Seseorang, berbagi cerita kepada orang yang lainnya. Saling bertukar cerita, dan saling menyemangati satu sama lain. Inilah pertemanan.
Manusia adalah mahkluk sosial, yang akan selalu bergantung kepada orang lain. Jika tidak, apa yang bisa mereka lakukan? mereka manusia, yang selalu memiliki masalahnya masing-masing, dimana ada beberapa orang yang tidak akan mengerti kebenaran dari masalah itu sendiri. Mereka manusia, yang memiliki keinginan juga harapan, yang terkadang semua itu hancur karena permasalahan atau konflik yang menimpa mereka. Mereka manusia, yang selalu punya kekurangan, selalu punya hambatan.
Jadi apa yang seharusnya manusia itu lakukan agar tidak terkena masalah? mereka berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan hasil yang terbaik dari sebelumnya
-Jadi jangan hancurkan mereka di tengah jalan
Rei pov
Aku meneriakkan nama Hanabi dan langsung berlari ke arah kamar nya dan mendobrak pintu kamar nya itu. Segera aku hampiri Hanabi yang membelakangiku itu.
Aku berjongkok didepan nya, mengusap wajahnya yang dibasahi air mata itu.
:"Hanabi? kau kenapa? ada masalah?"
:"Ada apa Hanabi? apa kau memikirkan sesuatu?"
:"Kak.. kak Shahiro.. dimana?"
Seru Hanabi yang sesegukan
:"Tadi kakak juga lagi nyari.. cuma dia gak ada"
:"Hanabi.. mau tidur aja kak, biar gak ganggu kakak^^, kakak makan dulu aja, mungkin udah ada makanan di dapur"
Aku tau Hanabi mencoba mengusirku Dari nya, aku tau dia ingin sendirian saat ini, tapi apakah dia sanggup?
Aku mengelus Kepala Hanabi, mencoba menenangkannya dan bicara baik-baik padanya
:"Hanabi.. kamu emangnya kenapa? sampe ngusir begitu"
:"Kok tau kalau aku ngusir kakak?" Hanabi sedikit tertawa dengan itu
:"Kata-kata nya seperti sedang mengusir orang soalnya^^"
Aku berhenti mengelus Kepala Hanabi, dan melihat nya dengan senyuman
:"Yaudah kamu tidur lagi aja, kakak temenin kamu disini, ok?"
:"Oke, makasih banyak kak"
Aku bangun dan pergi Dari kamar itu, berniat mengambilkan Hanabi minuman
:"Iya sama-sama, yaudah kamu tidur duluan, kak Rei ambilin minum buat kamu"
Cklek
Aku menutup pintu itu dan pergi ke dapur untuk membuatkan air hangat.
Beberapa menit berlalu
Cklek
Aku membuka pintu itu, terlihat Hanabi yang seperti nya sudah tertidur. Aku menghampiri nya dan mengecek apakah Hanabi benar tidur atau tidak, disaat aku sudah yakin dia tidur aku menaruh air hangat itu lalu aku duduk di pinggir kasur nya dan mengelus kepala Hanabi.
:"Tidur aja ekspresi nya kayak begitu, yakin kamu baik-baik aja sekarang?"
Kenapa tidak? ekspresi yang ia perlihatkan saat tidur pun terlihat tidak nyaman, seperti mendapatkan mimpi buruk yang tak kunjung henti
Dan akupun menemani Hanabi yang sedang tertidur ini.
Rei pov end
.
.
Siang harinya
Shahiro pov
:"Aku pulang"
:"Loh? gak ada orang?"
Aku melihat rumah ini yang begitu kosong.
:"Hanabi? Rei?"
Aku mencari mereka kemana-mana dan tidak menemukan mereka dimanapun, hanya tersisa satu tempat yang belum ku lihat, yaitu kamar Hanabi
Saat aku ingin berjalan ke arah tangga, tiba-tiba Rei Keluar dari kamar Hanabi
Aku terdiam ditempat, bertanya-tanya apa yang terjadi? lalu Rei mengatakkan kalau Hanabi sedang tidur setelah menangis.
:"Hanabi?"
:"Iya, apa yang terjadi? apa dia mengingat masa lalu lagi?"
:"Sepertinya begitu.., sudah seperti itu semenjak dia pulih"
Aku hanya bisa menundukkan kepala ku di depan Rei saat itu.
Kau tau? Rei pernah belajar tentang psikologis, Dan dia benar mengerti tentang apa yang Hanabi alami. Dia jauh lebih pandai dan bijak di banding diriku sendiri
Aku hanya bisa menjelaskan detail yang terjadi Dari hari ke hari
.
setelah menjelaskan semuanya
:"Ah.. jadi itu yang terjadi.."
Rei terus menatap diriku yang tak bisa dipercaya sebagai kakak yang baik ini, rasa nya ingin ku menangis saja karena hanya dia lah yang bisa benar-benar mengerti Hanabi, adik ku sendiri.
