BAB 7. OG BARU

Zalfa sudah berada di area perkantoran A&M Group. Siapa yang tak ingin menjadi bagian dari perusahaan besar yang selalu menjadi impiannya daei dulu. Zalfa baru menyadari bahwa ini adalah perusahaan tempat sepupunya bekerja.

"Semoga aku beruntung. Bismillaah...!" ucap Zalfa lirih sambil berdoa. Dia berjalan mendekati resepsionis.

"Selamat siang Mbak." ucap Zalfa sopan.

"Pagi dek, ada yang bisa saya bantu?" tanya resepsionis dengan sopan.

Apa aku ini terlihat seperti anak kecil. Kemarin Mas Ervan bilang aku anak kecil. Sekarang mbaknya panggil aku dek. Batin Zalfa.

"Maaf mbak, saya Zalfa. Mau nglamar kerja jadi office girl. Tempat pendaftarannya di mana ya? Atau saya harus menemui siapa?" tanya Zalfa lagi.

Sejenak resepsionis itu membuka buku catatannya.

"Adek namanya Zalfa Azzahra?" tanya resepsionis itu. Zalfa merasa heran, bagaimana dia bisa tahu sedangkan dia tadi tidak menyebutkan nama lengkapnya. Tapi Zalfa memilih mengabaikannya. Zalfa kemudian mengangguk.

"Langsung menemui penanggung jawab lantai 53 Dek... Langsung naik saja pakai lift karyawan. Cari saja Bu Nely, nanti akan diarahkan." jawab resepsionis memberikan keterangan.

Zalfa segera melangkah menuju lift setelah mengucapkan terima kasih pada resepsionis yang diketahui dari id card bernama Yola itu.

Setelah sampai di lantai 53, Zalfa bertanya letak ruangan Bu Nely. Rupanya dia penanggungawab petugas kebersihan pan pantry di lantai ini.

Bu Nely menjelaskan tentang aturan karyawan yang bertugas sebagai OG. Petugas yang bekerja di bawahnya ada 5 orang. 2 orang karyawan bertanggung jawab kebersihan di lantai 52, 2 orang Lagi dilantai 53 dan Bu Nely sendiri bersama seseorang bertanggung jawab di lantai tertinggi yaitu lantai 54. Lantai 54 adalah ruangan CEO, wakil CEO, dan sekretariat (sekretaris dan staf yang bekerja membantu tim sekretaris). Pak Suryo sendiri mempunyai 2 sekretaris pribadi, satu bertanggung jawab di dalam kantor yang ke dua menangani tugas luar yang berhubungan dengan klien dan proyek.

Sedang di lantai 53 adalah ruangan direktur, wakil direktur, skretaris direktur serta ruangan manager keuangan bererta stafnya.

Sementara di lantai 52 adalah ruangan manager pemasaran beserta divisinya dan ruangan manager humas besert divisinya.

Setidaknya itulah yang Kia tangkap dari keterangan Bu Nely.

"Baiklah, kamu bertugas mulai besok pagi, jam kantor dimulai pukul 08.00 WIB. Jadi usahakan sebelum jam 07:30 ruangan sudah bersih. Karena ini sudah jam kantor, hari ini kamu akan diantar Sinta untuk menghafal letak ruangan. Karna setiap ruangan yang akan kamu bersihkan mempunyao peratiran berbeda-beda. Setelah itu kalian harus standby di pantry. Biasanya staf atau direktur akan akan minta dibuatkan minuman atau minta dibelikan makanan, bisa di kantin bisa juga beli di luar. Mengerti?" Bu Nely menjelaskan secara rinci.

"Ah, iya Bu. Saya mengerti." jawan Zalfa mantab.

Sinta yang baru saja memasuki ruangan pantry, segera mengajak Zalfa berkeliling lantai 53. Ruang pemasaran dan humas terpisah lorong, setelah itu terdapat ruangan tanpa sekat seperti aula. Sedangkan ruangan direktur dan wakilnya letaknya bersebelahan ada di ujung. Di depannya ada ruangan sekretaris tanpa pintu.

"Di sini paling pertama kita bersihkan adalah ruangan direktur baru wakilnya. Aku di sini juga baru 5 bulan dan selama itu belum pernah melihat atau bertemu dengan Pak direktur. Namun setiap hari harus kita bersihkan. Kalau wakil direkturnya namanya Pak Fandy. Menurutku dia baik sih, asal kita tidak melalukan kesalahan dia selalu bersifat ramah. Tapi jika kita melakukan hal-hal diluar batas, dia bisa langsung memecat kita tanpa ampun." ucap Sinta.

Zalfa hanya manggut-manggut mendengarkan penjelasan Sinta.

"Kamu kayak masih muda banget ya? Kamu nglamar ke sininya kapan? Padahal baru 2 hari lalu lho OG sebelum kamu dipecat?" tanya Sinta penasaran karena sepertimya Zalfa ini gampang banget masuk di perusahaan ini. Sedangkan dulu dia harus melalui seleksi ketat.

"Baru hari ini dan langsung suruh menemui Bu Nely. Kenapa Mbak?" tanya Zalfa karena melihat raut wajah Sinta yang nampak terheran-heran.

"Kamu kenal orang dalam di sini? Setahu aku susah lho masuk sini?" tanya Sinta menyelidik.

"Orang dalam sih ga kenal mb, cuma aku kan kemarin kerja di hotel Melia Surya dan hotel itu berada di bawah naungan perusahaan ini. Karna kesalahpahaman saya harus keluar, namun manager saya merekomendasikan saya untuk bekerja di sini mbak." ucap Zalfa menjelaskan.

"Tapi aku baru ngeh sih mbak, ternyata abang sepupu aku kerja di sini. Tapi sekarang sedang belajar di Singapura untuk promosi jabatan." jawab Zalfa bangga.

