Rendra masih bertahan menjadi manager pemasaran menggantikan manager lama yang ketahuan menyalahgunakan jabatannya, dengan membocorkan rahasia perusahaan.
"Waktuku di sini sudah hampir habis, segera carikan manager yang baru. Pastikan dia orang yang loyal dan mau bekerja keras. Syarat umum kurasa kau sudah tahu." ucap Rendra pada Sam. Selamat pagi
"Baik Pak. Dan tentang Nona Zalfa, ini data yang Bapak minta." ucap Sam seraya menyerahkan map.
"Baiklah, kau boleh kembali." sahut Rendra singkat.
Zalfa Azzahra, 18 tahun . Orang tuanya meninggal 1,5 bulan yang lalu karena tertabrak mobil. Pelakunya adalah Gery Iskandar. Untuk menebus rasa bersalahnya, dia menikahkan anaknya dengan Zalfa. Gery adalah pemilik minimarket yang sudah memiliki 3 cabang.
"Mertuanya pemilik mini market tapi dia sendiri kerja banting tulang sama orang. Ck... Tidak masuk akal."
Rendra merogoh ponselnya. Dia menghubungi sahabat sekaligus tangan kanannya yang berada di kantor pusat.
"Kenapa Ren? Kapan balik? Betah banget sih lo disana?" belum apa-apa Rendra sudah dibrondong pertanyaan.
"Ck... Udah bosen lo kerja ama gue? Brisik!" ucap Rendra tanpa berniat menjawab pertanyaan Fandy.
"Serah lo deh? Ada apa? Cepetan bentar lagi mau meeting gue." sahut Fandy. Rendra berdecak, kadang suka heran siapa yang bos siapa yang bawahan sih. Sekata - kata sama atasan.
"Besok kalau ada yang nglamar sebagai office girl, namanya Zalfa Azzahra, langsung lo terima. Tempatkan di lantai kita. Ga usah banyak tanya, pokoknya lo atur gimana pun caranya, hubungi bagian terkait. Ngerti kan? Ya udah gue tutup." ucap Rendra dengan gamblang dan langsung menutup telponnya.
Tuutt...
"Rendraa.... Astaga, itu orang kakunya turunan siapa sih? Perasaan Om dan Tante itu baik dan ramah deh. Jangan-jangan lo itu dapet dari nemu lagi! Ah, sepertinya gue harus tanya Om Surya deh." ucap Fandy mengumpat pada Rendra.
Fandy merasa seperti tidak mengenali sahabatnya itu. Saat akan memulai misi, perasaan sikapnya masih biasa saja, 2 bulan setelah di sana juga masih biasa saja. Waktu menghadiri pesta di loby hotel juga masih bercengkerama dengan baik, namun setelah itu Rendra jadi lebih banyak diam, ngomong seperlunya. Sikapnya jadi kaku.
Ternyata apa yang dirasakan Fandy juga di rasakan oleh keluarganya. Rendra jarang pulang ke rumah utama sejak 6 terakhir, dia lebih tertutup, emosinya mudah tersulut.
Sepanjang jalan Rendra terus tersenyum saat mengingat gadis berkerudung itu.
"Sepertinya aku sudah benar-benar jatuh cinta dengan istri orang. Astaga...Mengapa nasibku harus seperti ini Tuhan..." ucap bermonolog lalu tersenyum. Namun senyumnya surut saat mengingat kejadian kemarin sore.
"Kamu pulang di antar sopir. Saya masih ada pekerjaan." ucao Rendra penuh penekanan.
Mekipun Bella keberatan, namun tak urung dia segera masuk mobil. Setelah memastikan mereka keluar dari rumah sakit, Rendra masuk lagi ke dalam menemui dokter yang tadi memeriksa Bella.
" Saya suami Bella, yang tadi periksa. Bisa saya menanyakan beberapa hal?" tanya Rendra tanpa ekspresi.
