"Oke, salammu ku terima," sahut Ketua Turner.
Emira mengangguk. Sembari mengatur nafasnya yang tersengal-sengal.
"Berarti kau anak buah Bos Luan, benarkan?"
tanya Ketua Turner.
"Iya betul. Kedatanganku ke sini untuk meminta agar Dara Safira tidak menjadi target pembunuhan lagi," ucap Emira.
"Ken, cek daftar target pembunuhan bulan ini, cari nama Dara Safira!" titah Ketua Turner pada Ken yang berdiri di sampingnya.
"Baik Ketua," sahut Ken.
Segera Ken mengecek data di tablet miliknya, mengecek daftar orang yang menjadi target pembunuhan bulan ini, dia mendapati nama Dara Safira menjadi target pembunuhan yang harus dikerjakan.
"Iya Ketua, nama Dara Safira ada di daftar target pembunuhan bulan ini. Tapi dia ditangani Markas Cabang Serigala Hitam," ujar Ken.
"Kalau begitu, hubungi Ketua Cabang Zeo untuk membatalkan rencana pembunuhan Dara Safira!" titah Ketua Turner.
"Baik Ketua," sahut Ken.
Tak lama Ken langsung menghubungi Ketua Cabang Zeo, untuk membatalkan rencana pembunuhan pada Dara Safira. Setelah selesai menelpon, Ken menghadap Ketua Turner lagi.
"Ketua, saya sudah memberitahu Ketua Cabang Zeo untuk membatalkan rencana pembunuhan Dara Safira," ucap Ken.
"Kau dengar sendiri, sekarang Dara Safira sudah tidak lagi jadi target pembunuhan Serigala Hitam," ucap Ketua Turner.
"Terimakasih Ketua, aku juga menyampaikan salam dari Bos Luan untuk Anda," ujar Emira..
"Iya, sudah lama aku tak bertemu dengannya," ucap Ketua Turner.
"Aku pamit undur diri Ketua," ujar Emira.
Ketua Turner mengangguk.
Segera Emira ke luar dari Markas Pusat Serigala Hitam. Dia kembali naik hellikopter bersama Nike. Di dalam hellikopter, dia berbincang dengan sahabatnya itu.
"Emira kau berani sekali masuk Markas Pusat Serigala Hitam, kau tahu betapa berbahayanya tempat itu?" ujar Nike.
"Ya aku tahu," sahut Emira.
"Ketua Turner itu terkenal kejam dan sadis. Aku saja heran kok bisa Bos Luan kenal dekat dengannya," ucap Nike.
"Aku tidak tahu, tapi yang jelas sekarang Dara tidak lagi jadi target mereka," ujar Emira.
"Padahal kau ini hanya merawatnya, tapi kau malah terlibat dalam hal yang berbahaya seperti ini," ucap Nike.
"Entahlah, aku tak tega jika terjadi sesuatu dengan Dara. Aku merasa mulai betah tinggal bersamanya," sahut Emira.
"Kau pasti cuti cukup lama dari misi agen rahasia, berganti jadi perawat Dara," ucap Nike.
"Iya, mungkin sampai Dara sembuh atau ...?" ujar Emira. Dia sudah tahu seperti apa kondisi Dara.
"Atau apa? Atau dia mati ya?" ucap Nike.
"Aku tidak berharap dia mati, aku ingin dia sembuh Nike. Aku pasti sedih jika dia mati," gumam Emira.
"Emira kau tahu dia sakit parah, harapan hidupnya tipis. Satu banding seribu, kau harus ingat itu," ucap Nike.
Emira terdiam. Mendengarkan nasehat dari Nike sahabatnya.
"Aku berkata seperti ini agar kau tak sedih saat Dara mati nantinya. Kau sudah kehilangan Leonard dan
Ibumu," ucap Nike.
"Ya kau benar, tapi setidaknya aku ingin berada di sisi Dara sampai hari itu tiba," ujar Emira.
Nike mengantarkan Emira kembali ke kota tempat tinggalnya. Emira beruntung memiliki sahabat seperti Nike yang selalu ada untuknya. Selama ini Nike adalah sahabat sekaligus teman curhatnya.
***
Ibu Yeni menunggu kabar dari pembunuh bayaran Serigala Hitam. Dia tersenyum-senyum karena merasa rencananya akan berhasil. Dia dan Fanny akan hidup bergelimang harta tanpa harus bekerja keras. Alzam begitu kaya sehingga Ibu Yeni ingin membuat Fanny jadi istri sah Alzam, agar mendapatkan hak atas harta milik Alzam.
Tiba-tiba suara handphone miliknya berdering.
Ibu Yeni langsung mengangkat telpon itu.
"Hallo," ucap Ibuu Yeni.
"Bu Yeni langsung ke intinya, saya membatalkan perjanjian kita," ujar Knife.
"Apa maksudnya?" tanya Ibu Yeni.
"Saya tidak akan membunuh target, dan uang yang sudah masuk akan dikembalikan utuh tidak kurang satu lembarpun," jawab Knife.
"Apa? Tidak, kau harus membunuh Dara," ucap Ibu Yeni.
"Maaf saya tidak bisa," ujar Knife.
