Agen Rahasia Hebat

Peluru itu melesat mengenai dada Emira. Namun tidak terjadi sesuatu padanya, bahkan Emira hanya tersenyum. Sedangkan Knife terkejut. Pelurunya tak berpengaruh pada Emira. Dia penasaran kembali menembak.

Dooor ...

Peluru kembali melesat. Kali ini Emira menangkapnya dengannya yang sudah menggunakan sarung tangan khusus anti peluru dan senjata tajam.

Emira memegang peluru itu. Mengaktifkan tenaga penghancur benda keras yang ada di sarung tangan itu. Peluru itu remuk seketika jadi potongan-potongan kecil. Emira hanya tersenyum licik menatap lelaki yang tadi menembak padanya.

"Pelurumu takkan bisa melukaiku, sekarang giliranku bermain," ucap Emira.

Pertarungan yang tadi sempat tertunda kini dimulai kembali. Emira mengeluarkan pistol yang berisi jarum-jarum kecil untuk pelumpuh saraf. Dia menembakkan pistol itu ke tiga orang pembunuh bayaran itu.

Dooor ... dooor ...

Mereka bertiga mencoba menghindar tapi Emira terus menembaki mereka, sampai mereka tersudut. Tak bisa menghindar apalagi melawan. Mereka terpaksa berlari ke ke luar dari rumah besar itu.

Emira tak ingin permainan disudahi. Dia masih ingin bermain dengan mereka sampai game over. Langkah kakinya mengejar ketiga orang itu sampai ke luar. Emira dan ketiga orang itu berada di halaman rumah.

"Mau ke mana? Jangan jadi pengecut," ujar Emira.

Mereka bertiga menatap Emira di depannya. Wanita itu ternyata bukan wanita sembarangan. Dia memiliki ilmu bela diri yang mempuni dan peralatan yang canggih.

"Sial Bos, dia kuat sekali."

"Iya Bos, kita bisa mati sia-sia di tangannya."

"Jangan memalukan pembunuh bayaran Serigala Hitam," sanggah Knife.

"Kenapa? Mau mati cepat atau kita bermain dulu?" tanya Emira.

"Kau merendahkanku!" Knife marah.

"Bos kita lawan lagi."

"Iya, lebih baik mati dari pada ditertawakan pengecut."

Knife mengangguk. Mereka bertiga maju kembali. melawan Emira yang seorang diri. Tangan mereka silih berganti memukul Emira tapi Emira bisa menghindar dan membalas serangan. Mereka baku hantam. Emira melawan ketiganya. Dia tak gentar, meskipun seorang wanita, dia sudah terbiasa bertarung.

Knife mulai terjepit. Dia terpental ke teras setelah Emira menendangnya. Tubuh Knife terjatuh di dekat kursi kayu. Dia memegang punggungnya yang masih sakit. Melihat kedua anak buahnya yang masih bertarung dengan Emira. Posisi anak buahnya mulai melemah dan hampir kalah. Knife mencari cara, dia melihat kursi kayu. Mengambilnya, melemparnya ke arah Emira. Namun Clever yang aktif memperingatkan Emira.

Segera Emira kayang menghindar. Kayu itu terlempar mengenai kedua anak buah Knife.

Bruuug ....

"Aw ....," keluh kedua anak buah Knife.

"Sakit Bos."

Emira mendarat sempurna, menapakkan kakinya ke bawah. Dia melihat kedua anak buah Knife terkena kursi kayu tadi. Sekarang matanya beralih ke arah Knife yang melempar kayu padanya. Emira berlari mendekat. Menyerang Knife dengan brutal.

Dug ... dug ... dug ...

Pukulan demi pukulan mengenai wajah, dada, tangan dan kaki lelaki itu. Knife mulai kualahan melawan Emira. Dia tak bisa menghindari pukulan lagi dan tersudut di dinding teras.

Melihat itu kedua anak buah Knife bangun. Membantu bosnya. Salah seorang satu di antara mereka mendekap Emira dari belakang. Knife memanfaatkan situasi itu. Dia dan satu anak buah lainnya menyerang Emira dari depan, tapi tapi Emira menggunakan kakinya untuk menendang mereka dan tangannya untuk menyikut orang yang mendekapnya. Seketika Emira terlepas dari dekapan lelaki di belakangnya dan dua orang di depannya terpental.

Bruuug ....

Knife dan satu anak buahnya terjatuh di lantai teras.

Melihat itu, Emira mengeluarkan lagi pistol miliknya. Dia langsung menembakkan pistol itu. Tanpa pikir panjang ketiganya langsung lari, salah satu dari mereka terkena jarum pelumpuh saraf itu.

"Aw ..." Satu anak buah knife kesakitan, dia menegang kakinya. Segera Knife menyuruh anak buah yang tersisa menggendong anak buah yang terkena jarum pelumpuh saraf itu. Mereka bertiga berlari ke luar dari pagar rumah besar itu. Tadinya Emira sempat mengejar, namun mereka masuk ke dalam mobil dan meninggalkan tempat itu.

"Heh, mereka kabur," ucap Emira.

Setelah mereka pergi, Emira melihat sobekan kain yang bergambar serigala hitam yang tadi di dapatnya saat bertarung melawan mereka bertiga.

"Ini simbol serigala hitam, apa mereka pembunuh bayaran?" ujar Emira. Dia mencurigai ketiga orang itu pembunuh bayaran. Dari cara mereka masuk dan bergerak. Mereka juga cukup kuat, Emira juga sempat beberapa kali kualahan melawan ketiganya. Kalau hanya perampok atau penjahat biasa tentunya Emira mudah mengatasinya tanpa harus mengeluarkan keringatnya.

Emira pergi ke kamarnya untuk berganti pakaian biasa. Dia menuju pos satpam di rumah besar itu. Kemudian menyemprotkan mereka penetralisir gas tidur. Tak lama kedua satpam itu bangun dan melihat Emira di depannya.

"Nona apa yang terjadi?"

"Tidak ada apa-apa, tadi kalian tertidur, aku mencoba membangunkan kalian," jawab Emira.

"Maaf tadi kami mengantuk sekali sampai tertidur."

Emira mengangguk. Dia tahu apa yang terjadi sebenarnya. Jadi tanpa mereka jelaskan Emira mengerti kenapa mereka tertidur bukannya terjaga.

"Sekarang kalian jaga lagi keamanan rumah ini, aku masuk dulu," ucap Emira.

"Iya Nona, terimakasih," sahut kedua satpam itu.

Emira mengangguk. Dia kembali masuk ke dalam rumah besar itu lalu mencari tukang kebun dan Bibi Nur, membantu mereka sadar kembali. Dengan menyemprotkan penetralisir gas tidur pada mereka. Tak lama mereka bangun dan kembali ke kamar mereka.

Setelah itu, Emira berjalan menuju ke lantai atas, dia masuk ke kamar Dara untuk memastikan Dara aman. Emira melihat Dara yang masih tidur pulas.

"Dara hampir saja mereka akan membunuhmu," ujar Emira. Dia tersenyum. Setidaknya malam ini mereka gagal mencelakai Dara. Hanya saja ada yang mengusik pikirannya. Emira termenung.

"Tapi mengapa mereka ingin membunuhmu?" ujar Emira.

"Apa mereka dibayar oleh seseorang? Tapi siapa orang itu?" tanya Emira pada dirinya sendiri. Dalam benaknya penuh kecurigaan. Dia yakin tiga orang itu pasti suruhan. Mereka disewa oleh seseorang untuk mencelakai Dara.

***

Knife dan dua rekannya kembali ke markas Serigala Hitam. Salah satu rekannya mengalami kelumpuhan di kakinya. Knife menyuruh rekannya untuk beristirahat, sementara itu dia melapor ke Ketua Cabang Pembunuh Bayaran Serigala Hitam tentang misi yang dijalankannya.

"Ketua Zeo, saya gagal menjalankan misi kali ini," ucap Knife.

"Kok bisa? bukannya kau sudah sangat berpengalaman dalam hal ini?" tanya Ketua Zeo.

"Target ternyata memiliki seorang pelindung, sepertinya dia bukan orang biasa," jawab Knife.

"Maksudnya?" tanya Ketua Zeo.

"Dia memiliki perlengkapan yang cukup canggih dan ilmu bela dirinya lumayan tangguh," jawab Knife.

"Tidak perlu dipikirkan hal itu, jalankan rencana kedua. Jangan membuat pelanggan kecewa atas kinerja kita," ucap Ketua Zeo.

"Baik Ketua Zeo," sahut Knife.

Setelah melapor pada Ketua Zeo, Knife pergi untuk beristirahat dan merancang kembali rencana keduanya. Dia tidak mau membuat malu Markas Pembunuh Bayaran Serigala Hitam.

***

Ibu Yeni sedang duduk di sofa sambil melihat majalah. Wajahnya berseri-seri karena tadi malam pembunuh bayaran yang disewanya pasti sudah menjalankan perintahnya. Ibu Yeni menunggu kabar dari pembunuh bayaran itu. Tak lama pembunuh bayaran itu menelpon Ibu Yeni.

"Hallo," ucap Ibu Yeni.

"Hallo Bu Yeni," sahut Knife.

"Gimana? Apa semalam kau sudah berhasil menyingkirkan Dara?" tanya Ibu Yeni. Dia penasaran ingin tahu hasil operasi semalam.

"Maaf semalam gagal," jawab Knife.

"Apa gagal?" Ibu Yeni terkejut. Menggeleng. Tak mungkin pembunuh bayaran profesional seperti mereka gagal.

"Iya Bu," jawab Knife kembali.

"Terus gimana? Saya sudah bayar setengahnya loh," ujar Ibu Yeni.

"Tenang, saya sudah membuat rencana kedua," ucap Knife.

"Pokoknya saya mau Dara mati," tegas Ibu Yeni emosi.

"Baik," sahut Knife.

Ibu Yeni menutup telpon itu kemudian marah-marah. Emosinya tak bisa diredakan. Dia ingin Dara mati dengan cepat agar anaknya jadi istri Alzam.

Terpopuler

Comments

Maya AL Fadl

Maya AL Fadl

Semoga cepat ter ungkap

2022-04-20

0

NandhiniAnak Babeh

NandhiniAnak Babeh

bikin pembunuhnya ketangkep dong Thor.. trus di sekap buat kasih ke alzam dan bongkar semua siapa yg suruh mereka

2022-03-27

0

faridah ida

faridah ida

ini bu yeni enaknya di apain yaa....🤔
usia uda setengah abad masih aja maruuk sama harta ...😡

2022-03-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!