BAB 19. ZALFA HILANG

"Ayah kok ga bilang kalau ada sekretaris baru?" tanya bunda yang tiba-tiba datang, sore-sore pula.

"Bunda... Tumben mau ke sini ga ngabarin." sahut Surya melihat istrinya yang tiba-tiba masuk ruangan.

"Jadi Bunda ga boleh ke sini kasih suprise? Biar bisa lirik-lirik sama sekretaris bahenol?" ucap Bunda mencecar Surya.

"Ayah juga baru tahu kalau ada sekretaris dadakan Bun. Jangan ngambek dong. Istri ayah juga masih bahenol kok. Ga kalah seksi sama yang di depan." sahut Surya menyambut istrinya lalu memeluknya, untuk menenangkan Bunda yang dalam mode merajuk.

Meski sudah tak terbilang muda, Surya dan istrinya adalah pasangan yang romantis. Selalu bertingkah manja pada pasangannya meskipun sebenarnya mereka adalah jiwa-jiwa yg mandiri penuh kewibawaan saat berada di luar.

Bukannya membalas pelukan suaminya bunda malah mendorong Surya ke sofa. Dengan gerakan cepat, dia membuka resleting celana suaminya.

"Astaga, jadi bunda datang ke sini karena lagi kangen disentuh ayah ya? Kunci dulu Pintunya sayang?" ucap Surya yang bingung dengan tingkah istrinya.

"Mesum terus pikirannya. Bunda tuh cuma mau mastiin, itunya ayah tegang ga dihadapkan paha sama dada yang terbuka di depan." sahut Bunda sambil bersedekap dada dan duduk di samping suaminya masih sambil cemberut.

Akhirnya ayah tahu, mengapa istrinya itu datang langsung marah-marah. Surya mengelus bagian bawah tubuhnya tanpa membenarkan resletingnya. Surya memeluk bunda dari samping dan membawa kepala istrinya ke dadanya.

"Ayah senang lho bunda cemburu. Tapi lucu saja, masa bunda cemburu sama perempuan ga berkelas, bunda nih ngremehin selera ayah banget." ucap Surya menenangkan istrinya. Dia membawa tangan bunda ke bagian celananya yang terbuka. "Tuh kan, dia tegang saat deket dengan pawangnya. Bunda harus tanggung jawab lho ngomong-ngomong." lanjut Surya lagi.

Karena emosi Bunda yang sudah mulai reda, dia pun mulai sedikit mengembangkan senyumnya.

"Bunda ga suka ada karyawan yang berpenampilan kayak gitu Yah. Udah kayak mau jual diri aja." protes Bunda kemudian berganti dengan suara manja.

Suryo tersenyum mendengar suara istrinya yang sudah normal itu. "Jadi ini gimana Bun? Lanjut ga?" ucap Surya menggoda istrinya yang otomatis mendapat cubitan si perutnya.

"Ayah ih, Bunda tuh ke sini mau lihat cewek yang lagi ditargetin sama anak kita. Vano bilang dia karyawan sini." ungkap Bunda menjelaskan kedatangannya, sambil tangannya terulur menaikkan kembali resleting suaminya.

"Jadi Vano juga sudah tahu? Ck, kok ga cerita ke ayah?" ucap Surya mengomentari.

"Udah lama sih Yah katanya dia curiga kalau Rendra lagi ngedeketin office girl di sini. Tapi yang Vano lihat, si cewek itu cenderung tidak menanggapi. Masa iya sih Yah, pesona anak kita sudah luntur? Itu yang bikin Bunda penasaran pengen lihat orangnya." sahut Bunda mengungkapkan penasarannya.

Surya menuntun istrinya ke meja kerjanya dan menunjukkan file data di laptopnya.

"Coba Bunda baca deh laporan dari Rayyan tentang gadis itu. Ayah juga barusan baca. Belum selesai malah terus Bunda masuk tadi." kata Surya jujur.

Mereka pun sama-sama membacanya. Mata bunda jadi berkaca-kaca setelah mengetahui fakta tentang wanita yang sedang diperjuangkan oleh putranya.

"Kasihan ya Yah, dia di lantai berapa sih? Namanya siapa tadi, Zalfa ya? Sayang Rayyan ga kirim fotonya ya. Bisa ga bunda ketemu sekarang?" ucap Bunda yang sepertinya sudah tidak sabar untuk bertemu Zalfa.

