ARJUNA
Genap 2 malam ini aku kurang tidur. Bayangan hitam sudah muncul tipis di area mata. Sekilas mata panda ini belum terlalu kentara, tapi tidak untuk mata awasnya Mama.
Tuh kan bener.
" Kurang tidur Jun ? " kata mama lembut sambil menyiapkan bread toast ku.
" Mau isi telur dadar keju ? "
Ku acungkan jempol karena mulutku masih fokus minum lemon tea.
" Lembur kerjaan Ma, karena besok deadline presentasi data proyek ini. Tapi sudah hampir selesai kok ". jelasku sambil duduk di sebelah Sadewa.
" Jangan keseringan, metabolisme lever itu jam 23 - 02 ".
Mamaku memang hebat.
Saat menegur atau memarahi kami berlima selalu menggunakan data sehingga kami tidak pernah bisa membantah perkataannya.
Dan karena tujuan nya adalah untuk mengubah perilaku kami yang salah, kami selalu mendengarkan pendapat atau nasehatnya.
Apalagi sejak papa meninggal 10 th yll.
Praktis perkataan Mama adalah titah bagi kami.
" Kamu dan Mama berangkat jam berapa Sa ? " tanyaku pada Sadewa.
" Hari ini aku nggak bareng Mama. Karena ada jadwal ke kampus. Boleh gak Mama dianter mas Juna saja ? Mobil bisa aku pake ke kampus setelah ngedrop mas Na ke kliniknya "
" Oke. Mama bisa berangkat sama aku.
Nanti sore pulang jam berapa Ma " Tanyaku pada Mama supaya bisa mengatur agendaku hari ini.
" Hari ini mama selesai jam 15.30 an. Semoga meeting hari ini tidak molor selesainya ".
" Berangkat 10' lagi ya Ma, bisa ? " segera kuhabiskan sarapanku dan bergegas ke garasi memanaskan mobil.
" Duluan ya Sa ", pamitku pada Sadewa.
Saat melintas, kulihat meja makan sudah full team dan Mama melambaikan tangan pada kakak adikku yang masih menghabiskan sarapan mereka.
" Nggak ada yang ketinggalan Ma ?" kataku mengingatkan saat Mama membuka pintu.
" Kayaknya sudah beres semua, Jun ", kata Mama sambil memasang seat belt.
Suara riff gitar lagu Wake Up Dead nya Megadeth dengan volume lumayan langsung memecah keheningan saat telunjuk Mama menekan tombol audio.
Alamaaak,
investigasi dimulai tepat setelah kutekan tombol off.
" Ada apa Jun ?
Kata orang pilihan lagu mengekspresikan emosi pemilihnya. Beneran lagi frustasi nih ? " penyelidikan ala Mama mulai menghimpitku.
" Nggaaaak..Pengen lagu yang berenergi aja Ma.."
" Lagu nya memang keras, tapi energinya rendah. Mama rasa ada yang nggak match .." Mama tahu banget kalau aku asal jawab.
" Ada cewek yang Juna taksir Ma. Tapi entah kenapa, ngerasa nggak PD untuk mendekat lebih intens ", jawabku jujur tidak bisa menyembunyikan sesuatu lagi padanya.
Wajah Mama langsung kaget dengan kejujuranku.
" Haaa..Mama nggak salah denger kan ? Terahkir Mama inget ada yang bilang sebagai Tuan Anggur Pemilik Senyum Yang Membuat Perempuan Terbengong.
Saat ini mengaku nggak PD.
Gimana ceritanya ? "
" Juna juga bingung Ma. Dia juga kayaknya tertarik. Tapi rasanya jika Juna lanjutkan, kami bakal mengalami banyak masalah. Takut Ma, kalau sampe menyakiti hati orang yang kita sayangi "
" Anak mama sudah lebih matang pemikirannya." Senyum Mama memang paling menenangkan.
" Bagus Jun.
Mama berharap semua kesulitanmu akan membuatmu semakin kuat, semakin baik. Saat ini lepaskan semua kekuatiranmu. Kalau kalian memang berjodoh, berjuanglah bersama untuk mengatasi semua hambatan. Kejar bahagiamu walau itu harus menaklukan naga yang menyergapmu ". kata Mama sambil mengelus rambutku untuk memberi kekuatan batin.
" Kata mama, khusus cewek ini nggak boleh dimanterai , " wajahku mendadak panas karena pasti Mama bakal tahu siapa yang sedang aku taksir.
" Tunggu..tunggu..
Maksut kamu Drew yang itu ? Bener Drew yang di RS ? "
" Iya Ma, boleh nggak ? " kataku dengan senyum malu meminta persetujuan nya.
" Mama belum terlalu lama mengenal gadis itu.. Kayaknya sih anak baik. Nggak neko neko dan pecicilan gitu.
Kamu cari tahu dululah Jun, seperti apa dia itu.."
" Sudaaaah Ma.vDengan kemampuan IT Juna, data tentang Drew lengkap ada di file. Bahkan ukuran sepatu dan data bank semua ada ".
" Maksud mama, kamu perlu tahu tentang software nya.. core nya..
Nggak semata hardware yang terlihat ". kata mama mengimbangi ucapanku.
" Beres Ma. Kalau data yang itu, lebih cocoknya nanti pas Juna sudah mantab berniat melamar gadis yang pas.
Bertahap Juna akan cari tahu lebih dalam ", jelasku mengantisipasi.
" Baiklah kalau begitu. Nggak usah dibantu Mama kan ? "
" Butuuuuh lah Ma. Sediakan diri Mama untuk sering Juna jemput. Berangkat boleh sama Sadewa. Tapi pas pulangnya bareng Juna. Oke Ma..? Dikondisikan ya."
