Ch 5-Sebuah keinginan

Seseorang, berbagi cerita kepada orang yang lainnya. Saling bertukar cerita, dan saling menyemangati satu sama lain. Inilah pertemanan.

Manusia adalah mahkluk sosial, yang akan selalu bergantung kepada orang lain. Jika tidak, apa yang bisa mereka lakukan? mereka manusia, yang selalu memiliki masalahnya masing-masing, dimana ada beberapa orang yang tidak akan mengerti kebenaran dari masalah itu sendiri. Mereka manusia, yang memiliki keinginan juga harapan, yang terkadang semua itu hancur karena permasalahan atau konflik yang menimpa mereka. Mereka manusia, yang selalu punya kekurangan, selalu punya hambatan.

Jadi apa yang seharusnya manusia itu lakukan agar tidak terkena masalah? mereka berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan hasil yang terbaik dari sebelumnya

-Jadi jangan hancurkan mereka di tengah jalan

Rei pov

Aku meneriakkan nama Hanabi dan langsung berlari ke arah kamar nya dan mendobrak pintu kamar nya itu. Segera aku hampiri Hanabi yang membelakangiku itu.

Aku berjongkok didepan nya, mengusap wajahnya yang dibasahi air mata itu.

:"Hanabi? kau kenapa? ada masalah?"

:"Ada apa Hanabi? apa kau memikirkan sesuatu?"

:"Kak.. kak Shahiro.. dimana?"

Seru Hanabi yang sesegukan

:"Tadi kakak juga lagi nyari.. cuma dia gak ada"

:"Hanabi.. mau tidur aja kak, biar gak ganggu kakak^^, kakak makan dulu aja, mungkin udah ada makanan di dapur"

Aku tau Hanabi mencoba mengusirku Dari nya, aku tau dia ingin sendirian saat ini, tapi apakah dia sanggup?

Aku mengelus Kepala Hanabi, mencoba menenangkannya dan bicara baik-baik padanya

:"Hanabi.. kamu emangnya kenapa? sampe ngusir begitu"

:"Kok tau kalau aku ngusir kakak?" Hanabi sedikit tertawa dengan itu

:"Kata-kata nya seperti sedang mengusir orang soalnya^^"

Aku berhenti mengelus Kepala Hanabi, dan melihat nya dengan senyuman

:"Yaudah kamu tidur lagi aja, kakak temenin kamu disini, ok?"

:"Oke, makasih banyak kak"

Aku bangun dan pergi Dari kamar itu, berniat mengambilkan Hanabi minuman

:"Iya sama-sama, yaudah kamu tidur duluan, kak Rei ambilin minum buat kamu"

Cklek

Aku menutup pintu itu dan pergi ke dapur untuk membuatkan air hangat.

Beberapa menit berlalu

Cklek

Aku membuka pintu itu, terlihat Hanabi yang seperti nya sudah tertidur. Aku menghampiri nya dan mengecek apakah Hanabi benar tidur atau tidak, disaat aku sudah yakin dia tidur aku menaruh air hangat itu lalu aku duduk di pinggir kasur nya dan mengelus kepala Hanabi.

:"Tidur aja ekspresi nya kayak begitu, yakin kamu baik-baik aja sekarang?"

Kenapa tidak? ekspresi yang ia perlihatkan saat tidur pun terlihat tidak nyaman, seperti mendapatkan mimpi buruk yang tak kunjung henti

Dan akupun menemani Hanabi yang sedang tertidur ini.

Rei pov end

.

.

Siang harinya

Shahiro pov

:"Aku pulang"

:"Loh? gak ada orang?"

Aku melihat rumah ini yang begitu kosong.

:"Hanabi? Rei?"

Aku mencari mereka kemana-mana dan tidak menemukan mereka dimanapun, hanya tersisa satu tempat yang belum ku lihat, yaitu kamar Hanabi

Saat aku ingin berjalan ke arah tangga, tiba-tiba Rei Keluar dari kamar Hanabi

Aku terdiam ditempat, bertanya-tanya apa yang terjadi? lalu Rei mengatakkan kalau Hanabi sedang tidur setelah menangis.

