Seberapa kakunya sifat Rendra di luaran, nyatanya dia tetap anak yang manja dengan Bundanya.
Setelah makan malam, Rendra bahkan tak mau lepas dari Bunda, dia terus bermanja dipangkuan Bundanya.
"Makanya pulang ke rumah biar ga kumat manjanya. Rasya aja yang masih kecil ga kolokan." cibir Revano, kakak laki-lakinya.
Rendra hanya mencebik tak menanggapi ucapan kakaknya.
"Kenapa sayang? Ada masalah? Mengapa sampai selama itu kamu memendamnya sendiri? Apa kamu sudah tidak percaya sama Bunda?" ucap Bunda dengan suara lembut sambil mengusap kepala Rendra yang sejak tadi berbaring manja di pangkuannya.
Perlahan Rendra duduk namun masih menempel pada Bunda Nayla. Dia memandang wajah-wajah penasaran yang ada di ruang keluarga.
Ayah Surya yang sejak tadi fokusnya pada acara berita di tv pun mulai memperhatikan putranya. Meski umurnya lebih muda 5 tahun dari Vano namun dalam mengurus perusahaan, Rendra lebih bisa diandalkan. Vano pun mengakui itu.
"Rendra terjebak keadaan yang mengharuskan Rendra menikahi seorang wanita." ucap Rendra tanpa ekspresi dengan wajah sendu dan tatapan yang kosong.
"Apa?" ucap semua orang serempak.
"Kamu bercanda kan Ren?" tanya Vano. Fokus semua anggota keluarga itu tertuju pada Rendra.
Rendra menggeleng lalu mengambil nafas dalam.
"Kenapa sejak awal tidak memberi tahu kami? Setidaknya kita bisa saling membantu kan?" Ayah ikut menimpali.
Bunda hanya bisa merengkuh putranya. Dia tahu kegelisahan anaknya.
"Kejadiannya sangat cepat. Bahkan Rendra sendiri sampai tidak bisa berpikir jernih. Dalam pikiran Rendra saat itu hanyalah agar masalahnya cepat selesai, dan Rendra perlahan akan menyelidikinya." ucap Rendra.
"Bagaimana bisa terjadi Ren, sekarang ceritakan apa yang sebenarnya terjadi?" ucap Bunda.
Semua mengangguk tanda setuju. Rendra pun menceritakan saat menghadiri pesta yang dilaksanakan di loby hotelnya, namun saat pagi dia terbangun dengan seorang wanita yang berada di sampingnya dalam keadaan polos. Lalu tiba-tiba polisi dan wartawan bersama orang tuanya menggedor pintu. Sampai Rendra harus ke kantor polosibyang berakhir menikah di kantor polisi.
"Bagaimana perasaanmu sekarang setelah hidup selama 6 bulan lebih menjadi suaminya. Apakah kamu sudah tahu kebenarannya?" tanya Bunda lagi dengan lembut. Saat ini yang diperlukan anaknya hanyalah dukungan keluarganya.
"Dia hamil Bun, tapi Rendra yakin anak itu bukan anak Rendra. Rendra juga yakin, tidak terjadi apa-apa malam itu. Rendra sedang berusaha mencari bukti bahwa Rendra telah dijebak agar perjanjian itu gugur. Namun ada atau tidak ada bukti, setelah anak itu lahir Rendra akan menceraikannya Bun. Saat Rendra tahu yang merencanakan penjebakan bukan dia, rendra pikir akan bisa menerimanya sebagai istri Rendra yang sesungguhnya. Namun sepertinya dia juga bukan wanita yang baik. Rendra sama sekali tidak nyaman dekat wanita itu Bun... " Rendra mengungkapkan, perasaannya.
Ayah Surya menepuk bahu Rendra memberikan dukungan.
" Ayah pasti membantumu. Di mana wanita itu sekarang?"
"Dia di apartemen yang di Pancuran Pa. Dia hanya tahu, Rendra adalah manager hotel." ucal Rendra, terlihat raut wajah yang terlepas dari beban setelah menceritakan masalahnya pada keluarganya.