"Bisa Pak. Sebentar saya buka rekam medisnya dulu. Nah... Ini sudah ketemu Pak. Ibu Bella, usia kandungannya 30 minggu lebih, berat dan panjang normal, sehat. Sejak awal Bu Bella memang tidak merasakan gejala hamil yang berlebihan ya Pak. Berat awal Ibu 49kg sekarang menjadi 75kg. Memang ini sangat banyak meningkatnya, mungkin harus mengikuti kelas ibu hamil, perbanyak makan buah dan sayur. Mengurangi makanan berkarbo akan lebih baik untuk kesehatan Bu Bella. HPLnya masih sekitar 2 bulanan lagi ya Pak. Dan selama masa akhir kehamilan disarankan untuk banyak beraktifitas, seperti jalan-jalan pagi atau melakukan pekerjaan yang ringan. Nanti saat-saat mendekati hpl dianjurkan untuk sering-sering menengok anaknya ya pak. Hal ini bagus untuk memudahkan saat proses kelahiran." ucap dokter itu memberi saran.
Rendra terenyum kecut, menengok anaknya bagaimana. Mendekat saja rasanya tidak berminat.
"Maksud saya menanyakan semua ini karna saya ingin memastikan itu adalah anak saya atau bukan. Kami melakukan hubungan 6 bulan yang lalu dan saat ini usia kandungannya 7 bulan. Apakah ini wajar? Saya memang sudah lama mencurigai ini. Hanya saja saya masih diam. Jadi bagaima dok, apakah dokter bisa membantu saya?"
Dokter itu masih seperti tidak percaya, bagaimana bisa pria setampan dan segagah ini bisa dihianati istrimya?
"Baiklah Pak, saya akan bantu sebisanya. Kita akan melakukan tes DNA. Jika Bapak tidak sabar melakukannya saat bayi itu lahir, kita bisa melakukannya saat masih ada di dalam kandungan. Bagaimana?" tanya dokter lagi memastikan.
"Tidak dok, biarkan saja seperti ini dulu. Nanti setelah lahir saja, saya masih bisa menunggu. Baiklah dok... Itu saja yang ingin saya pastikan. Tolong aga rahasia ini! Terima kasih untuk informasinya. Kalau begitu saya permisi dulu dok." ucap Rendra yang segera berlalu setelah dokter mempersilakan.
Rendra meraup wajahnya kasar. Dia sudah ditipu mentah-mentah. Wanita itu sudah membuang-buang waktu, tenaga dan pikirannya. Balasan apa yang pantas dia berikan setelahnya, Rendra masih memikirkannya.
Waktu itu Rayyan memang sudah melakukan penyelidikan. Namun yang merencanakan penjebakan adalah Rosa. Entah bagaimana dia bisa terjebak dengan Bella pun, ini masih jadi PR untuk Rayyan. Namun karna waktu itu masih banyak hal penting lain yang harus diurus maka Rendra menyuruh Rayyan untuk menghentikan penyelidikan sementara.
"Baiklah tikus kecil, waktumu bermain-main sudah hampir habis. Sekarang akan ku ikuti permainanmu!" gumam Rendra.
$$$$$$$
Hari ini sebenarnya Zalfa berniat untuk melamar pekerjaan di gedung perkantoran yang ditunjukkan oleh mantan managernya. Namun Zalfa merasa ada yang tidak beres dengan tubuhnya. Kepalanya pusing, perut rasanya mual seperti diaduk-aduk. Dia memutuskan untuk berdiam diri di rumah seharian.
Karna sudah merasa lebih baik, zalfa memutuskan Untuk membuat makan siang untuk dirinya sendiri karna Ervan saat ini masih di kantor, pikirnya.
Baru saja keluar dari kamar dia dikejutkan oleh 2 orang yang sedang bercumbu di atas sofa. Dia adalah suaminya dan seorang wanita yang tadi membuatnya harus keluar dari pekerjaannya.
"Apa yang kalian lakukan?" tanya Zalfa setengah berteriak.
Mereka terkejut dan langsung menghentikan aktivitas mereka. Kedua orang itu sudah setengah telanjang. Mereka segera merapikan kembali pakaian mereka.
Ervan segera mendekati Zalfa. Untungnya tadi dia memakai jilbab intan saat keluar kamar.
"Apa yang kamu lihat saat ini, jangan sampai orang tuaku tahu. Jika kamu mengadu, maka aku tidak akan segan-segan untuk mengusirmu." ucap Ervan dengan nada mengamcam.
"Kamu pikir saya takut Mas? Selama ini saya diam saja bukan berarti saya takut. Itu karna saya menghormati Mas Ervan sebagai suami saya. Tapi lihatlah... Kalian melakukan hal yang sangat menjijikan." ucap Zalfa kemudian.
