"Oh... Jadi Mas Ervan maunya Zalfa mengadu? Tentu saja zalfa akan mengabulkan permintaanmu Mas..."
Zalfa melirik Veronika yang dengan santainya duduk di sofa dan Ervan yang masih berdiri. Sepertinya Ervan sedang menebak-nebak, apa yang akan dilakukan Zalfa.
Zalfa merogoh ponsel di sakunya. Dia menghubungi Mama Naya.
Ervan terperanjat kaget saat mendengar nada tunggu dari ponsel Zalfa yang saat itu diloud speaker. Bukan panggilan biasa tapi panggilan video.
Veronika pun tak kalah panik. Dia menyadari bahwa orang tua Ervan tak menyukai dirinya. Veronika dengan cepat menyambar ponsel Zalfa.
"Kenapa? Aku itu sedang membantu jalanmu lho mbak. Mbak mau cuma ditidurin aja tanpa dinikahi. Kalau mbak Veronika hamil tanpa suami, mbak ga malu? Ah iya... Urat malu mbak kan sudah putus. Jadi mana mungkin punya rasa malu."
"Jaga mulut kamu anak kecil, kamu ga takut kualat? Denger ya, dia adalah calon istriku satu-satunya. Jadi kamu tidak perlu mengaturku!" ucap Ervan.
"Terserah Mas Ervan, saya hanya berniat membantu. Kalau tidak mau ya sudah. Asal kalian tahu, kalian salah jika berpikir kalian bisa menindasku." sahut Zalfa. Entah kekuatan dari mana dia bisa setenang itu menghadapi pasangan tidak tahu malu ini. Sekarang yang ingin dia lakukan adalah memperjelas statusnya. Dia tidak mau menjadi tameng keserakahan suaminya. Zalfa juga tidak sudi jika harus berbagi suami. Meski mereka belum menikah resmi di mata hukum negara, namun jika hati dan tubuhnya adalah milik wanita lain dia pun harus mengambil sikap.
Zalfa mendekati Veronika dan sedikit menarik bajunya.
"Mau apa kamu?" ucap Veronika mendadak panik. Gadis kecil di hadapannya ini mengapa jadi pemberani sekali. Veronika juga tak mungkin mengeluarkan sikap bar-barnya di hadapan Ervan.
"Ga papa, cuma mau lihat sepertinya semua baju-baju mbak Veronika mahal-mahal ya? Apa rata-rata harganya 2 kali gajiku semua? Karna kemarin Mbak sudah membuat aku kehilangan pekerjaan, maka sekarang aku akan membuat mbak juga kehilangan pekerjaan!"
Srrreeetttt....
" Kamu merobek baju mahalku! Mas, tolong dia ini kasar sekali!" Veronika pura-pura lemah dan merajuk.
"Apa maksud kamu sialan?" umpat Ervan pada Zalfa.
Zalfa hanya tersenyum sinis kemudian dia merahih ponselnya dengan cepat. Melakukan siaran langsung pada halaman instagramnya. Meski bukan dari selebriti atau orang berada, karna zalfa termasuk murid yang pandai dan cantik, membuat Zalfa menjadi salah satu murid yang populer di sekolahnya.
"Hai bestie... Mohon maaf kalau kali ini infonya agak sedikit ngeri. Kalian kenal dengan Veronika Dewi, katanya dia model terkenal loh. Ah, tapi aku sih ga kenal. Dan kali ini saya lagi memergoki dia tertangkap sedang menggoda suami orang bahkan sedang tertangkap basah berbuat mesum, kalian mau lihat seperti apa orangnya, dan siapa suami orang yang dia goda? Coba lihat... "
"Jangan macam-macam Zalfa!" ucap Ervan gelagapan saat menyadari aksi nekat Zalfa. Sia berusaha meraih ponsel zalfa.
