi pagi, telah berserakan bercampur tanah.
Kemarahan Zero semakin meluap saat melihat keduanya mengambil ponsel jadul dan melemparnya ke udara.
Dengan repleks, Zero melompat, tubuhnya serasa ringan dan melayang di udara hingga dia berhasil menangkap ponsel jadul tersebut.
Zero juga berhasil mendaratkan kedua kakinya kembali ke tanah dalam posisi cantik hingga membuat orang-orang yang melihatnya terpana termasuk ketiga preman tersebut. Mereka membulatkan mata, melihat tontonan, aksi Zero seperti pahlawan yang ada di film kungfu.
Amarah yang belum mereda membuat Zero langsung melayangkan bogem mentahnya ke dada lawan, kedua preman tersebut pun akhirnya terkapar setelah muntah darah.
Melihat lawannya bergelimpangan membuat Zero heran, kenapa dirinya bisa memiliki kemampuan luar biasa, diluar akal sehatnya.
🌟 Jangan lupa dukungannya ya sobat, follow akun author, pavorit, vote, like, coment dan rate bintang limanya 🙏😉.
TERIMAKASIH, SEE YOU ♥️♥️♥️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 179 Episodes
Comments
Alladien Kazama
goblok mau bela'in tapi ragu2,yang tegas dong mc nya,biar kelihatan gak lebay🙏
2024-06-30
0
PHOENIX UNGU
pembeli adalah raja ,penjual adalah kaisar
2023-11-17
1
Gatot Suharyono
terlalu mendramatisir lu Thor, orang Zero punya kemampuan untuk melawan pakai didramatisir sampai kena pukul segala !?
langsung aja hajar preman nya, lebih realistis !
2023-11-07
0