:"Hanabi?"

:"Iya, apa yang terjadi? apa dia mengingat masa lalu lagi?"

:"Sepertinya begitu.., sudah seperti itu semenjak dia pulih"

Aku hanya bisa menundukkan kepala ku di depan Rei saat itu.

Kau tau? Rei pernah belajar tentang psikologis, Dan dia benar mengerti tentang apa yang Hanabi alami. Dia jauh lebih pandai dan bijak di banding diriku sendiri

Aku hanya bisa menjelaskan detail yang terjadi Dari hari ke hari

.

setelah menjelaskan semuanya

:"Ah.. jadi itu yang terjadi.."

Rei terus menatap diriku yang tak bisa dipercaya sebagai kakak yang baik ini, rasa nya ingin ku menangis saja karena hanya dia lah yang bisa benar-benar mengerti Hanabi, adik ku sendiri.

:"Yah.. aku merasa gagal sebagai seorang kakak" aku menepuk keningku berusaha tegar

:"Sudah itu tidak benar, tidak usah dipikirkan"

Rei menepuk pundakku sambil tersenyum

:"Ya.."

:"Ngomong-ngomong, kau habis darimana?"

Pertanyaan itu tiba-tiba muncul disuasana yang pedih seperti itu

:"Oh itu, aku habis mengantar Kuki kembali ke asrama"

:"Sekolah? bukan kah ini hari minggu?"

:"Dia hanya libur beberapa hari karena beberapa hal. Dan semalam dia bilang dia ingin kembali ke sekolah lagi jadi aku mengantarnya"

:"Ah.. aku lupa kalau dia bersekolah di tempat yang sama dengan kita, dia juga tinggal di asramanya"

Rei menepuk keningnya sendiri, haha

:"Aku akan ke kamar Hanabi, kau makan lah dulu, di dapur sudah ada makanan"

:"Baiklah, terimakasih"

Aku pergi ke kamar Hanabi sementara Rei pergi ke dapur untuk makan

Shahiro pov end

.

.

.

Sudah beberapa lama, sekarang langit sudah berubah warna, waktu sudah berganti.

:"Sudah sore?" kataku pelan melihat kearah jendela

Aku Keluar dari kamarku dan berjalan lagi menuju dapur. Membuka kulkas dan mengambil air dingin.

Benar-benar membosankan melakukan kegiatan yang sama setiap hari, bahkan disaat aku tertarik pada suatu hal, banyak hal yang menghalangi ku dan juga mengganggu ku. Entah mereka tidak membiarkan ku melakukan itu atau mereka tidak mengetahuinya sama sekali.

Rasanya hampa dan membosankan jika aku hanya bisa menikmati hal yang sama setiap hari. Benar-benar membuatku merasa bosan. Bahkan jika aku menuliskan ini ke dalam ceritaku, aku juga tidak akan mau membaca nya lagi. Seakan itu akan berbeda saat ku ubah ke dalam bentuk cerita.

"Hari ini aku dirumah lagi dan tidur dari pagi sampai sore, lalu aku bangun dan memutuskan untuk ke dapur dan mengambil minum, lalu aku akan kembali lagi kekamar" apa seperti itu? itu benar-benar biasa saja menurutku, setidaknya jika aku pergi ke suatu tempat dan aku menyukai nya, mungkin itu akan lebih baik dibanding menceritakan dirimu yang hanya pergi untuk mengambil minuman di kulkas.

Membosankan jika aku hanya bisa menceritakan keinginanku dan dimana aku tidak bisa mewujudkan semua itu.

Sebuah hal bodoh jika aku menceritakan masa lalu ku sementara itu bisa saja mengingatkan ku dan membuatku jauh lebih buruk.

Tetap tidak berguna jika aku menceritakan sebuah kebahagiaan di mana itu bisa saja menjadi hal menyedihkan.

Tak ada sebuah kata dalam kehidupanku. Cukup jalani, dan ikuti arus takdir sampai semuanya berakhir.

Terkadang aku juga ingin berterimakasih kepada mereka yang masih mau melihatku dan mengajakku berbasa-basi, setidaknya itulah pengalaman yang baik untukku kenang. Dan mungkin itu bisa membantu ku menjadi lebih baik di masa depan.

