NAB 15. MENYATAKAN CINTA

Rendra menarik tangan Zalfa menuju sebuah ruangan di pojokan. Zalfa tidak mengerti, mengapa tiba-tiba sikap Rendra berubah dingin. Apakah dia melakukan kesalahan. Apa karena tadi bersikap tidak sopan di depannya?

Sampai di dalam ruangan, Zalfa melihat ruangan itu lebih terlihat seperti galery. Banyak lukisan terpajang di sana, namun tidak semua terlihat karena sebagian besar ditutupi oleh kain. Ada juga lukisan yang besar yang juga tertutup kain.

Zalfa masih menerka-nerka, untuk apa Rendra mengajaknya ke sini. Rendra mengarahkan Zalfa agar duduk di sofa single yang ada di sana. Sedangkan dia sendiri duduk di lantai di depan Zalfa sambil memegang tangannya.

"Apaan sih Ren, jangan kek gini." ucap Zalfa yang merasa ada yang aneh dengan sikap Rendra.

"Katakan Fa, apakah laki-laki tadi pacar kamu? Calon suami kamu yang baru?" tanya Rendra dengan suara sendu.

"Kamu ini aneh deh nanyanya. Aku ini baru bercerai, aku masih trauma. Ga mungkin lah cepet-cepet nikah. Lagian kalau pun dia itu pacar aku memang kenapa, hubungannya sama kamu apa? Atau kamu berniat mau pecat aku karna sudah bersuami begitu? Jahat banget sih...." sahut Zalfa.

Eh, kok malah jadi dia sedih sih. Kan aku yang seharusnya patah hati kan? Batin Rendra.

"Fa... Bisa ga aku minta sama kamu. Tolong jangan pernah pergi dari hidupku. Tolong bantu aku untuk hidup lebih baik." ucap Rendra penuh harap. Kemudian dia berdiri. Dia melepaskan salah satu penutup lukisan. Di sana ada lukisan gadis berkuncir kuda menggunakan seragam SMA.

"I... Itu kan kayak aku waktu belum pake jilbab. Astaga... Kamu pernah melihatku?" tanya Zalfa yang terkejut namun tidak mendapat jawaban dari Rendra, pria itu malah melepas satu persatu lukisan gadis yang hanya terlihat dari belakang. Ada yang rambutnya tergerai, ada yang dikepang, ada yang dikuncir kuda. Entah mengapa Zalfa merasa itu lukisan dirinya. Sampai pada beberapa lukisan saat dia sudah menggunakan jilbab. Semua lukisan hanya menampakkan tubuh bagian belakang.

"Ren... Aku ga ngerti dengan semua ini. A...Aku... Apakah sebelumnya kita pernah bertemu?" tanya Zalfa meminta kejelasan.

Rendra kembali mendekati Zalfa. Dia menggeleng namun sambil tersenyum.

"Kamu tahu, sosok di lukisan itulah yang selalu hadir dalam mimpiku. Dia selalu memintaku untuk menunggunya. Dia selalu membuatku berjanji untuk melindunginya. Dan saat pertama kali aku melihatmu, aku merasa bahwa kamulah gadis itu. Saat itu aku langsung jatuh cinta padamu. Namun, sebenarnya hatiku terluka saat aku tahu kamu sudah ada yang memiliki. Namun ada sisi lain dari hatiku, yang juga ingin egois. Aku tetap ingin bersamamu meski kamu telah bersuami. Aku tidak ingin melepaskan pandanganku padamu Fa. Apakah kamu pikir ini kebetulan? Tidak Fa... Aku yakin, ini adalah takdir Tuhan untuk mempertemukan kita." ucap Rendra panjang lebar sambil memeluk lutut Zalfa.

Zalfa masih belum tahu dia harus menanggapi seperti apa. Namun perlahan tangan Zalfa terangakat, memberanikan diri mengusap kepala Rendra.

"Aku juga ga tau, bagaimana ini bisa terjadi. Padahal sebelumnya kita tidak pernah bertemu kan? Lagi pula kamu juga sudah mempunyai istri kan tadi kamu bilang? Aku ga mau kedekatan kita akan menimbulkan fitnah Ren. Aku ga mau dituduh sebagai pelakor. A... Aku... " Belum sempat Zalfa melanjutkan Rendra sudah menutup mulut Zalfa dengan telunjuknya.

" Ssstttt...! Aku akan menceritakan terlebih dahulu, baru nanti kamu bisa menilai. Ok? Kamu mau denger kan?" tanya Rendra memastikan Zalfa akan mendengarkan dirinya.