Sementara Veronika sendiri juga terlihat panik. Dia sibuk memegangi baju yang sudah hilang kancingnya dan sedikit robek karena ditarik paksa oleh Zalfa.
"Ah... Ya ampun gaes... Mereka ga terima gue report gaes..." zalfa masih berusaha dengan aksinya.
"Ok, mau kamu apa? Aku bakal turutin." akhinya Ervan menyerah.
Zalfa keluar dari aplikasi ignya. Dia mengantongi ponselnya. Lalu berkata," ceraikan aku Mas. Aku tidak mau berbagi suami. Apalagi sisa dia!"
Ervan yang di bilang sisa pun hanya mendengus. Dia sedang memikirkan dampaknya jika menceraikan Zalfa. Akankah orang tuanya akan tahu?
"Jangan khawatir Mas, aku tidak akan minta apa pun sama Mas... Aku hanya tidak ingin Mas menggantungkan statusku di hadapan Tuhan. Jadi tolong talak aku sekarang juga." ucap Zalfa kali ini dengan suara lembut penuh permohonan. Matanya berembun, bukan karena menangisi takdir tapi dia sedang ingat orang tuanya.
"Baiklah, Zalfa Azzahra hari ini... Aku Ervan Muji Iskandar saat ini juga kamu saya talak. Aku membebaskanmu dari segala kewajiban yang mengikatmu menjadi istrimu..." ucap Ervan dengan lantang, entah mengapa ada rasa sesak di dadanya setelah mengucapkan ini
Veronika nampak sumringah, dia segera menghampiri Ervan.
"Akhirnya kamu kembali utuh menjadi milikku sayang, aku mencintaimu" ucap Veronika sambil memeluk Ervan.
Sementara zalfa merasa lega. Dia menunduk, matanya berembun. Namun sesaat kemudian dia mngusap air matanya agar tak sampai jatuh. Setidaknya saat ini dia tidak peduli dengan statusnya. Dia hanya ingin terbebas dari ikatan ini. Nyatanya pernikahan yang orang tua Ervan pernah harapkan akan bisa sedikit menebus rasa bersalahnya pada Zalfa, malah membuat hidup Zalfa semakin tak berdaya.
Ervan belum bereaksi apa-apa. Ada sebagian jiwanya yang ia rasakan ikut pergi seiring dia mengucapkan talak.
Zalfa melangkah pelan menuju kamarnya. Dia mengemasi barang-barangnya yang tak seberapa dan memasukkan ke dalam ransel. Hari ini juga dia akan kembali ke rumah sederhana peninggalan orang tuanya.
"Ma, Pa... Aku merindukan kalian. Aku butuh kekuatan dari kalian. Mulai hari ini aku akan benar-benar menjalani hidup sendiri. Semoga kelak aku bisa membuat kalian bangga." ucapnya lirih. Tak lama dia keluar dari kamarnya sambil menggendong ranselnya.
"Saya pamit Mas, terima kasih selama sebulan ini sudah memberi saya tumpangan. Saya permisi. Assalamu alaikum."
Ervan masih terpaku memandang kepergian Zalfa. Bukankah memang ini yang dia harapkan? Lalu kenapa dia harus merasa sedih? Bahkan dia hanya menjawab salam Zalfa dalam hati saja.
$$$$$
"Loh, Zalfa... Kamu di sini Nak? Dengan siapa? Suamimu?" tanya Bude yang tiba-tiba sudah ada di teras.
"Zalfa sendiri Bude, ayo masuk. Zalfa kangen. Ada yang mau Zalfa ceritakan." ucap Zalfa sambil menggandeng tangan Budenya masuk dan duduk di sofa sederhana.
"Kenapa sayang? Kamu ada masalah?" tanya Bude sambil mengelus kepala Zalfa yang bersandar padanya.
"Maaf bude... Zalfa belum bisa menjadi kebanggaan Pakde dan Bude. Baru saja Zalfa meminta Mas Ervan untuk menceraikan Zalfa."