"Hebat ya abang kamu..." mereka terus menyusuri ruangan-ruangan sambil bercerita.

Sedangkan Fandy yang sejak tadi mengamati OG baru dari ruangannya yang tampak transparan dari dalam itu sedikit menelisik.

"Apa mungkin gadis itu yang selama ini hadir dalam mimpi Rendra. Cantik sih, banget malah. Dan kayaknya masih muda banget. Kalau benar, semoga mereka benar-benar berjodoh." ucapnya bermonolog.

Deerrrrtttt deerrrrtttt...

Ponsel Fandy berbunyi, terlihat di layar ada panggilan dari Rendra.

"Ya Bro, gimana?" tanya Fandy

"Bagaimana? Apakah dia jadi datang?" Rendra bertanya dengan nada penuh harap dan Fandy bisa merasakan dari nada suaranya yang sendu.

"Tenang Bro. Aman! Selera lo, ternyata yang unyu-unyu ya?" jawab Fandy sambil tergelak.

"Jaga dia dengan baik. Awas kalo sampai ada yang lecet!" perintah Rendra. Fandy hanya mendengus kesal. Memangnya dia penitipan anak apa?

"Lo kapan balik sih, gue ga tanggung jawab ya kalo gadis itu dibawa orang. Bukan cuma cantik, manis juga ternyata, hahaha." ucap Fandy berusaha memprovokasi Rendra.

"Kalau gitu siap-siap aja lo pindah jadi cucunya kakek gue. Kalo perlu ke ujung dunia." ucap Rendra mengancam.

"Dasar kampret. Lo nyumpahin gue mati?" umpat Fandy.

"Udah deh ga usah bawel, hari senin gue udah ngantor lagi. Jangan lupa jagain dia! Tut..." ucap Rendra tanpa mendengar jawaban Fandy.

"Astaga... Bener-bener kampret lo Ren!" umpat Fandy lagi.

"Oke... Kayaknya gue juga harus mengenal gadis itu, gue harus pastikan apakah gadis itu baik untuk Rendra atau tidak." gumam fandy.

"May, tolong suruh OG untuk buatkan saya air lemon hangat. Tenggorokan saya agak sakit." ucap Fandy dengan suara serak saat berbicara dengan sekretarisnya melalui intercom.

"Baik, ada lagi Pak?" jawab Maya.

"Oh iya, suruh OG baru yang mengantarkan, ada yang harus saya bicarakan." ucap Fandy.

"Baik Pak." ucap Maya patuh.

Terlihat Sinta dan Zalfa sudah selesai berkeliling dan akan kembali ke pantry.

"Sinta..." panggil Maya saat kedua OG itu hampir melewati meja sekretaris.

"Iya Mbak May, ada yang bisa saya bantu?" jawab Sinta medekat diikuti oleh Zalfa. Zalfa menganggukkan kepala tanda hormat pada sekretaris direktur utama ini.

"Kamu OG baru itu, nama kamu..." ucap Maya terjeda karena tidak melihat id card yang menggantung di lehernya.

"Maaf Bu, nama saya Zalfa. Belum dapet id card saya." ucap Zalfa yang tahu Maya sedang memperhatikannya.

"Ah ya, ga papa. Pak Fandy ingin kamu membuatkan air lemon hangat. Kalau sudah jadi langsung kamu antar ke ruangannya." ucap Maya.

"Baik Bu, segera saya buatkan. Saya permisi dulu kalau begitu. Mbak Sinta, saya duluan ya." ucap Zalfa lembut.

Siapapun yang mendengar Zalfa berbicara pasti akan ikut terhanyut dengan suara lembutnya. Bukan dibuat-buat karna sesungguhnya Zalfa memang gadis yang lembut. Namun dia juga tidak mudah ditindas. Kadang wanita pun perlu memgeluarkan taringnya untuk melindungi diri.

Zalfa yang belum mengetahui seluk beluk pantry memang agak lama membuat pesanan wakil direktur. Karna harus mencari letak gelas dan juga mencari lemon yang ternyata ada di kulkas.

"Maaf Pak, agak lama. Silakan diminum Pak. Apa ada lagi yang bisa saya kerjakan Pak?" ucap Zalfa ketika sudah berada di ruangan Fandy.

"Tidak apa-apa. Duduklah dulu, ada yang ingin saya sampaikan." ucap Fandy.

Dengan patuh dan tanpa diperintah dua kali, Zalfa mendudukkan dirinya di kursi yang ada di depan meja kerja Fandy.

Fandy sedang memilih kata agar dia tak terkesan sedang mengorek informasi dari gadis yang ada di hadapannya ini.

" Apakah kamu kenal dengan direktur peeusahaan?"

Sejenak Zalfa mengerutkan kening, mengapa wakil direktur ini menanyakan tentang hal ini.

"Saya tidak mengenal Bapak Direktur, Pak?" jawab Zalfa apa adanya.

"Baiklah, mulai besok ruangan direktur sepenuhnya tanggung jawab kamu dan jika direktur sudah kembali berkantor so sini, maka kebutuhannya adalah juga tanggung jawabmu. Minta arahan Nely, apa saja yang harua selalu ada si sana." ucap Fandy.

"Baik Pak. Akan saya laksanakan. Ada lagi Pak?" tanya Zalfa.

"Tidak. Kamu boleh kembali." jawab Fandy

Zalfa segera permisi dan kembali ke pantry. Si sana semua orang sudah lengkap berada di sana. Zalfa langsung memberitahu Bu Nely apa yang tadi diminta oleh wakil direktur.

TBC...

Semoga suka ceritanya

Mohon dukungannya dengan

VOTE

Komen

Like

Favorit

Makasih❤️❤️

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!