-Jadi kumohon untuk kalian yang sedang berada di tahap seperti ini, berjuanglah. Mari kita hidup bersama-sama mulai sekarang.kau tak sendirian

.

Aku menghela nafas kasar, duduk di kursi Dan meminum airku

:"Hanabi? kau sudah bangun?" kata seseorang berjalan menuju dapur

:"Ah.. kak Rei"

:"Ini, aku baru belikan fast food untukmu, Shahiro bilang kau lagi suka makan makanan seperti ini kan?"

Kak Rei menaruh sebuah kantung berisi makanan dan minuman di atas meja

:"Ah! terimakasih banyak kak! kebetulan aku mau makan fast food lagi" jawabku senang

:"Sama-sama, habisin ya"

Kak Rei duduk dikursi dekatku, mengambil satu-persatu isi yang ada di kantung itu.

Disana ada 3 burger Dan 3 soda serta kentang-kentangannya

:"Yang satu buat aku, yang satu lagi buat Shahiro"

Kak Rei mengambil burger yang paling besar

:"Aku mau yang paling gedeee" aku yang merengek

:"Yaudah nih_-"

Kak Rei menyerahkan burger miliknya dengan muka tidak ihklas:v

:"Yey kakak baik banget deh kayak akuh"

Aku dengan cepat mengambil burger itu

:"Iya in"

Kak Rei pergi memanggil kak Shahiro untuk makan bersama, sementara aku sudah menikmatinya lebih dulu

~ch5 selesai~

sankyuu!

Episodes
1 ch 0-prolog
2 Ch 1-Hari yang biasa
3 Ch 2-Pemikiran
4 Ch 3-Mimpi buruk
5 Ch 4-Teman
6 Ch 5-Sebuah keinginan
7 Ch 6-Tak dapat bicara
8 Ch 7-Happy story
9 Ch 8-Mengingat kenangan
10 Ch 9-Melangkah maju
11 Ch 10-Untukku
12 Ch 11-Satu mimpi, berjuta harapan
13 Ch 12-Kelulusan
14 Ch 13-Keluhan untuk diriku
15 Ch 14-Topeng tak terlihat
16 Ch 15-Belum berakhir
17 Ch 16-Senang bertemu denganmu
18 Ch 17-Aku disini
19 Ch 18-Tak masuk akal
20 Ch 19-Mimpi buruk (2)
21 Ch 20-Rasa bahagia
22 Ch 21- Rasa iri yang membara
23 Ch 22-Kue kebahagiaan
24 Ch 23-Rion atau Ley?
25 Ch 24-Pulang bersama
26 Ch 25-Derita bukan hanya untukku.
27 Ch 26-Aku disini (2)
28 Ch 27-Dunia palsu
29 Ch 28-Yang pantas bahagia
30 Ch 29-Hampir bunuh diri
31 Ch 30-Lihat mereka
32 Ch 31-Menjadi alasannya
33 Ch 32-Ini tidaklah lucu
34 Ch 33-Pahlawan
35 Ch 34-Aku kuat
36 Ch 35-Alangkah baiknya diam
37 Ch 36-Panik menyerang.
38 Ch 37-Jurang
39 Ch 38-Pemaksaan yang baik
40 Ch 39-Sayap
41 Ch-Spesial quotes
42 Ch 40-Tangisan itu sangat keras!
43 Ch 41-Hidup membosankan
44 Ch 42-Membuat kenangan singkat
45 Ch 43-Masuk akal
46 Ch 44-Segalanya berubah
47 Ch spesial-Selamat hari ibu!
48 Ch 45-Senang dan kosong
49 Ch 46-Dunia ku bebas!
50 Ch 47-Kenangan hampa
51 Ch 48-Tangan kesayangan
52 Ch 49-Aku harus berkembang
53 Ch 50-Hal nyata
54 Ch 51-Bayangan
55 Ch 52-Dunia abu-abu
56 Ch 53-Mimpi, Bukan diriku
57 Ch 54-Kenapa dengan jiwa?
58 Ch 55-Hilangnya jati diri
59 Ch 56-Kisah dunia
60 Ch 57-Bahagia
61 Ch 58-Dunia kita
62 Ch 59-Suara air mata
63 ch 60-Rekaman masa
64 Terimakasih para pembaca!
65 Ch 61-Datangnya orang tak tahu diri
66 Ch 62-Kalah dalam segalanya
67 Ch 63-Bagaimana cara bangkit?
68 Ch 64-Dimana tangganya?
69 Ch 65-Ungkapan Rion
70 Ch 66-Pergi dan kematian
71 Ch 67-Hilangnya kebahagiaan
72 Ch 68-Situasi
73 Ch 69-Kegiatan
74 Ch 70-Dimana-mana orang jahat
75 Ch 71-Catatan
Episodes

