" Ibunda..Lekaslah sadar. Kuatkan hatimu ibu..kami membutuhkanmu," kudengar suara Nakula di sampingku. Kepalaku masih terasa berat, seperti ada sebongkah batu gunung yang menindihnya. Namun tangan hangat yang menempel di pusarku ini memberi rasa nyaman pada seluruh tubuh. Segera kuraih tangan Nakula, untuk memberi tanda bahwa aku baik baik saja.
" Syukurlah ibunda sudah siuman," kudengar suara dan helaan nafas lega dari sulungku dan adik adiknya. Kubuka mata perlahan dan dibantu Bima kumencoba duduk. Masih terasa pusingnya, tapi kesadaran akan munculnya masalah besar menguatkan tubuhku.
Sadewa datang dengan mangkuk susu rempah yg hangat. Kudorong perlahan mangkuk itu karena teringat bahwa masalah ini muncul berawal darinya. Ah, pelampiasan kesalahan yg kekanakan.
"Minumlah saja anakku.
Berikan ibu air yang lain," tolakku halus. Dan kurasakan air putih ini lebih segar dan penuh energi kedamaian. Doa dan berkat yang Nakula salurkan telah merubahnya menjadi air dengan daya sembuh yang tinggi dan membuat tubuhku semakin baik.
" Terimakasih anakku ", ucapku perlahan pada kelima anakku. "Maafkan ibu atas kejadian tadi. Ibu merasa Dewata sedang menorehkan episode baru pada kehidupan kita," ucapku lirih sambil memandang langit untuk meminta petunjukNya.
"Siapakah namamu nak? Duduklah mendekat padaku. lbu ingin mendengar bagaimana dirimu bisa bertemu dengan anak2 Pandhu?" sambil kuraih tangan anak gadis yang duduk di sebelah Arjuna.
"Ampun Yang Mulia ibu Kunti. Nama ananda Drupadi dari kerajaan Pancala. Hamba putri Prabu Drupada. Dan.." terbata bata Drupadi mecoba bercerita.
"Jika ibu berkenan, biarlah ananda yang menceritakannya pada ibu". Dan segera Yudhistira menceritakan pertemuannya dengan Resi Domya, pertandingan sayembara, kemenangan Arjuna, perjumpaan dengan prabu Drupadi dan perjalanan pulang menjemputku.
Kuterdiam dengan beban hati yang semakin menggunung.
Apa yang harus kukatakan pada trah keluarga dewi Pancali atas kejadian ini,
" Anak anakku dan Dewi Drupadi dari Pancala. Ijinkan ibumu ini menyingkir sejenak dari kalian. Ibu ingin bersembahyang dan mohon petunjuk Dewata supaya langkah kita tidak salah dan mendapat restuNya ".
Dibantu oleh Bima, kuberjalan ke altar puja semadi dengan membawa bunga dan dupa sebagai sesembahan. Dalam diam kuhaturkan segala kegundahan dan kecemasanku atas kesalahan besar yang sudah kuperbuat. Dan tanpa menunggu abu dupa berserakan sebenuhnya di alas kaki Sang Dharma, air mata segera menganak di sudut mataku. Biarlah kesedihan ini terbuang bersamanya. Sambil berharap Dewata berbelas kasih melihat kesedihan ini.
Lama aku berdialog dengan suara yang mengisi pikiranku. Wejangan dari Batara Dharma menguraikan dan mencerahkan kepingan kejadian. Runut seperti sebuah buku hidup yang terbuka di depan mataku. Dan ketika selesai, kuhaturkan sembah terimakasih pada batara Dharma dan berjalan menemui mereka.
Setelah menghela nafas perlahan, kutatap mereka semua dan dengan suara bergetar aku berikan titahku, " Anak anak Pandhu mutiara ibu.Ketahuilah, di dunia ini tidak ada yang namanya kebetulan. Karena semua peristiwa adalah rangkaian atas peristiwa periatiwa yang terjadi di masa lalu, kini dan yang akan datang". Melihat mereka masih terpekur, kulanjutkan lagi ucapanku.
" Tidak ada yang perlu disesali. Karena yang terjadi hari ini memang harus terjadi walau terasa aneh dan tidak benar menurut norma".
"Untuk Drupadi, putri cantik kesayangan Pandawa. Kuatkan hatimu nak atas takdir ini. ibu akan menjelaskan pada kangmas Prabu Drupada dan Dewi Gandawati orang tuamu. Dan ibu berjanji padamu akan mendampingi selalu untuk memenuhi takdirmu sebagai istri Pandawa".
Arjuna beringsut mendekatiku dan berlutut di sebelah kananku, "Apakah tidak ada jalan lain ibunda?" Dan setelah terdiam lama, Arjuna melanjutkan lagi, "Aku mencintai Dinda Drupadi, namun jika ini menjadi masalah untuk kita semua, aku bersedia melepas cinta ini. Biarlah Dinda Drupadi menjadi istri kangmas Yudhistira saja. Bukan menjadi istri kami berlima."
Yudhistira dalam sembahnya meraih lutut kiriku, " Ibu dan Dinda Arjuna, jangan pusingkan hamba. Walau hamba putra sulung, namun jika Arjuna sudah menemukan jodohnya, biarlah Arjuna menikah lebih dulu. Aku akan memberikan restu dan berkatku untuknya sama seperti saat Bima menikah dengan Dewi Nagagini. Aku sangat tidak keberatan ", tukas Yidhistira.
Belum juga selesai perkataan putra sulungku, Bima mendekat dengan langkah lebarnya," Ampuni mulut bodohku Ibu. Mohonkan ampunan dari para Dewata dan biarlah ibu mencabut titahmu tadi. Aku tidak ingin menjadi suami bagi istri Arjuna, karena aku sudah menikah bahkan mempunyai putra", tukas Bima.
Seperti biasa dia mengutarakan keinginannya dengan keras dan langsung pada maksud nya. Hanya Nakula dan Sadewa yang terdiam. Mereka berdua beringsut mendekati Drupadi, menggenggam tangan nya untuk memberi kekuatan pada gadis itu.
Dan terdengar tangisan lirihnya mulai berkurang walau airmatanya masih tidak berhenti membasahi wajah ayunya. " Ibu, bagaimana aku bisa menjadi istri dari lima anak anak ibu? Sebagai perempuan, ibu sangat paham dengan ketakutanku bukan?Apa kata orang? Dan bagaimana aku menjalani tanggung jawab dan kehidupanku ? Ibu, aku hanya mencintai pangeran Arjuna. Bagaimana aku menjalankan tanggung jawabku sebagai istri jika tidak ada cinta atasnya ?"
Perkataan Drupadi terus memukul mukul relung hatiku. Karena itu pula yang menjadi pertanyaan dalam doaku kepada Batara Dharma.
Apa maksud Dewata atas hidup kami ?
Kutarik nafas panjang dan lembut kurengkuh badan Drupadi di pelukanku. Berharap kekuatan hatiku bisa mengalir padanya. " Dewi Pancali kesayangan Dewata. Di dunia ini kita hanyalah bidak bidak kecil yang digerak kan oleh Sang Hyang Widhi pada papan catur kehidupan. Walaupan kita yang menjalaninya, kita tidak mempunyai kendali penuh atas hidup itu sendiri. Termasuk kejadian ini. Ibu juga tidak tahu hal apa yang menantimu dan anak anak Pandhu di kehidupan yang akan datang. Berkat atau musibah janganlah kamu kuatirkan. Karena apalah berkat jika di dalamnya ada musibah. Dan apakah musibah jika diahkirnya adalah berkat ", tuturku mencoba menjelaskan sambil kuhapus air mata di wajah jelitanya.
" Janganlah kamu takut akan pendapat orang atau rakyatmu. Janganlah takut tentang bagaimana kamu akan menjalaninya. Aku akan membantumu melalui setiap sedih dan bahagiamu. Dan ingatlah, jika Dewata memberimu kesulitan, itu adalah caraNya untuk menaikkan tingkatmu. Lakukanlah saja kehendak Dewata ini dengan ikhlas dan berusaha merengkuh kebahagiaan dan kedamaian dalam setiap prosesnya. Lakukanlah kewajibanmu bukan semata mata untuk suamimu. Tapi lakukan sebagai persembahan kepada Sang Hyang Widhi sehingga kamu terhindar dari pilih kasih hatimu ".
" Dan lihatlah lima anak anak ibu ini. Tidakkah mereka sangat tampan. Dewata menunjukkan kualitasmu.. Kami tidak hanya bersuamikan satu putra ibu yang hebat. Tapi lima sekaligus. Mereka ibu titipkan padamu."
"Jangan menggodaku ibu. Tidakkah ibu melihatku sangat malu di depan putra putra ibu?" sambil menunduk Drupadi berbisik di telingaku. Melihat keinginanku tidak bisa dirubah dan Drupadi sudah bisa menerima hal ini, Yudhistira mendekati Arjuna. "Dinda Arjuna, apakah kamu keberatan akan titah ibunda ini?
Karena bagaimanapun juga kamu adalah pemenang atas Dewi Drupadi
", kata Yudhistira mencoba menyelami hati Arjuna.
"Ibu dan kangmas Yudhistira, walau masih gamang, aku menerima titah ibu. Karena aku percaya Dewata sudah merencanakan takdir ini untuk kita jalani bersama". Dan sambil menarik tangan Drupadi, Arjuna melanjutkan perkataan nya.
" Terimakasih dinda Drupadi atas pengertianmu akan hal ini. Terimakasih atas cintamu kepadaku. Maafkan aku jika hal ini tidak seperti keinginanmu ", dipeluknya Drupadi dengan penyesalan yang amat dalam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 160 Episodes
Comments
Ratmoko Ari
josssssss
2021-07-18
0
dite
jdi pelajaran ya di episode ini, bahwa kita ga boleh asal mengucap kata.
kezzel aku hahaha
masa jdi poliandri 😂 tapi emang itu jalannya sih yaaa
2021-06-03
1
IG : gaharuwood_
Yuhuuu, aku datang. Izin review ya. Ini kebanyakan di dialognya sih. Tapi udah terlanjur banyak ya babnya. 😟 Mungkin bisa bertahap atau gak close season aja. Terus buka sesi baru dengan penulisan yg lebih oke. 😍
2020-12-08
3