"Gue pikir lo kasih salah satu unit apartemen mewah lo, hahaha...!" ucap Vano berusaha mencairkan suasana.
"Enak aja, itu buat bidadari gue yang sesungguhnya." ucap Rendra sambil melempar bantal sofa pada kakaknya itu.
"Emang bidadari yang sesungguhnya sudah ketemu? Kayak yang di mimpi kamu itu bukan?" tanya Bunda lagi.
Deg...
Ah, iya benar. Meski dalam mimpiku tidak jelas wajah gadis itu. Tapi mengapa dari gestur dan penampilannya sangat mirip dengan Zalfa. Pantas saja sejak pertama melihatnya aku seperti pernah mengenalnya. Apa arti mimpiiku ini? Apakah aku harus menjaganya? Tapi bukankah dia sudah menikah? Apa perlu aku merebut dia dari suaminya? Ck... Konyol! Bagaimana kalau Zalfa sangat mencintai suaminya? Batin Rendra mulai berperang.
"Woi... Malah melamun!" lemparan bantal Vano mengembalikan kesadaran Rendra.
"Sedang diusahakan. Doakan saja biar suaminya segera menceraikannya, aku rela menunggu jandanya." ucap Rendra tanpa sadar.
"Kamu menyukai istri orang Ren? Jangan aneh-aneh deh. Anak Papa masak ga laku sampai harus nungguin istri orang jadi janda sih?" tanya Ayah yang kaget mendengar penuturan anaknya.
"Ah, eh i... itu... Maksudnya. Kalau sudah dapat jodoh, janda pun juga ga masalah. Yang penting dia wanita yang baik. Bener kan Bun?" ucap Rendra salah tingkah.
Mereka hanya terbengong, bagaimana Rendra yang notabennya idola para gadis malah bercita-cita menikah dengan janda?
"Kenapa sih, lihatin Rendra kaya gitu? Omongan Rendra salah?" Rendra masih belum menyadari jika ucapannya memang telah menjadi teka-teki di kepala mereka.
"Bunda sih, yang penting dia orang yang tulus. Yang mau menerimamu bukan karna uangmu saja sayang." ucap Bunda kembali memeluk putra bungsunya.
Rendra memutuskan untuk menginap di rumah utama. Ayah akan mengirimkan ART ke apartemen Rendra untuk menjadi mata-mata.
Ayah dan Bunda juga berencana ingin melihat langsung seperti apa istri Rendra itu.
$$$$$$
Keesokan harinya di apartemen rendra sudah datang seorang ART, namun dia datang ke sana karna ingin mencari pekerjaan. Namanya Nena, sebenarnya dia masih kuliah. Dulu ibunya bekerja di rumah utama. Namun karna ibunya sudah meninggal dia yang menggantikan ibunya bahkan sebelum lulus SMA. Keluarga itu membiayai sekolah dan kuliahnya. Dia hanya bekerja setelah kuliah. Dia hanya fokus kuliah dan bekerja. Setelah kuliah pun dia ingin mengabdikan dirinya untuk perusahaan Ayah Surya. Karena itu untuk urysan asmara dia belum memikirkannya. Dia memang dekat juga dengan Rendra bahkan saat ibunya meninggal Rendra lah yamg paling banyak menyemangati untuk tetap menatap masa depan.
Bunda pernah berpikir kalau Rendra punya perasaan khusus untuk gadia itu. Namun nyatanya Rendra melakukan semua itu hanya atas dasar kemanusiaan. Bahkan sekaramg semuanya sudah kembali normal, Nena juga tak berani lancang terlalu dekat dengan tuan mudanya.
Nena malah lebih dekat dengan Samudra, atau yang biasa dipanggil Sam oleh Rendra. Sam mengajarinya bela diri disela-sela waktunya. Tanpa Nena tahu bahwa diam-diam Sam menaruh hati padanya.
Nena menekan bel apartemen Rendra, tak berselang lama pintu terbuka.
"Cari siapa ya?" tanya Bella to the point.
"Saya mau nglamar kerja mb, apa benar di sini sedang butuh pembantu?" tanya Nena.
"Saya tidak butuh pembantu sih mbak. Sudah ada yang bersih-bersih di sini 2 hari sekali." jawab Bella.
