Di kota ini Javeline adalah sahabat terbaik sejak kami berkenalan ketika mengikuti keseruan di Pekan Orientasi Kampus. Walaupun berbeda jurusan, saat itu kami berada dalam kelompok yang sama dan sering menjadi obyek keisengan kakak kakak fasilitator. Dan setelah kegiatan kampus sudah efektif, kami tetap saling support untuk menyelesaikan tugas tugas kuliah jika dosen pengampunya sama.
Jave memilih program Study Refraksi Optisi. Supaya ketika lulus nanti dia bisa mendukung Optik ayahnya yang sudah semakin berkembang, bentuk tanggung jawab seorang anak yang mempersiapkan diri supaya mampu melanjutkan bisnis keluarga.
Sebenarnya Jave termasuk kategori cewek manja, tapi masih dalam tahap wajar. Bukan yang menye menye. Sehingga tanpa kami sadari, kesamaan karakter itu membuat kami sakin dekat. Orang tua Jave berharap, kami bisa saling melengkapi dan tumbuh bersama dengan karakter yang baik, bersahabat hingga tua. BFF lah.
Sabtu adalah hari kami.
Ketemuan, jalan jalan, bikin tugas, baking tuker crita penting gak penting dari A sampai Z, balik lagi ke G nggak ada habis habisnya. Dan ketika salah 1 diantara kami ada yang membatalkan hari ketemu, wajib mentraktir yang lain di sabtu depan nya. Ini komitmen kami sampai masing masing nanti mempunyai pacar atau menikah. Hal seru yang lain, kami berharap bisa menikah bahkan bulan madu bersama sama. Jika terwujud, pasti akan menjadi kenangan istimewa yang nggak bakal terlupakan
Tadi malam, Jave mengirim WA jika hari ini dia ingin ditemani ke dokter hewan. Chiko anjing chow chow nya mendadak tidak mau makan sejak sore. Hari masih pagi, hangat sinar matahari masih belum terlalu menyengat. Dan udara sejuk dingin menerpa wajahku. Sayup sayup terdengar lonceng gereja dekat kos berdentang enam kali. Suara familiar yang sering aku rindukan ketika tidak bermalam di kos.
Masih melamun di jendela, hpku berbunyi dengan foto Jave tersenyum lebar di screen nya. Segera aku tekan icon hijau, mengantisipasi ada perubahan rencana seperti kebiasaan anak itu.
"Drew, sekarang aja ke sininya. Mama masakin kita sarapan supaya bisa lebih awal datang ke klinik dokter hewan. Bisa ?"
"Baik, aku segera ke rumahmu. Kebetulan sudah selesai mandi dan beberes. " jawabku sambil menutup kembali jendela kamar.
" Aku tunggu ya Drew. Jangan lupa bawa baju ganti."
Kuakhiri panggilan Jave sambil memikirkan baju apa yang ingin kupakai. Kubuka lemari kecil disudut kamar dan menarik keluar celana denim selutut dan atasan berwarna baby pink dengan aksen pita di bahu yang terlihat manis di badanku. Sneaker roda, ransel dan headphone putihpun kupilih melengkapi penampilanku.
Tet..tet..tet..
Aku tekan bel pintu ruko Jave berulang ulang. Tak berapa lama anak itu keluar sambil menggendong Chiko yang terlihatlemas.
" Drew, tolong gendong Chiko. Aku mau buka pintu toko dulu. Karena pegawai sebentar lagi pada datang."
Aku angkat Chiko dengan dua tangan dan kudekap dia di dada sambil mengusap tengkuknya,"Jave, ntar kita ke dokter mana? Bukannya kamu sudah punya langganan dokter hewan yang bisa diminta datang ke rumah?".
" Dokter hewan teman mama yg biasa, lagi libur. Ambil cuti nengok anaknya diluar kota. Tapi tadi malam mama kasih referensi teman nya yang punya klinik hewan di Sun Prima Regency. Deket sini pula, sepuluh menitlah. Jadi habis ini kita sarapan dulu sekalian nunggu mobil yang lagi dipake papa anter mama ngedrop barang di tempat Oma".
Kami tersenyum manis pada setiap orang yang mula berdatangan. Setelah semua pegawai selesai menandai kartu absensinya, beriringan kami naik ke lantai dua.
"Jave, Chiko masuk ke pet carier atau ke selimutnya?"
"Biar dia berbaring, karena masih satu jam lagi kami berangkat. Yuks cuci tangan dulu, Drew sebelum membuka peti harta karun kita."
Di meja makan, mata anak kosku langsung bersinar, ketika menatap piring lauk yang berderet di meja. Mama Jave memang ibu idaman. Menu yang terhidang komplit serasa makan di resto besar, " Jave, aku boleh nambah udang madunya? Rasanya juara banget. Hidangan beginian terasa mewah buat anak kost sepertiku."
" Waaa, ambil aja Drew. Karena kamu di sini maka mama masak lebih banyak supaya nanti bisa kamu bawa pulang ke kost", kata Jave membuatku nyaman.
"Thanks Jave. Bersyukur banget kenal kamu dan ortumu."
