Alzam sedang duduk di ruangan kerjanya. Dia memegang sebuah tabung kecil berisi sebuah rambut. Alzam memandangi tabung itu. Tak lama Sekretaris Indah masuk ke dalam ruangannya.
"Siang Presdir," sapa Sekretaris Indah.
"Siang," sahut Alzam.
"Tadi Presdir memanggil saya?" tanya Sekretaris Indah.
"Iya, aku ingin kau bawa sample rambut ini ke rumah sakit untuk dites DNA," ujar Alzam meletakkan tabung kecil itu di atas meja.
"Baik Presdir," sahut Sekretaris Indah sambil mengambik tabung kecil itu.
"Kabari aku secepatnya kalau sudah ke luar hasilnya," ujar Alzam.
"Iya Presdir," sahut Sekretaris Indah.
"Kau boleh kembali ke ruanganmu," titah Alzam.
Sektetaris Indah mengangguk. Kemudian ke luar dari ruangan itu. Tinggal Alzam yang masih terdiam. Dia menatap ke depan. Memikirkan sesuatu dipikirannya.
***
Malam itu Emira menemani Dara di kamarnya.
Dara bercerita banyak hal pada Emira. Salah satunya kenangan saat dia bersama Alzam. Kini Emira menjadi teman curhat dan berbagi cerita. Dara membuka beberapa barang pemberian Alzam. Dia juga menunjukkan koleksi baju-bajunya di lemari yang sudah tak terpakai sejak Dara sakit.
"Emira, aku punya banyak gaun tapi sudah tak terpakai semenjak aku sakit, maukah kau memakainya?" tanya Dara.
"Aku tak pernah memakai gaun Dara, sekalinya pakai gaun itupun karena sebuah pekerjaan," jawab Emira.
"Kalau begitu cobalah pakai sekali saja, aku ingin melihatmu memakai gaun. Pasti kau terlihat sangat cantik dan anggun," pinta Dara.
"Gimana ya?" Emira berpikir. Sebenarnya dia risih mengenakan gaun. Tapi dia tidak ingin mengecewakan Dara.
"Baiklah kalau ini bisa menyenangkan hatimu," ucap Emira.
Segera Emira mengganti bajunya dengan gaun yang diberikan Dara. Gaun berwarna baby pink itu membuat Emira begitu cantik dan anggun. Dia terlihat feminim. Berbeda dari sebelumnya. Emira menunjukkan dirinya pada Dara.
"Tuh kan kamu cantik sekali Emira," ucap Dara melihat Emira memakai gaun itu.
"Gaunnya memang cantik Dara, tapi aku risih memakainya. Mungkin karena aku terbiasa memakai celana," sahut Emira. Dia tak nyaman menggunakan gaun. Sesekali menutupi bagian tubuhnya yang terekspose.
"Tapi itu cocok untukmu, pasti banyak laki-laki yang akan menyukaimu kalau melihatmu seperti ini," ujar Dara.
"Benarkah? Aku jadi gak pede kalau ada lelaki yang melihatku memakai gaun seperti ini," ucap Emira. Dia terbiasa berpenampilan tomboy, sangat anti menggunakan hal-hal yang feminim. Dia bahkan tak pernah pakai rok ataupun gaun. Bisa dihitung berapa kali memakai rok atau gaun, itupun karena sebuah misi penyamaran untuknya.
"Emira sini aku dandanin! Make up ku tak pernah terpakai, kau pasti akan semakin cantik nantinya," ujar Dara.
"Aneh sekali jika aku berdandan Dara," sahut Emira.
"Maka dari itu kau harus mencobanya, biar kau tahu rasanya jadi wanita," ujar Dara.
"Baiklah, anggap saja ini karena aku ingin membuatmu senang" sahut Emira.
Akhirnya Dara mendandani Emira dengan make up yang dia punya. Emira hanya diam dan membiarkan Dara mendandani wajahnya. Setelah selesai, Dara meminta Emira untuk berdiri dan menggerai rambut panjangnya.
"Nah sekarang kau seperti Cinderella yang cantik, semua laki-laki pasti akan tergila-gila saat melihatmu," ujar Dara melihat Emira yang cantik dan feminim.
"Iya, tapi bibirku becek ya pakai lipstik, rasanya gatal," keluh Emira tak nyaman. Dia tak pernah memakai lipstik, membuatnya merasa aneh saat memakai lipstik itu.
"Nanti kau akan terbiasa kalau sering menggunakannya, awal-awal memang seperti itu," ucap Dara.
"Ya sudah, sekarang sudah malam. Kau tidur ya, aku akan bacakan novel untukmu," ucap Emira.
Dara mengangguk.
Emira membantu Dara berbaring. Menyelimutinya dan membacakan novel sampai Dara tertidur. Setelah Dara tertidur pulas, Emira penasaran ingin melihat penampilannya sekarang. Emira berjalan menuju lemari kaca di kamar itu. Dia berdiri di depan kaca dan memperhatikan dirinya dari atas kepala sampai kaki, sampai dia tercengang melihat dirinya sendiri yang sangat berbeda dari sebelumnya. Emira tak menyadari Alzam masuk ke kamar Dara dan memeluknya dari belakang tubuhnya.
"Dara kau cantik sekali menggunakan gaun ini," ucap Alzam.
"Eh, Alzam," ucap Emira terkejut. Dia melepas pelukan Alzam.
"Kau bukan Dara, Emira," ucap Alzam baru menyadari wanita cantik yang mirip Dara itu Emira.
"Iya, ini aku," sahut Emira.
"Kau cantik sekali malam ini Emira, kau seperti Dara. Aku sampai tidak mengenalimu tadi," ucap Alzam. Dia tak menyangka Emira sangat berbeda saat tampil feminim, dia juga lebih mirip Dara.
"Mungkin karena aku memakai baju milik Dara, maaf," ucap Emira.
"Tidak apa-apa, kau cocok memakai gaun itu, cantik dan anggun," puji Alzam.
"Sepertinya aku harus segera mengganti bajuku sendiri," ucap Emira. Dia tak nyaman dipuji Alzam. Emira berjalan melewati Alzam. Mengambil pakaiannya kemudian ke luar dari kamar itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Aisyah ❤️fik-ra
alzam jgn sama kan emira sama dara, nyakitin hati Elmira, di cintai Krn mirip mantan malahan
2022-05-20
0
Maya AL Fadl
mulai kagum
2022-04-20
0
follow ig @liza2219md
alzam lama lama hatinya bakal luluh sama emira
2022-04-01
0