Kuahkiri penjelasan rencana perburuanku dengan senyum termanis yang bakal bisa melelehkan hati Mama.
" Jangan pergi kemana mana. Nanti Juna jemput di ruangan Mama ".
KUNTI
Setelah mendengar curhat dan rencana Arjuna, kupikir PR menyelidiki Drew harus segera kuselesaikan.
Karena jika benar Bima dan Arjuna mendekati gadis yang sama, semua hal harus kupersiapkan dengan cermat sehingga aku bisa memenuhi amanat mendiang mas Dewa, papa mereka.
Apakah waktunya sudah tiba, Mas ?
Saat jam makan siang kulihat Drew sudah mulai longgar dengan kegiatan nya. Kudatangi mejanya untuk menyapa gadis itu.
" Drew sudah makan belum ?
Temani ibu makan siang di ruangan yuk.
Ibu lagi nggak pengen sendirian menghabiskan rujak yang tadi titip beli ke pak Man OB " ajakku memulai proses investigasiku.
" Baik Dok. Beneran tidak ada masalahkah jika saya menemani Dr.Kunti ? " jawabnya terkejut oleh ajakanku.
" Nggak apa apa Drew. Memang bakal ada masalah apa ? Ibu juga sering mengajak staf yang lain untuk maka bareng.
Lagipula setelah hampir 6 minggu praktek, kamu belum pernah konsultasi tugas kan ?
Kapan mulai bikin laporan ahkir kegiatan ? ", jelasku meredakan kecemasan nya.
" Segera nyusul ke ruang Ibu ya..".
" ,Baik Dok.. Saya ambil tempat makan siang saya dulu ".
1 jam bersama Drew sambil makan siang, beberapa info sudah kudapatkan.
Tentang keluarga, background orang tua, karakter, passion, rencana hidup, keseharian dan kejadian kecelakaan yang melibatkan Bima dan Drew.
Semua hal ini harus mulai kupikirkan nanti malam.
Ah..
Panggilan meeting siang ini membuyarkan lamunanku untuk bergegas segera menuju ke ruang direktur medis.
DREW
Dari hasil konsultasi singkat sambil makan siang bersama Dr. Kunti tadi, ada hal hal yang harus segera kubenahi dalam catatan harian, supaya laporan praktek yang minggu depan mulai aku susun bisa lancar disetujui oleh dosen pembimbing dengan nilai maksimal.
Tapi kenapa tadi Dr. Kunti juga bertanya tentang banyak hal ya ? Keluarga, hobi, rencana setelah lulus dll.
Batinku ikut bertanya.
*Sebagai penanggung jawab unit tempat aku praktek, pasti beliau melihat ada korelasi pertanyaan dengan penilaian untuk ku selama praktek.
Batinku bertanya dan batinku pula yang menjawab. Hahaha*..
Batinku lagi lagi tertawa mengabaikan hal itu.
" Maaf, lihat Dr. Kunti ? "
Saking kagetnya, hampir saja kursi yang aku duduki terjatuh karena buru buru berdiri.
Sebuah lengan kekar terjulur memegang lenganku karena posisiku masih limbung.
" Ya ampun, si Mas bikin kaget..", protesku gemas sambil mendongak melihat pelaku yang ahkirnya justru membuatku semakin kaget, hingga harus berpegangan tepi meja.
" Kerja sambil tidur ya. Tuh ilernya sampai kering gitu ", ujarnya dengan senyum lebar menyebalkan.
Gugup, segera kuhapus tepi bibirku dengan jari yang membuatnya semakin ngakak melihatku.
" Yes..1 : 0..Untuk ku.."
Dia girang banget sambil mengepalkan tangan segala.
Bukankah aku tadi sedang fokus menyalin data ? Bagaimana mungkin ada jejak iler ? Kecuali..
" Kalau sudah puas ngakak, hapus dulu sisa es cream di atas mulut. Sudah gede masak makan es cream aja belepotan.." sahutku menjadi berani karena dia sukses dengan isengnya.
" Maaf ya nona cantik, jurus yang sama tidak akan ampuh jika dipake berurutan. Kamu tidak bisa membalasku..Hahaha ".
Sambil memasukkan buku ke dalam ransel, ku ambil kaca kecil dan kuacungkan di depan wajahnya.
Eh..mengapa jadi begini.
Setelah melihat memang ada bekas es cream di atas bibirnya, dia menarik tanganku yang masih teracung dan menggunakan nya untuk mengelap bibir.
Hampir saja kaca itu terjatuh atas respon tak terduganya yang semakin membuat debar jantungku seperti marching band yang lagi parade.
" Haiiish..Sekarang sudah bersih kan ? " katanya memandang cermin dan menggerak gerakkan bibirnya sambil menggenggam tanganku pada cermin supaya tetap pada tempatnya.
" Sudah puas pinjam tangan orang ? " semprotku galak untuk menutupi kembang api tahun baru di hatiku, sambil menarik tangan supaya terlepas darinya.
Setelah berpamitan pada para staf yang lain, kutekan tombol sepatu dan bersiap meluncur di selasar RS dengan pandangan mengacuhkan si tangan kekar.
Daripada salah tingkah di dekatnya mending kabur aja ah, suara batinku memberi ide cara melepaskan diri dengan santuy.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 160 Episodes
Comments
Ratmoko Ari
jossssssssss
2021-07-18
1
☘Aиαи ͪ͢ ͦ ᷤ ͭ ͤ ᷝ
hahahaha
ni spec-nya Kak
Intel Core i5 quad-core 2,4 GHz, Turbo Boost hingga 4,1 GHz, dengan eDRAM sebesar 128 MB
😅
2021-03-14
1
Ai Emy Ningrum
telur dadar keju 😮😲🤤🤤🤤🍳🥚🧀🍳🥚🧀
2020-11-17
3