:"Yah.. aku merasa gagal sebagai seorang kakak" aku menepuk keningku berusaha tegar
:"Sudah itu tidak benar, tidak usah dipikirkan"
Rei menepuk pundakku sambil tersenyum
:"Ya.."
:"Ngomong-ngomong, kau habis darimana?"
Pertanyaan itu tiba-tiba muncul disuasana yang pedih seperti itu
:"Oh itu, aku habis mengantar Kuki kembali ke asrama"
:"Sekolah? bukan kah ini hari minggu?"
:"Dia hanya libur beberapa hari karena beberapa hal. Dan semalam dia bilang dia ingin kembali ke sekolah lagi jadi aku mengantarnya"
:"Ah.. aku lupa kalau dia bersekolah di tempat yang sama dengan kita, dia juga tinggal di asramanya"
Rei menepuk keningnya sendiri, haha
:"Aku akan ke kamar Hanabi, kau makan lah dulu, di dapur sudah ada makanan"
:"Baiklah, terimakasih"
Aku pergi ke kamar Hanabi sementara Rei pergi ke dapur untuk makan
Shahiro pov end
.
.
.
Sudah beberapa lama, sekarang langit sudah berubah warna, waktu sudah berganti.
:"Sudah sore?" kataku pelan melihat kearah jendela
Aku Keluar dari kamarku dan berjalan lagi menuju dapur. Membuka kulkas dan mengambil air dingin.
Benar-benar membosankan melakukan kegiatan yang sama setiap hari, bahkan disaat aku tertarik pada suatu hal, banyak hal yang menghalangi ku dan juga mengganggu ku. Entah mereka tidak membiarkan ku melakukan itu atau mereka tidak mengetahuinya sama sekali.
Rasanya hampa dan membosankan jika aku hanya bisa menikmati hal yang sama setiap hari. Benar-benar membuatku merasa bosan. Bahkan jika aku menuliskan ini ke dalam ceritaku, aku juga tidak akan mau membaca nya lagi. Seakan itu akan berbeda saat ku ubah ke dalam bentuk cerita.
"Hari ini aku dirumah lagi dan tidur dari pagi sampai sore, lalu aku bangun dan memutuskan untuk ke dapur dan mengambil minum, lalu aku akan kembali lagi kekamar" apa seperti itu? itu benar-benar biasa saja menurutku, setidaknya jika aku pergi ke suatu tempat dan aku menyukai nya, mungkin itu akan lebih baik dibanding menceritakan dirimu yang hanya pergi untuk mengambil minuman di kulkas.
Membosankan jika aku hanya bisa menceritakan keinginanku dan dimana aku tidak bisa mewujudkan semua itu.
Sebuah hal bodoh jika aku menceritakan masa lalu ku sementara itu bisa saja mengingatkan ku dan membuatku jauh lebih buruk.
Tetap tidak berguna jika aku menceritakan sebuah kebahagiaan di mana itu bisa saja menjadi hal menyedihkan.
Tak ada sebuah kata dalam kehidupanku. Cukup jalani, dan ikuti arus takdir sampai semuanya berakhir.
Terkadang aku juga ingin berterimakasih kepada mereka yang masih mau melihatku dan mengajakku berbasa-basi, setidaknya itulah pengalaman yang baik untukku kenang. Dan mungkin itu bisa membantu ku menjadi lebih baik di masa depan.
-Jadi kumohon untuk kalian yang sedang berada di tahap seperti ini, berjuanglah. Mari kita hidup bersama-sama mulai sekarang.kau tak sendirian
.
Aku menghela nafas kasar, duduk di kursi Dan meminum airku
:"Hanabi? kau sudah bangun?" kata seseorang berjalan menuju dapur
:"Ah.. kak Rei"
:"Ini, aku baru belikan fast food untukmu, Shahiro bilang kau lagi suka makan makanan seperti ini kan?"
Kak Rei menaruh sebuah kantung berisi makanan dan minuman di atas meja
:"Ah! terimakasih banyak kak! kebetulan aku mau makan fast food lagi" jawabku senang
:"Sama-sama, habisin ya"
Kak Rei duduk dikursi dekatku, mengambil satu-persatu isi yang ada di kantung itu.
Disana ada 3 burger Dan 3 soda serta kentang-kentangannya
:"Yang satu buat aku, yang satu lagi buat Shahiro"
Kak Rei mengambil burger yang paling besar
:"Aku mau yang paling gedeee" aku yang merengek
:"Yaudah nih_-"
Kak Rei menyerahkan burger miliknya dengan muka tidak ihklas:v
:"Yey kakak baik banget deh kayak akuh"
Aku dengan cepat mengambil burger itu
:"Iya in"
Kak Rei pergi memanggil kak Shahiro untuk makan bersama, sementara aku sudah menikmatinya lebih dulu
~ch5 selesai~
sankyuu!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments