" Maaf mas Juna, kalau beli sepatunya diundur Sabtu siang aja, bisa ? Karena paginya aku harus mengantar Jave ke klinik ", kata Drew saat menghubungiku jumat pagi.
" Javeline sakit apa ? Nggak ke dokter dengan orang tuanya ? Tanyaku agak sebal.
" Bukan Jave, tapi Chiko anjing chow2nya. Aku lupa sudah janji nemenin kontrol. Gak apa apa kan Mas ? "
" Sabtu sore aku sudah ada janji. Seandainya nggak bisa dirubah, terpaksa kita pergi Sabtu minggu depan.".
Apa maksud kamu Jun..? Jelas jelas kamu kosongkan jadwal Sabtu - Minggumu demi ketemu dia. - batinku protes mencari motif tersembunyiku.
" Kabari hasil negomu ya Mas. Bye ", dan dia menutup telepon lebih dulu.
Hahaha..ternyata pengaruhmu padanya masih kalah dengan Chiko, Jun..- batinku memprovokasi.
Sebenarnya aku ingin melihat seberapa besar pengaruhku pada Drew. Adakah rasa kecewa sepwrti yang kurasakan jika pergi bareng kami ku undur lebih panjang.
Tapi ternyata masih butuh diupayakan.
Dan kali ini aku memilih upaya kontra.
Sekitar 2 jam kemudian aku memberitahu Drew via WA jika janji Sabtu soreku tidak bisa diubah. Sehingga jadwal kosongku hanya sepanjang hari Minggu atau Sabtu depan.
Enaknya Sabtu besok ngapain ya ?
Saat menyadari Sabtuku terlanjur kosong.
Ke bengkel aja lebih seru nih. - batinku memberi ide.
" Na.. Sabtu pagi ada jadwal apa ? " Tanyaku pada Nakula di kamarnya saat dia keluar selesai mandi.
" Paling habis sarapan lanjut ke klinik, kira kira sampai j.12. Ada apa ? "
" Anterin aku drop mobil ke bengkel ya..".
" Habis itu kamu mau kemana, Mas? Karena aku di klinik sampai jam 12 ".
" Gampang. bisa diatur " kataku pada Nakula.
" Nunggu aja di klinik..Pasienku cakep2 lo.."
" Ogah.. Cakep kalau kaki 4 dan menyalak bagusnya untukmu saja. Sejak kecil dunia cintamu kan hanya bersama mereka ".
" Gokil banget.. Pemilik nya dong..
3 minggu yll ada 2 cewek yang bukan kaleng2 nganter anjing chow2nya periksa. Make up nya tipis, cantiknya natural.. "
Nakula memang paling ilfil kalau lihat cewek dengan dandanan tebal. Favoritnya cewek yang tipis2 bening. Nggak tau dia jika flawless ala Koreapun butuh 7 lapis bedak. - batinku mencela.
" 2 cewek katamu Na.. ? Anjing Chow2 ? "
Sekilas perkataan Drew tentang rencananya bersama Javeline Sabtu ini terngiang di kepalaku.
" Kok tau ?
Iya sih..anjingnya jenis Chow chow..
Temenmu Mas ?
Kenalin dengan yang rambutnya sepunggung dikuncir 1, bisa ?
Kayaknya aku punya feeling sama cewek itu. Semoga hari ini mereka berdua mengantar anjingnya kontrol ", kata Nakula sambil membayangkan cewek incaran nya tanpa menyadari tatapanku yang menjadi serius.
" Oke besok aku ikut kamu ke klinik. Pengen kenalan dengan pemilik chow2. Tapi sebenernya aku malas masuk ke klinikmu, Na..
Kayaknya aku nggak tahan lama2 dengan aroma dan bulu bulu pasien2mu. Gimana kalo kutunggu di cafe sebelah, sampai kamu selesai ."
" Katanya mau kenalan. Gini aja deh, mas Juna nungguin di cafe sebelah, kalo mereka datang aku WA kamu, Mas ", kata Nakula dengan senyum lebar dan mata menerawang.
" Mas Jun, memangnya kamu lagi nggak ada pacar ?". Kepo juga dia dengan statusku.
" Baru PDKT si. Tapi ahkir bulan nanti pasti sudah jadi milikku ", kataku serius sambil berjalan keluar kamar, membayangkan jika yang ditaksir Nakula beneran Drew.
" PD banget ! " Kata Nakula sebal sambil melempar handuknya padaku.
SABTU PAGI
DREW
" Drew, kamu mau nyetir atau gendong Chiko ? tanya Jave sambil memutar kunci mobil di telunjuknya.
" Pokoknya kali ini aku nggak mau pegang Chiko dulu, boleh ? " jawabku sambil menjauh dari chow2 berbulu coklat itu.
" Trauma ya..? "
" Menghindari kejadian diluar dugaan aja sih ? " Sambil menangkap kunci aku berjalan memutar.
" Jave, boleh aku nggak usah ikut masuk ke klinik. Masih nggak enak hati nih ketemu dokternya Chiko.."
" Boleh..boleh..Kalo kamu gak menampakkan wajah cantikmu, kompetitorku jadi berkurang 1.."
" Maksudmu kamu naksir dokter itu ? " tanyaku memastikan.
" Iyaaa pakai banget. Makanya aku semangat untuk kontrolin Chiko.." kata Jave dengan mata berbinar..
" Ntar, aku nunggu di cafe yang sederetan dengan klinik ya Jave ", kataku sambil memarkir mobil.
Sesaat kemudian Jave sudah hilang dari pandangan sambil membawa pet carier Chiko.
Setelah memastikan auto lock mobil sudah bener berfungsi, kulangkahkan kaki ke cafe dan mencari spot di dekat jendela yang nyaman pencahayaan nya untuk membaca.
Kupesan segelas Matcha latte untuk menemani menyelesaikan bukuku.
" Ini mbak teh pesanan nya ", kata mas waiters sambil meletak kan cangkir di meja.
Perasaan yang melayani pesananku tadi waiters cewek deh, batinku mengingatkan.
" Ya Mas, trimakasih ", kataku tanpa memindahkan mataku dari buku.
Suara itu kenapa tidak asing ya, batinku memberi signal lagi. Dan aku mengabaikan.
" Berhubung pesanan sudah saya antar juga saya bayar, apakah saya boleh minta no HP mbaknya ? " kata suara itu lagi.
Permintaan yang tidak wajar Drew, batinku menyela.
Segera kuangkat kepalaku dan melihatnya sedang senyum lebar melihatku terkejut setengah mati hingga menjatuhkan buku tebalku."
" Haaa...Kok bisa ? "
Tapi melihat 2 mbak waiters di area kasir sedang cekikikan melihat kami, aku sadar ada yang sudah sukses mengerjaiku.
Kurasa jantungku sudah berdamai dengan keberadaan nya, karena walau terkejut rasanya sudah tidak terlalu berdebar lagi seperti yang sudah2.
Dibawah meja, dengan 2 kaki kujepit kaki kursi di depanku kuat2 supaya dia tidak bisa menggesernya, karena adegan berikutnya pasti dia akan duduk disana menggangguku.
Kutersenyum kecil di balik buku saat rencanaku berhasil.
Yes !
" Begitu ya cara berterimakasih setelah ditraktir segelas teh matcha ? " bisiknya di dekat telingaku, karena saat ini kami sudah beradu punggung.
Ternyata dia mengambil kursi tepat di belakangku.
" Siapa juga yang minta ditraktir ! Omong2, mas Juna memata mataiku ya" tuduhku judes sebelum mendapat pertanyaan yang sama.
" Haiish..PD banget. Yang bener adalah aku nganter adik ku praktek di klinik hewan sebelah.
Daripada bengong, aku kemari dan melihat ada cewek cantik duduk sendiri ", katamu dengan nada lembut.
" Tunggu..tunggu...Maksud mas Juna.." kataku menoleh minta penjelasan.
Cupp..
Sekilas ada yang mencium bibirku.
Dan dunia terasa berhenti berputar.
Posisi kepala kamu tuh Drew terlalu mendekat padanya sehingga dia mengambil kesempatan dalam sempitnya ruang gerak- batinku menuduh.
" Kamu..! " kataku melotot sambil mengelap bibir dan menunduk pada bukuku lagi berharap dengan tidak protes lebih lanjut, kegaduhan sesaat tadi hanya kami berdua yang menyadarinya.
" Maaf ya..Nggak bilang2 cium bibir kamu. Lain kali aku minta ijin dulu deh. " katamu lagi mendekat ke telingaku.
" Apaaa.. Nggak ada lain kali lagi " bisikku gemas sambil memukulkan buku tebalku pada pundaknya.
" Sakit Drew.."
" Biarin..Itu hukumannya sudah mencium bibir perawanku ", kataku jujur.
" Serius Drew ? " Katamu membalikkan badanku menghadapnya.
" Maaf ya. Harusnya ciuman pertamamu bisa lebih romantis. Mau adegan nya diulang ? " Dia mengajukan proposal tanpa rasa menyesal.
Kupukul lagi pundaknya lebih keras.
Setelah beberapa saat kami berdiam diri. Terdengar lagi suara dari belakang.
" Masih marah Drew ? Nggak pengen tau adik ku yang mana yang lagi praktek di klinik sebelah ? "
" Bodo ah..", jawabku ketus, walau dalam hati aku sangat penasaran.
" Dokter Nakula itu adik ku ".
" Hah..Jadi Mas Juna tahu kalo Choki pasien Dr. Nakula ? "
penasaranku melebihi marahku.
" Nggak lah.. ini kebetulan yang sudah diatur Tuhan untuk kita. Dan jika posisi duduk kita tetap seperti ini, ada kemungkinan adegan ciuman terulang lagi. "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 160 Episodes
Comments
Ratmoko Ari
Josssssssssssssssssssssssss🦑
2022-04-03
0
Cesy
hehehe juna main nyosor aja
2020-11-08
3
Ratmoko Ari
josssssss
2020-10-14
2