" Terimakasih mas Bima..Semoga dengan Mas Yudhis mau mendampingiku juga, masalah ini cepat selesai dan nggak muncul masalah di kemudian hari ".
" Ternyata melakukan hal baikpun juga harus hati hati. Karena jika ada pihak yang dirugikan atau celaka, kita bisa mendapat masalah " ujar Drew setelah Bima selesai menjelaskan tentang hal hal yang dikatakan Yudhis dari konsultasi sabtu lalu.
" Sama sama dek..Kebetulan kasus kita sama dan mas Yudhis ada waktu untuk membantu. Selanjutnya kita bisa mengambil banyak pelajaran dari kejadian ini ," kata Bima sambil menatap Drew lembut.
Tak berapa lama pesanan datang dan perhatian merekapun segera teralihkan ke menu di meja yang sebagian besar adalah pesanan Bima.
" Drew, udang ini enak loh.." kata Bima sambil mengambilkan 1 udang ukuran besar ke piring Drew.
" Drew, sup kerapu ini seger banget. Cocok untuk appetizer. Mulut jadi nggak eneg untuk masuk menu utama..", kata Bima sambil mengambil mangkuk kecil Drew untuk di isi sup yang ia maksud.
" Drew, kamu mau nasi seberapa ", kata Bima mengambil piring makan Drew.
" Drew, gurame cabai garam di sini adalah favoritku. Kamu harus mencobanya..Nggak ada di tempat lain.." Bima mengambilkan bagian punggung gurame goreng untuk Drew.
Melihat gadis itu diam, Bima jadi salah tingkah.
" Kebanyakan ya ? "
Tiba tiba Drew tertawa keras bahkan hingga membungkukkan badan untuk meredam suara dan tidak menarik perhatian pengunjung lain.
Setelah mereda, dia mengambil air putih di samping piringnya dan meminumnya sambil memejamkan mata.
Bima yang masih bingung dengan yang terjadi hanya bisa menunggu hingga gadis itu nyaman berbicara.
" Mas Bima..aku memang pemakan segala macam menu dan kebetulan tidak ada pantangan, tapi menu sebanyak ini sangat wow buatku " kata Drew sambil menunjuk meja dengan matanya.
" Mas Bima makan saja senyamannya, Kalau aku mau dan ingin sesuatu, aku akan ambil sendiri. Dari yang mas Bima lakukan, aku tau mas Bima cowok yang pemurah dan baik hati ", kata Drew sambil tersenyum memandang Bima.
Saat melihat ke isi piringnya yang sudah nenggunung,
" Kalau ini aku habiskan, bisa bisa aku tidur kekenyangan di atas meja ".
" Gak apa apa Drew. Kalau kamu ketiduran, nanti aku gendong ke mobil di parkiran ", sahut Bima yang tidak paham tentang perempuan.
Uhuuuk..uhuuk..
Gelagapan Drew mencari air putihnya.
" Ini Drew, pakai air putihku yang ini aja. Masih utuh belum kuminum..".
kata Bima pengertian.
" Makasih mas Bima..Yuk kita lanjutkan makan nya ".
" Cerita tentang kuliahmu bisa ? ".
" Kan pas sarapan bareng minggu lalu sudah kuceitakan pada mas Bima." elak Drew.
" Kalau tentang hobi, kayaknya belum pernah cerita " Kejar Bima lagi sambil melihat wajah Drew yang terlihat cantik saat makan.
" Kalau hobi mas Bima apa ? "
" Hobiku kerja ".
" Itu sih bukan hobi tapi kewajiban.."
" Hobiku nggak banyak si mas.. Baca buku, main sepatu roda, gitar dan sebenernya memasak kalau pas pulang ke rumahku atau pas nginep di sahabatku ", jelas Drew berharap dengan banyak bercerita akan membuat tubuhnya membakar kalori lebih banyak.
" Memasak jenis apa ? Ibuku juga hobi masak.."
" Jangan jangan ibu mas Bima terpaksa berhobi masak setelah melahirkanmu Mas..", goda Drew sambil menahan tawa.
" Kenapa nggak terpikir ke situ ya.." Bima jadi memikirkan teori yang barusan dia dengar. Mungkin hal itu benar dialami Mama.
" Kayaknya suatu saat harus aku tanyakan ke ibuku "
Drew yang awalnya ingin menggoda, saat ini jadi terdiam atas respon serius Bima.
Selesai makan menu penutup, Bima duduk bersandar kekenyangan sambil memandang Drew intens.
" Drew, kamu sudah punya pacar ? "
Uhuuk..uhukk..
Drew tersedak yang kedua kali.
Dan segera meraih gelas air putihnya.
" Harus dijawab sekarang ? "
" Iya lah.. Kalau kamu ngga keberatan ." sahut Bima harap harap cemas.
