ARJUNA
Mengapa saat mas Bima menyebut dan bercerita tentang si mungilnya, hatiku berdesir dan bayangan tentangmu memenuhi pikiranku lagi setelah sukses seminggu ini menghalaunya jauh jauh dari pikiranku.
Di kantor,
kuambil jumlah data lebih banyak untuk dianalisa.
Kudatangi tempat gym sepulang kantor untuk membuat fisikku lelah sehingga bisa segera tertidur saat sampai dirumah.
Kuganti isi mp4 di mobil dengan lagu lagu Led Zeppelin, Megadeath, Judas Priest dan lagu lagu heavy metal yang lain.
Semua itu untuk mengusir bayangmu menjauh dari jiwaku.
Rasa ini tidak seperti rasa saat bersama gadis gadisku sebelumnya.
Aku merasa tidak percaya diri mengejarmu lebih jauh, karena batinku penuh kekuatiran jika pada ahkirnya nanti aku justru akan menyakitimu.
Dan rasa sakit yang kau alami pasti akan kembali berlipat lipat menggulungku.
Magnet jiwaku,
lelahku sudah tidak lagi bisa kutahan.
Aku merasa sebentar lagi akan menjadi Icharus dalam mitologi Yunani.
Pesona mataharimu akan membuatku terbakar habis.
Dan aku tidak peduli lagi jika harus tenggelam sekalipun.
DREW
Setelah menemani Jave mendaftar di tempat latihan dansa di Jalan Sumbawa, aku segera pulang ke kost.
Jave memintaku untuk ikut mendaftar sehingga kemampuan dansa kami bisa lebih baik. Tapi melihatku masih sendu akibat efek dansa di pesta topeng yll, dia tidak mendorongku lebih jauh.
Namun demikian, aku berjanji padanya akan bergabung bulan depan setelah fase bengongku sudah normal kembali.
Kupikir dengan mempunyai bakat menari dan ditunjang dengan kelenturan badan, bidang ini suatu saat bisa menambah uang sakuku.
Kuambil buku motivasi yang seharusnya ahkir bulan ini sudah selesai kubaca. Namun yang terjadi sesudahnya justru aku mulai menulis beberapa nama yang hampir 2 bulan ini secara istimewa hadir dalam hidupku.
Di RS ada :
- mas Pran, check
- Dr. Kunti, check
di area lain :
- Dr. Sadewa, check
- Drh. Nakula, check
- mas Juna, check
- mas Bima, check
Seperti ada benang merah yang menghubungkan pribadi pribadi yang aku tulis dikertas ini, kataku dalam pikiran.
Setelah beberapa menit tidak mendapatkan jawaban, kutepuk dahiku perlahan.
Benang merahnya jelas akulah.
Ya ampun bodohnya diriku.
Tersenyum ku lihat ada notifikasi di WA, salah satunya dari mas Bima. Dia mau meneleponku.
" Ya hallo, ada apa mas ? "
" Itu dek. Nanti malam, mas Bima ketemu kakakku yang lawyer. Untuk case mu, nanti mas Bima konsultasikan padanya. Adakah hal hal yang membuat posisimu kurang baik dan bagaimana mengatasinya..Boleh kan ? " kata mas Bima meminta persetujuanku.
" Boleh bangetlah mas. Drew justru berterimakasih jika mas Bima mau melakukan nya. Secara Drew nggak punya relasi di bidang hukum ".
" Baguslah jika kamu setuju. Nanti hasil konsultasi aku sharringkan padamu. Minggu depan pas week end atau hari kerja ?"
" Tergantung hasil konsultasi ke kakak mas Bima saja. Jika ada yang serius, secepatnya Drew bisa ketemu mas Bima lebih baik. Kalau ternyata bukan masalah serius, ketemuan nya setelah ada surat dari kepolisian. Bagaimana menurut mas Bima ? ", kataku memberi opini.
" Oke, tunggu kabar dariku ya Dek.. Bye "
Belum sempat kujawab, telepon nya sudah mati.
Batinku nyengir.
Tapi kenapa suara mas Bima terasa jadi lebih girang ya, batinku semakin nyengir.
" Jangan ke GR an ! " kataku pada diri sendiri.
Setelah mandi dan makan malam yang kutitip pesan pada Ina, teman kos sebelah kamar, kuambil gitar di atas lemari dan suaraku mengalun lirih supaya tidak menembus dinding kamar.
Setelah beberapa lagu, kuletak kan gitar pada tempatnya lagi. Kupikir dengan bermain beberapa lagu setiap hari cukup melemaskan jemari tangan dan feeling menggitarku yang lama tidak dipakai untuk performance.