"Apa? Ke... Kenapa bisa? Apakah dia tidak memperlakukanmu dengan baik?" tanya Bude yang setengah shock mendengar kabar ini dari ponakannya.
Zalfa hanya tersenyum kemudian menegakkan kepalanya. Dia memegang tangan budenya.
"Mungkin memang takdir kami hanya sampai di sini. Sejak awal ternyata Mas Ervan memang tidak menginginkan pernikahan ini. Dia juga sudah punya kekasih sebelum kami menikah. Jadi ya... Zalfa tidak mau digantung Bude. Hubungan mereka sudah tarlalu jauh. Apa yang bisa Zalfa harapkan dari rumah tangga seperti itu. Lebih baik seperti ini. Zalfa lebih bahagia kok." ucap Zalfa sambil tersenyum berusaha menenangkan Budenya.
Bude terharu, tak terasa air matanya mengalir. Menyayangkan keponakannya masih belia tapi sudah menjadi janda.
"Kamu yang sabar ya Sayang... Allah pasti akan menggantikan Ervan dengan laki-laki yang jauh lebih baik." ucap Bude memberikan dukungan untuk Zalfa.
"Aamiin... Tolong sampaikan pada Pakde tentang ini dengan pelan-pelan ya Bude... Zalfa tidak mau Pakde tersulut emosi. Sekarang kita pasrahkan semua sama Allah saja. Doakan agar Zalfa bisa mendapatkan pekerjaan dan hidup dengan baik." pinta Zalfa.
"Iya nduk... Kami pasti akan selalau mendoakanmu. Apakah Pak Gery tau kalau Ervan menceraikanmu Nduk?" tanya Bude kemudian.
Zalfa hanya menggelang, "Tidak Bude, lebih baik kita tidak usah memberi tahu. Biarkan dia tahu dengan sendirinya.
Ngomong-ngomong Bang Rizal kapan pulangnya sih Bude? Zalfa sudah kangen." Zalfa jadi teringat Abang sepupunya itu. Dia mendapat promosi jabatan menjadi manager hotel tapi harus melalui serangkaian tes dan juga belajar sistem managemen langsung dari induk perusahaan yang ada di Singapore.
Bahkan saat meninggalnya Papa dan Mamanya, Rizal tidak bisa pulang. Hanya video call saja. Bahkan perihal pernikahannya dengan Ervan dulu pun Rizal tak diberitahu.
"Memangnya kamu ga pernah telepon?" tanya bude.
Zalfa hanya nyengir kuda. Karena memang selama ini dia masih sibuk menata hatinya dan memikirkan kelangsungan rumah tangganya yang ternyata memang harus berakhir hari ini.
"Nanti deh Zalfa video call. Emmm Bude... Besok Zalfa mau melamar pekerjaan, doakan di terima ya. Sebenarnya kayak kurang gimana gitu, kalau nglamar kerja belum ada ijazah. Tapi mumpung ada kesempatan. Siapa tahu kalau di terima, Zalfa bisa kuliah dan nantinya bisa Kerja jadi stafnya." ucap Zalfa sambil membayangkan masa depannya.
"Tentu saja Nak, kamu harus bahagia. Bude akan doakan yang terbaik untukmu sayang. Zalfa ga usah masak ya, ke rumah bude aja makan bareng - bareng. Atau mau Bude ambilknan saja?"
"Ga usah, zalfa saja yang ke sana. Makasih ya bude."
Akhirnya Zalfa dan Bude pergi bersama ke rumah Bude yang letaknya hanya berjarak tak sampai 100 meter.
TBC....
Jangan lupa
Vote
Komen
Like👍
Favorit ❤️
Makasih ❤️❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
Nurul Boed
suka sama karakter zalfa, wanita strong
2022-10-03
0
Alya Yuni
Bgus Zalfa jngan di bego in suatu saat si Ervan dpat blsannya
2022-04-01
1