" Samaaaa, kami juga bersyukur ada kamu Drew. Tau gak? Aku pasti sudah ngeek seandainya kamu tidak ada waktu itu," kata Jave sambil menggerakkan tangannya di depan leher.
"Nggak usah diulang ulang. Kebetulan aja aku tau kalo kamu alergi kacang. Jadi aku lempar saja roti lapis nya ke got saat kakak kakak fasilitator itu memaksamu memakannya."
"Pokoknya kenekatanmu waktu itu sudah menyelamatkanku. Titik.."
Dan tawa kami langsung pecah mengenang kejadian saat masa orientasi kampus dulu.
FLASH BACK ON
" Drew, perutku laper banget. Sudah jam segini, kegiatan belum selesai dan belum dikasih makan pula," bisik Javeline sambil menunjuk jam yg sudah bergerak ke angka enam sore.
"Sabaaar, sbentar lagi ya. Tadi aku lihat kakak fasilitator pada bagiin roti. Tuh sudah deket, " jawabku menenangkan Jave yang memang tidak tahan lapar karena sakit asam lambungnya.
Saat mereka datang membawa kardus roti, setengah berteriak aku minta boleh dibagikan dulu jatah Jave," Kak, teman saya ini punya riwayat asam lambung. Boleh minta duluan roti untuknya?".
"Nih, segera dimakan. Ambil satu satu ," kata salah seorang kakak fasilitator.
" Boleh minta rasa yang lain kak? Karena dia alergi kacang."
" Nggak ada. Hanya tinggal rasa kacang coklat. Lain nya sudah habis."
" Tolong kak dicarikan di kelompok lain atau di konsumsi panitia, supaya bisa dituker. "
" Kamu cerewet banget ya. Sudah, apa adanya dimakan. Kalau tetep nggak bisa memakannya, nggak usah makan aja sekalian ", kata nya judes. Aku tau kami sama sama lelah fisik ati.
"Nggak bisa makan dan nggak bisa kalau tidak makan, kak. Bahaya jika dipaksakan. Dia bisa mati karena jalur nafasnya bengkak," ujarku cepat.
"Sok tau kamu. Makan ini atau kalian berdua pilih tambahan hukuman !" katanya mengeluarkan jurus arogan ala kakak kelas sambil menyodorkan roti lapis itu.
Karena Jave seperti akan memakan roti kacang itu, langsung aku rebut roti yg dipegangnya dan kulempar ke got di dekat kami. Sayangnya, karena terlalu heboh bergerak, tanganku menyenggol kardus tempat roti yang dipegang kakak fasilitator dan jatuhlah semua isinya berhamburan masuk ke got.
Oh Tuhan, aroma masalah sudah mendekat.
Kami semua terdiam, takut dan panik setengah mati. Dan sebelum kakak fasilitator berteriak dan menghukum, kami berdua menangis sekencang kencangnya setelah Jave aku kode dengan tarikan tangan dan kerjapan mata.
Akibat kegaduhan itu, datanglah dua orang panitia senior mendekati kami dan sungguh kebetulan jika salah satunya mengenali Javeline sebagai anak Om Han, teman papanya. Dan atas bantuan kakak tersebut, kami terhindar dari hukuman dan diperbolehkan langsung pulang.
Mempergunakan kesempatan untuk bebas dari hukuman, kami segera bergegas keluar gerbang dan makan bakso di deretan pujasera sebelah kampus karena perut kami sudah tidak bisa menunggu lagi," Kita selamat Jave.Trimakasih Tuhan," kataku sambil tersenyum setelah perut kami kenyang terisi kuah hangatnya bakso.
"Gilaaaa kamu Drew. Aku tadi sudah takut setengah mati, rasanya hampir pingsan kelaparan, malah kamu ajak nangis kenceng."
"Kamu harus terimakasih pada mamaku Jave ," kataku sambil mengelap bibir.
Mamaku selalu bilang sejak aku kecil, jika ada bahaya LARILAH KENCANG! Kalau tidak bisa lari, TERIAK atau MENANGISLAH PALING KENCANG !".
Hal itu sering kulakukan entah karena ada masalah sungguhan atau untuk memanipulasi keadaan. Dan sebagian besar selalu bisa membantuku terbebas dari masalah. Kadang gagal juga sih.
" Besok pagi kalau kita kena hukuman lanjutan, gimana ?" tanya Jave sambil mengaduk es tehnya.
"Ya itu..itu.. masalah yang lain lagi. Kita pikirkan besok saja jalan keluarnya. Belum tentu juga akan kejadian seperti yang kita pikirkan. Gak baik berasumsi berlebihan."
" Sok bijak kamu Drew. Aku yakin tadi kamu juga sama takutnya denganku kan." Dan itulah awal kami menjalin persahabatan yang lebih intens dan aku diterima di keluarga Om dan tante Handoko dengan penuh rasa sayang.
FLASH BACK OFF
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 160 Episodes
Comments
Ratmoko Ari
Josssssssssssssssssssssss
2022-03-29
0
LudfiANA
Kk Author barusan koreksi ya.
pas baca ulang sdh lebih baik.
TY.
2021-03-05
0
LudfiANA
Chapter ini kurang nendang kak.
2021-02-28
1