Pembicaraan itu langsung terputus, Knife menutup telponnya. Ibu Yeni sangat marah mendengar ucapan Knife. Rencananya gagal total, dia membanting semua barang di kamarnya.
"Iiih ..., sialan Dara, dia lolos lagi. Aku harus segera menyusun rencana B," ucap Ibu Yeni.
Tak lama Ibu Yeni langsung menelpon Fanny yang sedang di luar. Anaknya itu biasa ke luar malam, mabuk-mabukan di klub malam.
"Hallo Fanny," ucap Ibu Yeni.
"Hallo Bu ada apa?" tanya Fanny.
"Pulang!" titah Ibu Yeni.
"Kenapa harus pulang sih, masih sore Bu," sahut Fanny.
"Ada kabar buruk," ujar Ibu Yeni.
"Bu, aku lagi kumpul ma temen nih," sahut Fanny.
"Pokoknya pulang!" titah Ibu Yeni.
"Oke, Bu," sahut Fanny.
Setelah bicara dengan ibunya, Fanny menutup telponnya. Dia duduk kembali bersama teman-temannya yang sedang asyik minum.
"Sorry girls, gue harus pulang," ucap Fanny.
"Masih sore kali."
"Nyonya sudah nyuruh pulang," sahut Fanny.
"Baru juga minum dikit."
"Besok lagi ya, sorry," ucap Fanny.
"Oke, tapi bayarin tagihannya ya."
"Beres," sahut Fanny.
Setelah bicara dengan teman-temannya. Fanny membayarkan tagihan mereka, kemudian berjalan ke luar klub dengan sempoyongan. Dia sudah mabuk. Fanny berjalan menuju parkiran mobil. Masuk ke mobil miliknya. Dia mengendarai mobilnya ke luar area klub malam.
Mobil Fanny melaju di jalan raya yang sepi. Dia sampai mengantuk. Matanya juga kurang awas melihat jalan. Rasa mengantuk dan mabuk jadi satu. Mobilnya melaju cepat, tiba-tiba dia tak sengaja tertidur sekian detik sampai menabrak mobil di depannya.
Dug ...
Braaak ...
"Aaaaaa ....," teriak Fanny.
Mobilnya terangkat ke atas kemudian terpental ke tepi jalan.
Bruuug ...
Fanny menghantam kemudinya. Wajahnya terkena kaca depan yang pecah dan body mobil yang ringsek. Fanny pingsan tak sadarkan diri. Wajahnya dipenuhi darah.
***
Malam itu Alzam baru sampai di rumah. Dia melakukan perjalanan pulang dari luar kota setelah urusan bisnisnya selesai. Alzam begitu rindu pada Dara. Dia langsung berjalan menuju kamarnya. Saat masuk kamar Dara, dia melihat Emira tidur di sofa kamarnya dan Dara tidur di ranjangnya. Alzam mendekati Emira, dia memperhatikan wajah Emira.
"Ternyata dia lebih manis saat tidur, beda sekali saat terjaga, sadis," batin Alzam. Dia tersenyum melihat Emira yang tertidur.
Tak lama Emira terbangun dari tidurnya, dia melihat Alzam ada di depannya. Emira terkejut dan langsung duduk.
"Alzam kau sudah pulang?" tanya Emira.
"Iya, baru saja," jawab Alzam.
"Ya udah, aku akan kembali ke kamarku," ucap Emira.
"Emira," panggil Alzam.
"Ya," sahut Emira.
"Tolong masakkan aku makanan, Bibi Nur sudah tidur aku lapar," pinta Alzam.
"Hei, aku bukan koki Alzam, kau lupa?" ujar Emira.
"Iya aku tahu, Emira Dilara agen level A, iyakan?" tanya Alzam.
"Tuh tahu, apa perlu aku membawa papan nama supaya kau ingat terus?" tanya Emira balik.
Alzam tertawa kecil.
"Jangan tertawa, kau mirip hantu malam-malam tertawa," ucap Emira.
"Aku beneran lapar, ingin makan-makanan yang hangat, bisakah ku mohon," pinta Alzam.
"Sebenarnya ini bukan bagian misiku, tapi karena Bibi Nur sudah tidur, aku akan memasakkanmu," ucap Emira.
"Makasih Emira, agen level A," ujar Alzam.
"Ada maunya aja, kau manis padaku Alzam," keluh Emira.
"Oke, aku akan menggantinya dengan apa?" tanya Alzam.
"Kita main game gimana? Aku sudah terlanjur tidak mengantuk nih," sahut Emira.
"Boleh, ayo!" sahut Alzam.
"Kau tak lelah baru pulang?" tanya Emira.
"Tidak, baru makan masa tidur," jawab Alzam.
Emira mengangguk.
Mereka berdua pun turun ke bawah menuju ruang makan. Alzam duduk di meja makan, sedangkan Emira memasak makanan untuknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
🌹🪴eiv🪴🌹
kapok si Fanny 🤣🤣🤣🤣🤣
saya tertawa di atas penderitaan orang,ya saya akui 😂😜
2023-05-11
1
NandhiniAnak Babeh
masak apa ya
2022-03-28
0
Ana Khumaeroh
tanpa sadar alzam mulai jatuh cinta sama emira kayaknya,pulang² bukannya liatin dara malah liatin emira sambil senyum²😊
2022-03-28
0