Siapa Dia

"Kamu di rumah sakit Fanny, tadi kamu kecelakaan," jawab Ibu Yeni.

"Aku ingat sekarang, aku memang kecelakaan, tapi Bu mukaku rasanya sakit dan perih, kenapa ya?" tanya Fanny.

"Tidak apa-apa nak, kau hanya sedang menjalani perawatan saja," jawab Ibu Yeni.

Fanny memegang mukanya, dia kaget disekujur mukanya diperban.

"Bu, mukaku kenapa kok diperban semuanya?" tanya Fanny.

"Tidak apa-apa nak, nanti kalau kau sembuh kita operasi plastik ke luar negeri saja," jawab Ibu Yeni.

"Apa? Operasi plastik? Memang mukaku kenapa Bu?" tanya Fanny. Dia panik dengan apa yang terjadi padanya

"Mukamu rusak terkena pecahan kaca dan terbentur pintu mobil," jawab Ibu Yeni.

"Apa? Mukaku rusak? Tidak ... tidak ..., Ibu pasti sedang bohongkan? Mukaku tidak mungkin rusak Bu, hik ... hik ... hik ...," ucap Fanny sambil menangis.

"Fanny tenanglah, kita bisa selesaikan masalah ini, kau bisa operasi plastik nantinya," ucap Ibu Yeni.

"Tidak ... tidak ..., mukaku ... muka cantikku ...,

hik ... hik ... hik ....," ujar Fanny sambil menangis.

"Fanny tenanglah, Ibu tahu kau sedih harus mengalami semua ini," ujar Ibu Yeni menenangkan putrinya yang histeris karena mukanya cacat.

"Bagaimana nanti kalau mukaku jadi jelek? Gimana aku mau mendapatkan Alzam kalau mukaku jelek Bu? hik ... hik ... hik ...," ucap Fanny.

Fanny terus menangis histeris dan membanting semua barang di sekelilingnya. Apalagi saat dia tahu tulang kakinya retak juga. Terpaksa digib, dia tambah marah dan tidak mau menerima keadaannya. Bahkan dia mengutuk Dara dan menyalahkannya.

***

Pagi itu Alzam sudah rapi mengenakan setelan jas. Dia harus pergi meeting. Dara masih tidur di ranjang. Alzam menghampiri Dara, mencium keningnya dan menyisipkan doa untuknya. Agar Dara segera sembuh dan sehat kembali seperti dulu.

Alzam ke luar kamar. Dia melihat Emira sedang mengepel ruangan di lantai atas. Alzam tersenyum dan menghampirinya.

"Sepertinya agen rahasia multi talenta ya, bisa jadi istri kedua, perawat dan sekarang pembantu," ledek Alzam.

"Heh, bisanya cuma ngeledek, gak ngeliat aku repot," keluh Emira.

Alzam tersenyum.

"Tumben kau ngepel Emira, apa staminamu mubadzir?" tanya Alzam.

"Bibi Nur sedang ke pasar, lantai terlihat kotor, aku pikir gak ada salahnya aku ngepel," jawab Emira.

"Kalau gitu gimana kau menyapu halaman, mencuci baju dan memotong rumput sekalian, gak ada salahnya kan?" ledek Alzam.

"Oke, kau mau menggajiku berapa Tuan?" tanya Emira sambil menatap Alzam.

"Bukankah kau istriku, untuk apa menggajimu?" ledek Alzam.

"Ternyata kau sengaja menyewaku untuk pekerjaan ini, menyesal," keluh Emira sambil mengerucutkan bibirnya.

Alzam tertawa sepuasnya.

"Baiklah, kita damai, aku harus meeting pagi ini," ujar Alzam.

"Bukannya Dara harus check up?" tanya Emira.

"Astagfirullah, aku lupa. Bisakah agen Emira yang baik menemaninya?" tanya Alzam.

"Giliran ada maunya sok manis," jawab Emira.

"Oke, sebagai gantinya kita main game lagi nanti malam gimana?" tanya Alzam. Dia tahu hal yang disukai Emira. Gadis tomboy itu suka hal yang menantang.

"Kau akan curang, aku tahu," sahut Emira.

"Aku janji kali ini gak akan curang," ujar Alzam.

"Oke," sahut Emira sambil mengangguk.

"Assalamu'alaikum," ucap Alzam.

"Wa'alaikumsallam," sahut Emira.

Alzam berjalan melewati Emira. Dia tersenyum. Semenjak hadirnya Emira di rumahnya, kini dia tak kesepian lagi. Ada yang membuatnya tersenyum bahagia.

Setelah menyelesaikan pekerjaannya. Emira masuk ke kamar Dara. Dia membangunkan Dara, membantunya mandi dan mengenakan pakaiannya.

"Nah sudah cantik, kita akan pergi ke rumah sakit," ucap Emira.

"Terimakasih Emira, kau sudah merawatku, padahal kau maduku," ujar Dara.

Emira mengambil tangan Dara. Memegangnya.

"Anggap aku saudaramu, jadi kau tak perlu sungkan, dengan senang hati aku akan merawatmu," sahut Emira.

Dara menganguk.

"Ayo kita berangkat!" ajak Emira.

Dara tersenyum. Meskipun Alzam tak bisa menemani check up tapi ada Emira yang selalu menemaninya.

Emira mendorong kursi roda yang dinaiki Dara ke luar rumah. Dia membantu Dara masuk ke dalam mobil. Setelah itu dia mengendarai mobil itu ke luar dari rumah menuju rumah sakit.