Saat SMU justru aku sering mendapat kesempatan untuk performance. Baik solo maupun bersama teman teman band. Tapi karena masih band amatir, hasil mengamen itu hanya cukup untuk membeli kostum dan jajan.
Masa SMU yang seru.
Aiiooo..
kenapa telingaku semakin panas ya ?
Kuberdiri memandangi telingaku di cermin.
Merah dan semakin merah.
Kuambil es batu dari gelas es jeruk sisa makan malam tadi. Setelah kucuci dan kubungkus sapu tangan, ku kompres cupingnya.
Lumayan.
Tidak sepanas tadi.
Mengapa mendadak panas ya.
Tau ah.
Yang penting sudah mereda.
Kata batinku mengabaikan.
BIMA
" Mas Yudhis, case temanku tadi selanjutnya bagaimana ? "
" Semua tergantung penyidik, Bim. Semoga ketemu dengan yang profesional dan baik, sehingga nggak mencari kesempatan untuk mempersulitnya. Berbeda dengan kasusmu, temanmu ini melakukan nya dengan sengaja. Sehingga masuk delik penganiayaan. Dan hal itu yang memperberat posisinya, walaupun motifnya benar, " jelas Yudhistira pada Bima.
" Mas, boleh minta tolong ? Dampingi kami saat pemberkasan kesaksian. Aku nggak pengen bolak balik ke sana. Kerjaan lagi parah banget. Meeting koordinasi di sana sini ",
" Bener karena kerjaan nih..Bukankah semakin sering dipanggil, kalian bisa jadi sering ketemu ? ", Aku tahu mas Yudhis sengaja menggodaku.
" Ketauan ya..? " sahutku mendadak gugup.
" Ya udah aku temani kalian berdua, supaya urusan cepat selesai dan tidak dipersulit. Tapi nggak gratis loh.." Tersenyum mas Yudhis di wajahnya yang tenang.
" Haiiish..Ma lihat nih. Ada yang mendadak matre.." seruku ingin memukulnya.
" Sorry aja kalau uang, tabunganku lebih banyak dari punya kamu Bim..
Bayarannya adalah eehmmm.." kalimatnya sengaja digantung untuk memprovokasiku.
" Jangan aneh aneh.. Awas ya.." tukasku nggak sabar.
" Ini aja deh, makan malam hanya ber2 dengan si mungilmu dengan biaya full dari kamu. Setuju Bim ? " tanyanya dengan senyum jutaan jack pot.
" Tega kamu mas..Aku aja baru tahap sarapan dan telepon, kamu sudah minta dinner.." wajahku merah membayangkan si mungilku dinner dengan mas Yudhis.
Alamat pindah hati lagi nih.
" Ya udah.. Penawaran terahkir. Sesi dinnerku hanya setelah kamu dinner dengan nya. Deal or not ?
Bayangkan repotnya kalian mondar mandir ke kantor polisi. Pakai acara dipersulit lagi jika ketemu oknum yang brengsek ." Senyum mas Yudhis semakin lebar.
" Dinner..dinneeer..dineeeerrr..", celoteh kunyuk kunyuk kembar.
" Oke..Deal..Puaaaas ?" sahutku segera sebelum mas Yudhis berubah pikiran menolong kami.
Segera kuambil HP untuk menghubungi si Mungil..
" Wooooo...ada yang gerak cepat mengamankan posisi tuh ", semua tertawa melihatku saat kuberjalan menjauh dari kuping kuping pengganggu.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Namun tidak semua bergembira menikmati keseruan malam itu.
Di pojok teras, Arjuna memperhatikan Bima dan Yudhis dengan tatapan tajamnya.
Senyum masih menghiasi bibirnya, tapi tidak selaras dengan matanya.
Ada nuansa amarah, sedih dan tidak ikhlas di mata sendunya.
Di lemparnya tissue makan yang sedari tadi diremas remasnya hingga menjadi bola kecil, sejauh jauhnya.
Orang akan mengira Arjuna sedang iseng melempar tissue. Tapi mata awas Kunti memperhatikan hingga pada detilnya.
Perasaan hati Arjuna memburuk karena pembicaraan si Mungilnya Bima.
Mengambil nampan gelas kotor, diajaknya Arjuna ke dapur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 160 Episodes
Comments
Ratmoko Ari
Josssssssssssssssssssssssss😋
2022-04-03
0
Ratmoko Ari
josssssssss
2021-07-18
1
Orang Baik
ibu memang yang paing tahu semua hal
2020-12-28
1