Updated 75 Episodes

1
ch 0-prolog
2
Ch 1-Hari yang biasa
3
Ch 2-Pemikiran
4
Ch 3-Mimpi buruk
5
Ch 4-Teman
6
Ch 5-Sebuah keinginan
7
Ch 6-Tak dapat bicara
8
Ch 7-Happy story
9
Ch 8-Mengingat kenangan
10
Ch 9-Melangkah maju
11
Ch 10-Untukku
12
Ch 11-Satu mimpi, berjuta harapan
13
Ch 12-Kelulusan
14
Ch 13-Keluhan untuk diriku
15
Ch 14-Topeng tak terlihat
16
Ch 15-Belum berakhir
17
Ch 16-Senang bertemu denganmu
18
Ch 17-Aku disini
19
Ch 18-Tak masuk akal
20
Ch 19-Mimpi buruk (2)
21
Ch 20-Rasa bahagia
22
Ch 21- Rasa iri yang membara
23
Ch 22-Kue kebahagiaan
24
Ch 23-Rion atau Ley?
25
Ch 24-Pulang bersama
26
Ch 25-Derita bukan hanya untukku.
27
Ch 26-Aku disini (2)
28
Ch 27-Dunia palsu
29
Ch 28-Yang pantas bahagia
30
Ch 29-Hampir bunuh diri
31
Ch 30-Lihat mereka
32
Ch 31-Menjadi alasannya
33
Ch 32-Ini tidaklah lucu
34
Ch 33-Pahlawan
35
Ch 34-Aku kuat
36
Ch 35-Alangkah baiknya diam
37
Ch 36-Panik menyerang.
38
Ch 37-Jurang
39
Ch 38-Pemaksaan yang baik
40
Ch 39-Sayap
41
Ch-Spesial quotes
42
Ch 40-Tangisan itu sangat keras!
43
Ch 41-Hidup membosankan
44
Ch 42-Membuat kenangan singkat
45
Ch 43-Masuk akal
46
Ch 44-Segalanya berubah
47
Ch spesial-Selamat hari ibu!
48
Ch 45-Senang dan kosong
49
Ch 46-Dunia ku bebas!
50
Ch 47-Kenangan hampa
51
Ch 48-Tangan kesayangan
52
Ch 49-Aku harus berkembang
53
Ch 50-Hal nyata
54
Ch 51-Bayangan
55
Ch 52-Dunia abu-abu
56
Ch 53-Mimpi, Bukan diriku
57
Ch 54-Kenapa dengan jiwa?
58
Ch 55-Hilangnya jati diri
59
Ch 56-Kisah dunia
60
Ch 57-Bahagia
61
Ch 58-Dunia kita
62
Ch 59-Suara air mata
63
ch 60-Rekaman masa
64
Terimakasih para pembaca!
65
Ch 61-Datangnya orang tak tahu diri
66
Ch 62-Kalah dalam segalanya
67
Ch 63-Bagaimana cara bangkit?
68
Ch 64-Dimana tangganya?
69
Ch 65-Ungkapan Rion
70
Ch 66-Pergi dan kematian
71
Ch 67-Hilangnya kebahagiaan
72
Ch 68-Situasi
73
Ch 69-Kegiatan
74
Ch 70-Dimana-mana orang jahat
75
Ch 71-Catatan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!