Zalfa heran, bukannya langsung bercerita, Rendra malah keluar ruangan. Namun tak lama, dia kembali lagi dengan membawa laptop dan ponsel.

"Jadi sebenarnya aku terjebak dalam pernikahan konyol di kantor polisi. Saat pagi-pagi aku terbangun di dalam kamar hotel dan ada seorang perempuan bersamaku. Keadaan kami saat itu memang seperti sepasang suami istri yang habis berhubungan... Kamu tahu kan maksudku? Pagi itu kami sama-sama tidak pakai baju. Padahal aku yakin, saat acara malam itu aku tidak minum alkohol. Bahkan aku lupa bagaimana caranya aku sampai di situ...." Rendra menjeda ucapannya untuk melihat ekspresi Zalfa yang ternyata masih mendengarkan ceritanya dengan serius.

Dia melanjutkan ceritanya, tentang orang tua wanita itu yang datang bersama polisi dan wartawan. Kemudian perjanjian pernikahan, sampai akhirnya dia bersedia menikahi perempuan itu di kantor polisi dan menandatangai surat perjanjian itu.

"Terus setelah menikah bagaimana? Mengapa kamu tidak berusaha menerima dan memaafkannya. Bagaimana kalau termyata dia memang sudah mencintai kamu?" tanya Zalfa kemudian.

Rendra menggeleng sambil tersenyum. "Aku sudah berusaha, tapi tubuh dan hatiku menolak Fa. Sampai dia mengaku hamil anakku. Aku tak pernah tidur di tempatnya." jelas Rendra.

"Kalau kamu tidak pernah menyentuhnya bagaimana bisa hamil Ren?" Zalfa masih belum mengerti.

"Menurutmu, bagaimana bisa sejak kejadian itu delapan bulan yang lalu tapi dia hamil sudah 9 bulan. Saat itu aku tahu pas kandungannya berusia 7 bulan. Padahal kejadian itu baru berlangsung 6 bulan. Sehingga aku mengambil keputusan untuk tes DNA saat bayi itu lahir. Aku sangat yakin, aku tidak pernah menyentuhnya. Hasil tes itu hanya untuk menggugurkan perjanjian yang telah kami sepakati. Selain itu aku sudah mempunyai bukti kalau wanita itu hanya memanfaatkan kesempatan untuk bisa bersamaku. Semua bukti itu ada di sini." ucap Rendra sambil membuka laptopnya.

"Dia juga bukan wanita baik-baik. Sam, asisenku yang beberapa kali kamu pernah bertemu, ingat kan?" tanya Rendra yang diangguki Zalfa. "Dia sudah menyelidiki ternyata wanita itu memang sudah sering bermain dengan banyak pria. Sebelum kejadian itu bahkan dia terlihat dalam rekamam cctv hotel sedang bersama tamu hotel dan terlihat intim. Ya, dia memang bekerja di hotel sebagai house keeping, makanya dia menduga aku adalah manager di hotel itu." jelas Rendra sambil menggulir gambar tangkapan cctv dan sesekali memutar video di situ.

Rendra juga membuka cctv di apartemen Bella. Saat ini Nena memang sudah kembali ke rumah besar, makanya Bella sudah bebas berbuat semaunya. Di layar nampak ruang tamu yang sepi, dapur juga sepi sampai saat membuka cctv yang ada di kamar. Di sana nampak adegan dewasa terpampang nyata di depannya.

"Astaghfirullah... Ren.. Tutup! Udah jangan dibuka lagi! Gila ya istri kamu. Kok bisa sih perut besar gitu masih main begituan, bukan suaminya lagi!" teriak Zalfa histeris melihat video mesum itu sambil menutup matanya dengan tangan.

Rendra malah terkekeh melihat reaksi gadis pujaannya itu.

"Udah Fa.... Ini udah aku tutup. Itu masih ada yang ekstrim lagi lho. Nih ada di hp. Ini juga kelakuan Sam yang menaruh camera tersembunyi di salah satu kamar club malam. Waktu itu pas baru dua bulan setelah kejadian. Dia pesta s*x bersama beberapa pria. Gimana... Mau lihat ga?" tanya Rendra sengaja menggoda Zalfa.

Rendra pikir Zalfa sudah pernah menikah, tentu hal seperti itu bukan hal yang tabu. Zalfa semakin menekan tangannya ke wajahnya.

"Ga mau Ren... Tutup ga ponsel sama laptopnya. Zalfa pulang aja ah kalau gitu." ucap Zalfa sambil berdiri membuat Rendra panik.

"Oke oke... Ini udah aku tutup. Jangan ngambek, oke!" ucap Rendra membujuk Zalfa sambil menarik lengannya agar duduk kembali. Rendra masih memposisikan duluk dihadapan Zalfa.