"Yah Mbak, tolonglah mbak. Saya jauh-jauh dari kampung. Saya bisa apa aja kok mbak. Ah, apalagi mbakny a swdang hamil besar. Saya bisa lho mbak ngurus bayi, masak juga bisa. Gimana kalau mbak uji coba saya satu bulan saja. Saya minta gaji 500 ribu saja mbak, tapi kalau mbak puas dengan pekerjaan saya ya, gajinya dinaikinlah. Ya mbak?" ucap Nena mencoba merayu Bella.
Astaga jauh banget dari ekspektasiku, cewek kayak gini bermimpi jadi bidadarinya Mas Ren. Astaga... Masih mending si Caca, cewek centil depan gang itu. Yang suka ngejar-ngejar Mas Ren. Batin Nena ingin tertawa.
Bella mengamati penampilan gadis di depannya ini. Layaknya orang dari kampung, dia memakai rok di bawah lutut dengan atasan gombrang, rambut dikepang dua. Sendal jepit sw*ll*w, memakai kaca mata tebel dengan tompel di pipi kirinya. Istri Vano memang sengaja mendandani Nena seperti ini, agar nanti setelah misi berhasil Bella tidak akan mengenali Nena.
"Siapa nama kamu?" tanya Bella sambil bersedekap dada.
"Saya Saminah mbak, biasa dipanggil Minul." jawab Nena sambil menahan geli.
"Baiklah, kamu saya terima. Tapi sesuai perkataan kamu tadi. Selama sebulan ke depan gaji kamu 500 ribu. Masuklah, dan mulailah bekerja saat ini juga. Buatkan aku makan siang." ucap Bella angkuh.
Misi pertama berhasil. Yes, ponsel terbaru otewe. Kapan lagi morotin Kak Sam, hehehe... Batin Nena bersorak.
"Baik Mbak, permisi memakai dapurnya ya mbak. Tapi maaf, ini barang-barang saya ditaruh mana mbak?" tanya Nena menunjuk ranselnya.
"Pakai kamar yang itu." jawab Bella sambil tersenyum. Sepertinya dia punya ide. Rendra akan tidur di kamarnya kalau ke sini karna kamar yang pernah dia pakai tidur sudah dipakai pembantu barunya.
"Baik mbak." ucap Nena singkat. Dia memasukkan barang-barangnya lalu membuat makan siang sesuai permintaan nyonyanya.
Terlihat Bella memasuki kamarnya. Setelah memastikan pintu kamar Bella tertutup rapat, Nena mengambil ponselnya.
Nena mengambil foto selfie dengan latar peralatan masak dan bahan-bahan yang akan dimasak.
Cekrek... Send to Kak Sam
Caption : Jangan lupa bonusnya segera dikirim langsung ke kamar Nena. Semoga Kak Sam tambah ganteng😍.
Tak lama pesan langsung terkirim dan centang biru.
Sam yang mendapat pesan dari Nena hanya tersenyum penuh arti.
Kak Sam : Iya bawel. Jaga diri. Ingat, kamu sedang di kandang ular!
Nena hanya mengangguk meskipun dia tahu Sam tak akan melihatnya.
Nena memanggil Bella saat semua masakannya sudah matang.
Tok tok tok...
"Mbak, makan siang sudah siap." ucap Nena.
Ceklek...
Bella keluar dari kamar tanpa menjawab ucapan Nena. Nampaknya dia sedang melakukan panggilan telepon.
Nena diam-diam memperhatikan dan menguping barangkali ada petunjuk. Namun kali ini nihil. Semua nampak biasa saja.
Nena diam-dim meletakkan microchip yang sudah disetting dan terhubung langsung pada ponsel Vano. Dia menaruhnya didekat televisi. Setelah dirasa aman, Nena mengirim pesan pada Vano.
To Mas Vano : Beres bos!
TBC...
Mohin dukungannya ya
Jangan lupa tinggalkan komentar, tekan 👍 dan ❤️
Makasih❤️❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
Alya Yuni
Si Bella kau sembunyi smpai kpan kebusuknmu trbongkar
2022-04-03
1