Sudah sebulan ini Nena berada di apartemen Bella. Sesuai kesepakatan Bella memberinya uang 500 ribu. Karena Bella melihat sepertinya Minul cukup bisa diandalkan, apalagi dia bisa diajak bekerja sama dan menuruti apa yang diperintahkan. Sedikit demi sedikit Nena mulai tahu keseharian dan sifat dari Bella. Dia sedikit melakukan manuver karena tak sabar mengetahui borok Bella yang bisa membebaskan Rendra.
"Mbak, maaf kalau saya lancang. Saya hanya penasaran, selama di sini saya belum pernah melihat suami mbak Bella. Apa dia tidak khawatir dengan mbak Bella yang sedang hamil." tanya Nena ingin mencoba mengorek informasi tentang Bella.
"Entahlah, yang penting semua uangnya masuk ke aku. Dia ga bakalan kemana-mana. Toh ada anak diantara kita. Lagian, ada yang membuatnya tidak bisa meninggalkanku." jawab Bella enteng.
"Oh ya? Wah... Mbak Bella beruntung banget dapet suami kaya. Kalau saya jadi mbak Bella pasti juga akan seperti itu, semua uangnya harus kita kuasai, meski kita berbuat salah dia tidak akan lari. Apalagi ada perjanjian, hitam di atas putih, lebih afdol mbak." sahur Nena.
"Tentu saja, aku itu tidak bodoh. Dia sudah menandatangani perjanjian itu. Ah, aku sangat senang bisa belanja dan kulineran juga dengan uangnya. Hanya saja hamil ini membuatku tampak gendut. Ingin sekali aku mengeluarkannya dan menaruhnya di perut bapaknya. Aku benci sekali dengannya.
"Jadi mbak membenci suami Mbak Bella? Nanti kalau dia tahu terus menceraikan mbak bagaimana? Mbak ga punya duit lagi dong." Nena masih memprovokasi.
"Eh, bukan. Tentu saja kalau suami, aku ga akan membencinya. Aku akan membuat dia selalu berada di sisiku. Tapi sepertinya aku harus menyingkirkan anak ini." ucao Bella lirih saat mengucapkan kalimat terakhir. Meski lirih namun Nena masih bisa mendengarnya.
Ok, permepuan laknat. Teruslah mengoceh agar aku bisa segera menedangmu dari sisi tuan mudaku. Batin Nena.
" Maksud mbak Bella gimana sih? Suami mbak bukan ayah anak yang ada di perut mbak Bella?" tanya Nena pura-pura terkejut. "Astaga...Jadi selama ini suami mbak ga pernah ke sini karna mbak hamil dengan orang lain begitu? Apakah... Maaf, kalau lancang... Apakah mbak pernah begituan sama suami mbak?" tanya Nena pura-pura tidak enak menanyakan itu.
"Making love maksudnya? Mau melakukannya bagaimana, dia saja tidak pernah menginap di sini. Dia paling hanya datang sebentar saat aku minta sesuatu saja, terus dia pergi lagi." jawab Bella yang tidak tahu kalau dia sudah terperangkap.
Ayolah.... Keluarkan semua yang kamu sembunyikan. Batin Nena.
"Wah, tidak mungkin kan karena suaminya mbak Bella punya wanita lain? Terus mbak Bella masa tahan sih dianggurin. Kalau aku nih ya mbak, udah cari cowok lain. Setidaknya jika dia bersenang-senang dengan wanita lain kita juga bisa dipuaskan oleh pria lain." ucap Nena.
Astaga, gue ngoming apa sih. Hiiii... jadi jijik sendiri. Batin Nena sedikit bergidik.
"Ga usah diajarin juga aku udah lakukan itu. Enak saja masa dia ga kasih nafkah batin, ya aku beli lah!" sahut Bella enteng.
Astaghfirullaah... Ini beneran. Ya Allah Mas Ren... Gemes banget, pengen aku pites ni cewek gatel. Demi misi kedua ini agar berhasil, maka gue harus baik-baikin dia. Nena hanya bisa geram dalam hati.
"Wah.... Beneran mbak... Ada yang mau sama ibu hamil? Terus itu bapaknya tahu, kalau dia punya bayi di kandungan mbak Bella?" tanya Nena lagi semakin mengorek informasi lebih dalam.
"Asal ada uang, apa pun pasti bisa. Ogah ngasih tau sama bapaknya. Dia itu udah kere, selingkuh lagi. Lama-lama muak juga kan?" ucap Bella emosi saat membahas pacarnya dulu yang akan mengejar Rosa.
"Terus kenapa bisa Mbak Bella dulu menikah dengan suaminya mbak, mbak Bella membohonginya ya?.... Eh by the way suaminya mbak Bella namanya siapa sih. Kok Minul kayaknya belum tahu." tanya Nena pura-pura tidak tahu kalau Bella saat ini sedang jengkel karna dibilang menipu suaminya.
"Heh, gue ga sepenuhnya bohong, dia memang mau dijebak tapi bukan aku yang melakukan. Aku hanya menyelamatkan saja, ya sambil memanfaatkan keadaan sih." jawab Bella santai tanpa dosa.