"Jangan sok suci kamu. Kamu pikir aku tidak tahu, kalau kamu itu hanya memanfaatkan orang tuaku untuk menikmati fasilitas dari kami kan? Ya sudah, nikmati saja semua. Tapi ingat, jangan pernah ikut campur urusanku!" sarkas Ervan mencoba mengintimidasi.
Meskipun belum ada perasaan untuk suaminya, namun bagi Zalfa pernikahan itu hal yang sakral. Sebisa mungkin Zalfa juga ingin menjaga pernikahannya. Namun sejak awal memang hanya dirinyalah yang ingin agar pernikahannya bisa langgeng. Siapapun pasti akan merasa sakit, jika suaminya bercumbu dengan wanita lain, ada atau tidak ada perasaan di antara mereka.
"Mas pikir aku yang menghendaki pernikahan ini. Kalau memang Mas Ervan sudah punya kekasih mengapa tidak menolak waktu itu?" ucap zalfa dengan nada sedikit lebih tinggi.
"Dan kamu!" Zalfa menunjuk Veronika, "Kamu sudah tahu aku dan Kemarin kamu sengaja ingin membuatku dipecat kan?" tanya zalfa dengan penuh penekanan.
"Tidak... Mana mungkin saya melakukan itu. Saya ini bukan wanita jahat. Iya kan yang?" sangkal Veronika dengan nada yang dibuat selembut mungkin.
Yah, Ervan sangat mencintai Veronika karna dia mengenalnya sebagai wanita yang lembut, tidak pernah kasar, tidak pernah berbicara dengan nada tinggi. Karna itulah Ervan rela memberikan apapun yang wanita itu minta. Dan Ervan tak pernah menganggap zalfa wanita sebagai istrinya.
"Jangan pernah berkata kasar dengan kekasihku, dia itu wanita yang lembut tidak bar-bar seperti kamu!" ucap Ervan lagi.
Apa lembut? Aku bar-bar? Apa aku salah mengenali wanita ini? Apakah kamu akan menyesal Mas, kalau tahu wanita ini lebih bar-bar dari aku. Batin Zalfa.
"Baiklah. Sekarang apa mau Mas Ervan? Bagaimana pun saya tidak mau ada yang mengusik suamiku. Jika Mas Ervan keberatan, maka jalan satu-satunya adalah Mas Ervan harus menceraikan saya." ucap Zalfa tegas.
Ervan tersenyum sinis. Bagaimana dia bisa menceraikan Zalfa? Taruhannya dia akan jadi miskin kan?
"Kamu mulai pintar ternyata. Kamu ingin menguasai harta orang tuaku kan? Dasar tidak tahu diri!" ucap Ervan geram.
"Saya tidak butuh harta orang tua kamu Mas. Saya masih bisa mencari uang sendiri untuk menghidupi diri sendiri." ucap Zalfa lirih. Bagaimanapun juga, harga dirinya telah diinjak-injak dengan mengatakan dirinya seperti orang yang gila harta.
Tidak. Zalfa tidak mungkin menjalani hidup berumah tangga dengan keadaan seperti ini. Suami yang tak pernah menganggapnya ada, suami yang punya kekasih lain. Dan bahkan dia terang-terangan membawanya ke rumah. Bukankah lebih baik dia mundur, agar suaminya bisa menikahi wanita ini, agar mereka tidak semakin jatuh dalam kubangan dosa?
"Manis sekali mulut kamu. Sudah berapa banyak memangnya uang yang kamu rampas sampai bisa sesumbar seperti itu? Licik!" ucap Ervan yamg masih menuduh Zalfa.
"Terserah. Mas Ervan harus membuat keputusan sakarang juga. Jika tidak, maka saya bisa berbuat apa saja yang tak pernah Mas Ervan pikirkan sebelumnya." Zalfa berucap dengn nada datar.
"Memang apa yang bisa dilakukan oleh anak kecil? Mengadu? Kamu ingin mengadu kan? Kamu jangan berpikir bahwa dirimu sangat berharga sampai orang tuaku akan percaya begitu saja padamu." Ervan masih tak mau mengalah.
Sedangkan Veronika sangat puas menikmati pertengkaran mereka...
TBC...
Mohon dukungannya ya...
Tinggalkankan komentar dan tekan 👍 dan ❤️
Makasih❤️❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
Alya Yuni
Zalfa jngn membodohkn drimu lki mcm it ju msih brtahn dng dia
2022-04-01
1
Alya Yuni
Dasar lki bodoh
2022-03-31
1