Kamu kenapa sih Fa... Kenapa dengan Rendra kamu nurut banget sih. Ucap Zalfa dalam hati.

"Jadi bantuin packing ga? Kalau ga Zalfa mau pulang aja." tanya Zalfa mencoba mengusir kecanggungan.

"Tar dulu, aku belum selesai. Jadi menurutmu, kalau aku menceraikan wanita itu bagaimana? Menurut uslam maksudku. Sudah jelas juga kan dia ngaku kalau waktu itu kamu ga ngapa-ngapain, artinya anaknya juga bukan anakku." tanya Rendra serius.

"Kamu yakin ga akan nyesel? Kamu serius kan selama menikah belum menyentuhnya?" tanya Zalfa yang dijawab dengan anggukan oleh Rendra. "Bersyukurlah, karna walaupun kamu telah menikah dengannya tapi sesungguhnya dia haram untuk kamu sentuh. Begitu sih setahuku." ucap Zalfa.

Rendra menarik nafas lega. "Lalu?" tanya Rendra lagi.

Zalfa tersenyum melihat wajah lega Rendra. "Dalam pandangan Islam ada hal penting yang perlu diperhatikan dalam perceraian, yakni masa iddah bagi wanita. Masa iddah merupakan waktu menunggu bagi wanita setelah bercerai atau kematian suami. Aturan masa iddah ini diberlakukan demi memastikan apakah istri dalam kondisi mengandung atau tidak. Bagi wanita yang bercerai dan tidak mengandung, masa iddah berlangsung selama 3 bulan. Sementara itu, jika wanita bercerai saat sedang hamil, diwajibkan menjalani masa iddah hingga melahirkan." ucap Zalfa menjeda ucapannya sambil mengingat-ingat.

"Tapi kalau kasusnya kayak gini, sebaiknya kamu konsultasinya ke orang yang lebih ahli saja Ren, takut salah. Lagian waktu dia lahiran juga udah ga lama kan? Ya udah, lebih baik tunggu saja sampai lahiran." tanya Zalfa.

"Oke... Saran diterima. Terus kamu belum jawab pernyataan cinta aku tadi. Kamu mau kan kasih aku kesempatan? Kamu ga akan nikah sama si Rizal itu kan?" tanya Rendra memelas. Hal itu justru membuat Zalfa tertawa.

"Astaga, jadi ceritanya tadi kamu nembak aku? Kok ga terasa ya, hahaha?" ucap Zalfa mencandai Rendra.

"Serius Fa... Plis... Kasih aku kesempatan, aku mencintai kamu." ucap Rendra memohon.

"Jadi kamu tadi cemburu sama Bang Rizal? Ada yang kamu harus tahu. Kalau dia itu anak Pakde aku, sepupu aku. Jadi ga mungkin lah aku pacaran sama kakak aku sendiri. Kongol banget sih." ucap Zalfa menjelaskan statusnya dengan Rizal.

"Jadi, tadi aku cemburu pada orang yang salah? Astaga, untung tadi belum ngamuk, malu kan pasti. Alhamdulillaah, apakah artinya kamu mau menerimaku Fa? Kalau kamu tidak mau pacaran, setelah masa iddah kamu selesai kita nikah. Mau ya?" bujuk Rendra.

Masa iddah dari hongkong. Emang aku sudah diapain sama Ervan? Hiii... Untung juga sih belum diapa-apain. Batin Zalfa.

"Kita sama-sama pernah gagal dengan pasangan Ren. Yakinkan dulu hati kamu sebelum memilihku nanti Ren. Aku ga mau gagal untuk yang kedua kali. Aku hanya orang biasa, aku ini janda. Memangnya keluarga kamu bisa menerimaku yang sudah tak punya siapa-siapa ini? Aku tak mau nantinya akan menjadi masalah. Pastikan dulu semuanya Ren." jawab Zalfa realistis.

Selama ini, Zalfa memang tidak pernah menduga bosnya ini akan memiliki perasaan padanya. Padahal sejak awal, Zalfa sendirilah yang berusaha memupus rasa kagum oasa Rendra agar tak menjadi rasa cinta, karena takut akan berujung luka jika cintanya tak sampai. Namun kini Rendra malah seolah memberi harapan baru dengan pernyataan cintanya ini.

TBC...

Hai readers... Mohon dukungannya ya... Jangan lupa

VOTE

LIKE

Komen

MAKASIH❤️❤️

Terpopuler

Comments

Alya Yuni

Alya Yuni

Hhhhhh Rendra cemburuh
Fa trima aja

2022-05-23

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!