"Dia minum obat perangsang dan melampiaskan sama mbak? Ya ampun, pasti kuat banget ya mbak?" ucap Nena berasumsi sendiri.
Plak... Satu tabokan mendarat di lengan Nena yang membuatnya mengaduh...
"Kamu sedang ngebayangin ditiduri suamiku? Enak aja, aku aja yang istrinya belum pernah?" ucap Bella sewot.
"Astaga, sakit mbak... Saya pernah lihat suami mbak aja belum, gimana ngebayanginnya sih!" ucap Nena membela diri.
Enak aja gue dikatain membayangkan tidur sama mas Ren, ga tau aja kalau Mas Ren itu udah seperti kakakku sendiri. Batin Nena.
Eh, kok jadi ingat Kak Sam sih. Ah... Aku kangen. Habis ini aku ga mau ah lama-lama di sini lagi. Pikir Nena lagi.
"Iya ya... Nanti setelah anak ini lahir, aku bakalan mati - matian berusaha mendapatkan cintanya. Mungkin karna ini tiba-tiba, jadi dia belum bisa menerima kenyataan ini." sahut Bella yang sudah menggunakan intonasi normal.
"Lagian ditanyain baik-baik juga. Bukan apa-apa mbak. Masalahnya saya sedang mengincar seseorang di kampung tapi dia ga pernah lirik saya. Siapa tahu cerita mbak ini bisa menginspirasi saya." Nena masih belum menyerah membuat Bella bercerita.
"Aku ga ngapa-ngapain dia. Temen aku tadinya mau menjebak dia pakai obat perangsang gitu deh, dan karna aku jengkel karna temen aku itu ada main sama pacar aku di belakangku, jadinya aku memanfaatkan situasi ini. Obat perangsang aku tukar jadi obat tidur dan mengarahkan ke kamar berbeda. Paginya digrebek polisi karna malamnya aku ngabari orang tuaku bahwa aku terjebak di hotel bersama seorang laki-laki." ucap Bella menjelaskan tanpa curiga sedikitpun.
Akhirnya... Pekerjaanku kelar. Kak Sam... Misi selesai. Akhirnya sebentar lagi aku kembali ke rumah Ayah Surya, hahaha. Batin Nena. Meskipun di depan mereka tidak pernah memanggil ayah namun di hatinya Surya dan istrinya sudah seperti orang tua bagi Nena.
"Oh, jadi begitu. Ck, terus menurut mbak Minul harus bagaimana mbak, biar dia suka sama Minul?" Nena masih meneruskan sandiwaranya agar Bella tidak curiga.
"Kamu itu cupu, jadi kalau kamu tidak merubah penampilan ga ada yang akan mau sama kamu." ucap Bella tanpa merasa berdosa.
Dianya sendiri ga sadar apa kalau dia itu sama sekali ga menarik. Pake ngatain orang lagi. Nena bersungut dalam hati.
"Merubah penampilan kan pake modal mbak. Embak enak ada yang modalin jadi besok pas mau diet bisa beli obat diet yang mahal. Lha kalo saya, mau merubah penampilan dapet duit dari mana coba?" ucap Nena.
"Ya udah deh mb, Minul ngumpulin uang yang banyak dulu, biar bisa nyalon sukur bisa operasi tompel." ucap Nena seolah pasrah. "Kalau gitu, Minul masak buat makan malam dulu ya mbak, permisi." lanjutnya kemudian.
Nena pun meninggalkan Bella yang sedari tadi memang hanya rebahan sambil nonton drakor. Setelah sampai di dapur dan memastikan kondisi aman, dia mengirim pesan pada Sam.
To kak Sam : Misi kedua berhasil. Ingat janjinya ya. Pokoknya Nena tagih. pesan terkirim.
Tak lama Sam memabalas pesan yang tadi dikirimnya.
Kak Sam : Oke siap, nanti Kakak siapin yang spesial. Tetap hati-hati ya...
Nena tersenyum tanpa membalas pesan Sam.
"Coba kalau kak Sam ga lagi punya pacar, pasti Nena udah baper akut diperlakukan manis kayak gitu." gumam Nena.
Nena memang memendam rasa untuk Sam, seringnya bertemu dan bersama membuat Nena yang dulu hanya menganggap Sam sebagai kakaknya sekarang berkembang menjadi rasa sayang sebagai seorang perempuan pada laki-laki dewasa. Apalagi setelah masuk kuliah, Sam sering kali mengantar jemput Nena. Namun Nena terpaksa mengubur perasaannya dalam-dalam saat Sam membawa seorang wanita, pada waktu Sam menjemputnya.
Nena juga sadar diri, Sam bukanlah orang yang mudah diraih. Meski selama ini Sam tak pernah berubah sikap padanya, tapi Nena tak mau menyalah artikan kebaikan Sam.
TBC...
Mohon dukungannya ya bestie...
Dangan cara tinggalkan komentar, tekan 👍 dan ❤️
Makasih❤️❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
Alya Yuni
Lma bngat bru up
2022-05-02
1