"Memang kalau sudah bertemu mau nagapain? Mau langsung melamar?" tanya Surya.

"Ya kalau anaknya baik ga masalah, langsung Bunda nikahin kalau perlu. Daripada sama perempuan ga tahu malu itu. Miskin aja belagu, gimana kalau jadi orang kaya. Jangan-jangan kalau kita sudah tua cuma akan disia-siakan." tutur Bunda dengan suara sendu.

"Sabar Bun. Sebentar lagi dia ke sini kok. Fandy sudah mengaturnya. Bunda jangan memperlihatkan rasa penasaran. Kasihan dianya."

"Iya, iya. Bunda paham kok." sahut Bunda.

Sementara itu Zalfa yang diutus Fandy, berjalan dengan sedikit cepat karna tadi memang kabur dari Maya. Sebelum sampai di depan lift, tiba-tiba tangannya ditarik dengan kasar dan mulutnya dibekap. Tak lama kemudian dia tak sadarkan diri. Tubuhnya diseret menuju toilet.

"Cepet bawa masuk! Boy, ambil posisi seolah kalian sedang berciuman. Jeany, kamu ambil gambarnya!" perintah seorang wanita yang tak lain adalah Margareth.

"Siap Bos." jawab mereka kompak.

Boy adalah manager Margareth yang menyamar menjadi OB di sini. Bukan manager biasa, dia juga kadang menjadi teman tidur Margareth.

"Gadis kampung, mau coba-coba bersaing denganku. Sebelum kamu dapatkan Rendra, kamu duluan yang akan ditendang. Dasar perempuan ga tau diri. Aku yakin, dia hanya pura-pura alim. Paling juga dia jadi baby sugarnya salah satu bos di sini. Munafik." lirih Margareth menggerutu dan mengumpat.

"Perlu dibuka ga Bos bajunya?" tanya Jeany.

"Ga usah. Jangan dicium beneran Boy. Awas macam-macam." ancam Margareth pada Boy.

"Iya Bosku sayang, jangan khawatir. Aku ini hanya milik kamu." sahut Boy sambil mencari posisi yang pas untuk diambil foto.

"Udah cukup deh kayaknya. Buruan keluar sebelum ada yang masuk. Jangan lupa tempel kertas pengumuman kalau toilet rusak." ucap Margareth dan meluar terlebih dulu dengan Boy. Mereka menggunakan masker agar tidak ada yang mengenali.

Jeany melepaskan krah baju Zalfa kasar. Badan zalfa yang lemas otomatis terjatuh di sembarang tempat. Kepalanya terantuk sudut bak mandi dan membuat pelipisnya mengeluarkan darah.

"Mampus! Rasakan ini, ga usah bangun sekalian. Emang siapa yang akan peduli padamu. Bos Rendra pasti akan jijik melihatmu." ucap Jeany sinis lalu meninggalkan Zalfa yang masih pingsan. Tak lupa, selain menempel tulisan rusak, dia juga mengunci pintu dari luar.

Dia berjalan keluar dengan santai seperti tidak terjadi apa-apa. Di lorong, dia berpapasan dengan Sinta yang sepertinya membawa beberapa serbet dan peralatan bersih-bersih untuk dicuci.

Jeany yang memang angkuh hanya berjalan melewati Sinta tanpa menyapa. Sinta sendiri hanya mengelus dada, saat melihat kelakuan teman kerjanya itu.

"Ini kok rusak, perasaan tadi aku pakai ga ada kerusakan kok. Ah, ya sudahlah." ucap Sinta bermonolog.

Sementara itu Surya dan istrinya yang sudah lama menunggu Zalfa pun menjadi tidak sabaran. Dia menghubungi Fandy lagi.

"Gimana Fan? Kok lama banget. Jadi ga, kamu minta Zalfa ke sini? Bundamu udah ga sabaran dari tadi nunggu." tanya Surya saat menghubungi Fandy kembali.

"Masa belum nyampe sih Om? Seharusnya udah lama nyampe situ. Masa nyasar sih?" jawab Fandy yang juga sebenarnya penasaran.

"Coba kamu cek deh, takutnya nyasar beneran." perintah Surya lagi.

"Iya Om, Fandy buka cctv coba." jawab Fandy.

Setelah panggilan berakhir, Fandy memanggil Maya ke runangannya.

"Iya Pak, ada yang bisa dibantu?" tanya Maya saat berada di ruangan Fandy.