***

                               

Fanny dan Ibu Yeni sedang menunggu Dokter untuk melepas perbannya. Mereka tidak sabar menunggu Dokter ke ruangannya. Fanny sampai bolak balik melihat wajahnya di kaca. Dia ingin tahu seperti apa wajahnya setelah dibuka perbannya.

"Bu kita tidak memberitahu Alzam?" tanya Fanny.

"Untuk apa? Kalau Alzam tahu wajahmu cacat, akan makin susah mendapatkannya," jawab Ibu Yeni.

Tak lama Dokter dan Suster masuk ke dalam. Dokter mulai melepas perban itu dan melaporkan kondisi Fanny pada Ibu Yeni. Setelah itu Dokter dan Suster ke luar ruangan itu. Segera Fanny melihat wajahnya di cermin miliknya.

"Wajahku, cacat, jelek, tidaak hik ... hik ...," ucap Fanny sambil menangis.

"Tenang Fanny, wajahmu bisa diperbaiki," sahut Ibu Yeni.

"Tidak Bu. Wajahku jelek sekali, bahkan aku saja jijik melihatnya Bu," ucap Fanny sambil menangis.

"Fanny, kita akan ke luar negeri untuk operasi wajahmu, kita minta uang sama Alzam untuk biayanya," ujar Ibu Yeni.

"Gimana kalau gagal? Dan hasilnya tidak memuaskan? Aku malu bertemu Alzam kalau wajahku jelek seperti ini?" keluh Fanny.

"Yang penting kita usaha dulu," sahut Ibu Yeni.

"Wajahku cantik aja Alzam selalu jual mahal, apalagi kalau dia melihatku jelek seperti ini Bu," keluh Fanny.

"Tenang, wajahmu akan kembali cantik," sahut Ibu Yeni.

Fanny mengangguk.

Setelah mengurus Fanny Ibu Yeni ke luar dari ruangan. Dia ingin turun ke lantai satu. Kebetulan dia melihat Dara sedang berada di samping lift. Dia terlihat sendirian.

"Itu bukannya istri Alzam? Sepertinya aku harus membuat perhitungan dengannya," ucap Ibu Yeni. Dia menghampiri Dara. Berdiri tak jauh dari Dara, seakan menunggu lift. Kebetulan lift itu bersampingan dengan tangga darurat untuk turun. Saat banyak orang ke luar lift, Ibu Yeni pura-pura terpeleset dan tangannya menyenggol kursi roda Dara. Kursi roda itu berjalan perlahan, hendak turun ke tangga darurat, untung saja Emira dengan sigap menangkap kursi roda yang dinaiki Dara. Emira langsung membawa Dara menjauh dari situ.

"Dara kau di sini dulu, aku akan segera kembali," ucap Emira.

Dara mengangguk. Dia hanya terdiam di tempat itu.

Sedangkan Emira berjalan menghampiri Ibu Yeni. Apa yang terjadi pada Dara tadi seperti disengaja. Emira melihat itu dengan jelas, dia bukan orang bodoh yang tak tahu apa-apa. Dari gerak-gerik ibu tua itu terlihat ingin mencelakai Dara.

"Hei Bu, kau tadi sengaja mendorong Darakan?" tanya Emira.

"Aku tidak sengaja, tadi banyak orang yang ke luar lift, aku terpeleset dan tanganku menyenggol kursi roda," jawab Ibu Yeni.

"Kau pikir aku bodoh? Kau terpeleset sejauh itu?" ucap Emira.

"Aku memang terpeleset," sahut Ibu Yeni.

"Kau tahu orang-orang mau ke luar lift tapi kau sengaja berdiri di depan mereka, supaya seolah-olah kau tersenggol orang-orang yang ke luar lift, iyakan?" ujar Emira.

"Kau menuduhku ya?" tanya Ibu Yeni.

"Iya, memangnya kenapa? Kalau aku mau, aku bisa membuktikan ini dengan rekaman CCTV itu," ancam Emira sambil menunjuk CCTV yang tak jauh dari lift.

Ibu Yeni mengerucutkan bibirnya. Kesal pada gadis tomboy yang menggagalkan rencananya.

"Awas aja kalau kau berani berbuat yang aneh-aneh lagi!" ancam Emira menunjuk ke arah muka Ibu Yeni. Kemudian dia kembali menghampiri Dara, membawanya turun lift.

Ibu Yeni terlihat sangat kesal dan marah pada gadis yang berbicara padanya dengan lantang tadi. Dia tak menyangka ada Emira yang berada di sisi Dara.

"Siapa gadis itu? Dia berani sekali bicara lantang padaku. Sepertinya dia begitu dekat dengan Dara. Ini tidak bisa dibiarkan, bisa saja dia memikat Alzam setelah Dara mati," ucap Ibu Yeni.

Di tempat yang berbeda, Emira mengendarai mobilnya sambil memikirkan apa yang tadi terjadi pada Dara.

"Siapa wanita tua itu, dia sengaja mendorong Dara? Apa dia ada hubungannya dengan pembunuh bayaran itu?" batin Emira. Dia mencurigai wanita tua tadi. Dia seperti sengaja mendorong Dara. Gelagatnya juga mencurigakan.

Terpopuler

Comments

NandhiniAnak Babeh

NandhiniAnak Babeh

ayo Amira kmu pasti bisa tuk selidiki tuh nenek tua

2022-03-28

0

NandhiniAnak Babeh

NandhiniAnak Babeh

idih Dy yg jahat malah nyalahin org lain.. bikin Dy kena karma terus Thor.. gregetan liat nya

2022-03-28

0

faridah ida

faridah ida

kamu selidiki aja itu ibu Yeni ,Emira ....

2022-03-28

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!