" Kalau bulan depan atau tahun depan gimana ? Karena saat ini aku lagi merasa dekat dengan seseorang tapi belum tahu juga perasaan dia " Sebenarnya Drew ingin menggoda Bima lagi. Tapi melihatnya menunduk serius, Drew jadi menyesal ingin menarik kata katanya.
" Mas Bima kenapa jadi serius gitu.. Saat ini aku masih sendiri. Tapi juga nggak tau juga ke depan nya seperti apa.
Dan lagi Mas Bim..perempuan itu mayoritas nggak ingin terburu buru saat memulai hubungan.
Apalagi seusiaku.
Jadi Drew minta maaf jika jawabanku tidak seperti yang mas Bima harapkan.. ".
" Betul juga katamu Drew.. " kata Bima manggut manggut.
Beberapa saat kemudian,
" Mas Bima, sudah malam. Pulang yuk " ajak Drew setelah melihat jam di tangannya sudah lewat jam 9 malam.
" Ya oke.. Yuk aku antar pulang. "
KUNTI
Suara mobil Bima terdengar memasuki halaman rumah. Dan tidak lama kemudian Bima masuk melalui pintu penghubung menuju ruang keluarga.
“ Ini ada roti tawar untuk sarapan besok pagi Ma “, kata Bima sambil meletakkan sebuah plastik reuseable di meja makan saat melihatku duduk menonton TV.
“ Banyak banget Bim...Bisa untuk 3 hari. “ kataku menghitung bungkusan roti yang ada di dalamnya.
Tidak menjawab, Bima justru menarik kursi di sebelahku dan dengan wajah serius bertanya pelan.
“ Ma, menurut Mama perempuan itu senang pada hubungan yang pasti atau yang mengambang ?“
“ Konteksnya gimana dulu ? “, tanyaku sebelum memberi pendapat.
Bima justru menunduk bingung ingin cerita dari mana.
Kubiarkan dia termenung sebentar menata hatinya. Toh sebentar lagi pasti dia akan segera bersuara dan mengutarakan maunya.
Tersenyum kumelirik Bima.
“ Ma..Tadi aku ketemu gadis yang aku taksir. Kami baru ketemu 2 kali ini. Tapi 3 hari sekali pasti kami ngobrol lewat telepon atau WA. Tadi aku tanya apakah dia punya pacar. Dan situasinya justru jadi tidak nyaman. Karena dia menjawab belum punya pacar tapi saat ini lagi tertarik dengan laki laki lain yang kayaknya suka juga padanya. “, kutangkap rasa frustasinya.
Bima yang lebih pendiam dibanding ke 4 saudaranya
Bima yang apa adanya.
Bima yang sulit merangkai kata.
Bima yang belum pernah pacaran.
Saat ini sedang curhat tentang hati perempuan.
Kuhela nafas panjang karena kutahu gadis yang sedang dia bicarakan
“ Cerita dulu tadi gimana makan malam berduanya ? Menyenangkan ? Dengan si mungil ? ‘, tanyaku untuk mencari gambaran yang lebih jelas.
“ Iya Ma..Dengan si Mungil.
Awalnya kami sama sama enjoy, membicarakan hasil konsultasiku dengan mas Yudhis tentang kasus kami berdua. Sampai ada kejadian dia tersedak 2 kali dan ahkirnya pembicaraan tentang pacar."
Secara ringkas Bima menjelaskan kejadian tersedak, respon dan gesture si Mungilnya saat makan malam yang menurut Bima romantis.
Kutahan tawaku supaya tidak melukai egonya.
Tapi sungguh si mungil nya hebat hanya tersedak 2 kali.
“ Bim..ini pendapat Mama. Bisa jadi benar bisa juga nggak pas. Jadikan masukan yang membantumu membuat keputusan hati ingin seperti apa. “ kataku perlahan.
“ Si Mungilmu ini nyaman berteman denganmu karena kamu pemurah, baik dan sudah menolongnya. Tapi untuk cinta bahkan pacaran, dia tidak
.. atau belum merasakan nya lebih jauh.
Karena saat ini ada hati yang lain yang sudah menariknya ‘.
“ Tapi bukankah hati toko sebelah masih belum jelas, Ma. Sedangkan aku memberikan kepastian cinta ?”
“ Memang betul..
Hanya saja kepastian itu datang sepihak darimu. Sedangkan dalam sebuah hubungan, membutuhkan 2 ketertarikan dan 2 kepastian."
" Apa yang selanjutnya harus aku lakukan Ma ? "
" Ikuti kata hatimu dan bersabarlah. Jika si Mungil adalah jodohmu kamu akan menemukan jalan itu.."
" Thanks Ma..You are the best Mom ever.."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 160 Episodes
Comments
Ratmoko Ari
josssssssssssssss
2021-07-18
1
Ratmoko Ari
jossssssss
2021-07-18
1
Ai Emy Ningrum
udang ...sup kerapu..gurame cabai garam... 🤤🤤🤤🤤 #lapaar 🌶️🌶️🌶️🌶️
2020-11-17
2