"Eh, May. Tadi kamu lihat Zalfa keluar dari sini menuju atas ga?" tanya Fandy sambil melihat rekaman cctv di laptopnya.

"Tadi dia bilang kalau mau ke atas sih Pak. Apa ada masalah?" tanya Maya sopan.

"Sampai sekarang belum nyampe atas May. Ini lagi tak cek." jawab Fandy.

"Masa sih Pak? Sejak tadi?" tanya Maya yang ikut panik.

Maya ikut melihat layar monitor, di sana terlihat Zalfa yang berlarian kecil sambil tertawa. Iya, dia ingat betul tadi pas Zalfa menggodanya.

"Mengapa cctv di depan lift mati? Sebentar, di lift lantai atas juga tidak terlihat Zalfa keluar dari sana." ucap Fandy.

"Coba rekaman menuju toilet Pak." ucap Maya memberi saran.

"Di sana juga mati May." jawab Fandy semakin panik. Hanya satu yang ada dipikirannya. Ada yang menyabotase cctv di sana.

"Perasaan saya kok ga enak ya Pak. Coba deh Pak saya tanya ke anak-anak OG." ucap May sambil berlalu tanpa mendengar jawaban Fandy.

"Kalau terjadi apa-apa, nyawa gue taruhannya. Gue juga harus ikut mencari." gumam Fandy yang langsung berdiri menuju ruangan Rendra. Siapa tahu Zalfa ada di sana meski tadi tak terlihat Zalfa sudah kembali.

Sedangkan Maya langsung berlarian menuju pantry.

"Sinta... Bu Nely... Siapa saja, adakah yang melihat Zalfa?" tanya Maya begitu membuka pintu pantry masih dengan nafas yang terengah-engah.

Penghuni pantry saling bertatapan. Sedangkan Jeany yang sebenarnya tegang pun ikut pura-pura terkejut.

"Saya belum bertemu Zalfa sejak makan siang Mbak." jawab Sinta.

Yang lain juga mengaku tidak tahu di mana Zalfa.

"Tolong, bantu cari. Sekarang!" ucap Maya tegas.

Mereka langsung berhamburan keluar. Bu Nely memeriksa setiap ruangan dibantu Jeany, yang pura-pura ikut panik. Sedangkan Sinta mencari di toilet.

Sedangkan Fandy menghubungi Surya karena tidak menemukan Zalfa di ruangan Rendra.

"Apa? Hilang? Maksudnya gimana sih? Udah dicek semua belum?" tanya Surya yang mendadak ikut khawatir.

"Tolong minta sekretaris Om atau siapa untuk mengecek lantai atas ya, siapa tahu Zalfa sudah di atas." ucqo Fandy yang sudah tidak peduli lagi siapa memerintah siapa. Masa depannya benar-benar dipertaruhkan saat ini.

"Oke oke... Tuuuttt..." jawab Surya langsung mematikan sambungan teleponnya.

"Kenapa Yah? Siapa yang hilang?" tanya Bunda ikut panik.

"Zalfa tidak ada di mana-mana. Ayah akan suruh orang untuk memeriksa lantai ini. Biar Vano cek cctv juga." sahut Surya sambil menarik istrinya keluar dari ruangannya.

"Calon mantu Bunda hilang?" teriak Bunda saat keluar ruangan.

Hal itu disalahartikan oleh sekretaris barunya itu. Dia menyangka Pak Surya sedang memarahi wanita yang tadi dia kira akan minta sumbangan itu.

"Tuh kan diseret keluar? Dibilangin jangan minta sumbangan ke sini ga percaya. Jadi begini rasanya jadi sekretaris CEO. Masih terlihat tampan walau sudah berumur. Mau CEO, mau wakilnya, yang penting mereka kaya ga masalah walau cuma jadi simpanannya. Pokoknya aku harus dapetin salah satu di antara mereka." ucapnya lirih.

Sementara Vano sudah mengecek cctv di lantai itu. Namun, tak terlihat Zalfa keluar dari lift. Semua ruang sudah di cek, namun tidak ditemukan juga.

TBC....

Mohon dukungannya ya readers semua.

Jangan lupa tinggalkkan komentar, vote dan likenya

Makasih❤️❤️

Terpopuler

Comments

Dahrifah Zulfahmi

Dahrifah Zulfahmi

lanjut kk up banyakk222222

2022-05-29

1

Alya Yuni

Alya Yuni

Tunggu aja kau Jeany
kau mati

2022-05-28

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!