Sekolah mengadakan sebuah tour untuk menjalin hubungan dengan murid-murid nya sebelum pelepasan kelas.
Aku yang benci akan keramaian ini jelas ingin menolak nya, tapi lily meyakinkan ku kalau ia akan terus bersama denganku sampai tour berakhir.
"Healing.. refreshing~" itu yang lily katakan. Awalnya aku tetap menolak tapi lily selalu menawarkan ku untuk ikut. Akhirnya aku ikut tour sekolah itu walau aku sebenarnya tidak menginginkan itu.
.
Senin, jam 05:30 pagi
Kadang kau tidak akan pernah mau kemana pun walau kau bosan dengan hari-hari yang kau jalani. Apalagi di tengah keramaian, itu mungkin akan membuat mu merasa tersingkirkan.
Aku penasaran, jika aku ikut, apa yang akan berubah? apa hari-hari ku yang biasa ini akan menjadi hari yang penuh dengan kesenangan?
Lagi-lagi pikiran ku teralihkan kemana-mana.
Para siswa-siswi yang sedang berada di dalam bus itu berbincang satu sama lain, memainkan sebuah permainan sembari berada di perjalanan, menikmati lagu yang dipasang disana.
Lily tidur di pundak ku dan aku membiarkannya, aku hanya menatap ke jendela bus dan melihat begitu banyak mobil motor yang berkendara di jalanan.
:"Ah.. hari ini cerah, kuharap ini bisa menjadi hari yang baik" batinku
Aku pernah bepergian beberapa kali, melihat betapa indahnya alam luas diluar sana, melihat bangunan-bangunan besar yang ada di kota. angin sejuk yang membuatku merasa nyaman dan tenang. Aku ingin bepergian, tapi aku ingin pergi sendiri. Itu yang ku inginkan. tapi mungkin ini akan menjadi pengalaman yang bagus untukku. Ku harap aku bisa belajar banyak hal baru bersama orang-orang ini.
.
.
Kami sudah sampai ditempat tujuan, jujur saja. Aku sangat suka tempat ini, begitu banyak pohon dan udaranya sangat sejuk. Kupikir aku tidak menyesalinya sama sekali.
Siangnya
Kami sedang membereskan barang-barang camp kami, membentuk kelompok Tim dan mulai merakit dan seterusnya.
Aku yang sudah tidak memiliki pekerjaan apapun lagi membantu siswa-siswi lain yang kesusahan, yah kuharap mereka merasa jauh lebih enteng setelah ku bantu mereka
Info:study tour mereka itu camp ya
.
.
.
Malam hari nya
Para murid berbincang mendiskusikan apa yang akan mereka lakukan setelah api unggun, banyak yang memutuskan untuk bercerita, ada juga yang menyimpulkan untuk membagikan pengalaman sendiri-sendiri
Karena hal itu lah malam itu menjadi malam yang ramai dan berisik bagiku.
Jujur aku tidak nyaman saat itu, aku hanya diam menyimak apa yang mereka katakan dan aku akan mengatakkan "ya" apapun yang mereka pilih.
Walau begitu lily tetap mengobrol pada ku tentang hal lain, setidaknya ini bisa menghilangkan sedikit ketidaknyamanan ku
.
Mereka bicara satu sama lain hanya untuk memutuskan mau bercerita tentang apa, keributan yang terjadi di malam hari dan itu membuat ku sedikit merasa kesal karena aku jarang sekali mendengar suara bising karena jarang keluar rumah.
:"Aku tidak tau selebihnya karena aku tidak pernah ikut camp, jadi maaf jika banyak sekali kesalahan disini" -Author
Waktu berlalu, menunjukkan pukul 11 malam, Orang-orang sudah tertidur di tendanya masing-masing.
Aku masih berada diluar dan melihat pemandangan sekitar.
-Tak ada yang perlu ditakutkan
Menurut ku tak ada yang berubah sama sekali. Justru ini lebih menyakitkan dibanding berada dikamar sendirian. Pelajaran yang kudapat hanya pelajaran biasa, itu materi sekolah yang diterapkan di keseharian kita.
Hah.. sejujurnya, aku ingin mendapatkan sesuatu yang baru. Bukan hal yang justru malah semakin menyakiti ku. Aku tidak tau letak kesalahan nya ada dimana. Lagipula aku juga memang tidak mempedulikannya. Lalu kenapa aku kecewa?
Aku ikut karena Lily mengajakku, jadi aku ikut untuknya. Aku tidak mau menanggung resiko yang akan kudapat, tapi untuknya aku ikut. Hanya itu saja. Aku senang karena tempat ini indah, pepohonan yang lebat dan anginnya yang sejuk. Kau tau betapa indahnya itu? itu sangat indah, benar-benar indah. Sampai aku merasa ingin menangis saat melihatnya.
Dimana letak kesalahan ku? sampai aku selalu saja memiliki pikiran negatif untuk segala hal. Dimana sebenarnya aku berada? aku bahkan tidak berharap untuk merasakan kehidupan. Jujur saja.. aku takut untuk menatap mata mereka semua, seakan itu adalah hal yang berat untuk ku lakukan.
:"Enyah saja untuk selamanya. lagipula aku sudah membenci segalanya" gumam ku
Aku melihat batang kayu yang tajam di tanah, aku memungutnya dan mengarahkan itu keleher ku, berniat untuk bun*h diri disana
:"Aku sudah cukup berusaha sampai sini, jadi setidaknya inilah hasilnya. Aku ingin menyerah, tapi orang-orang masih mendukungku. Aku ingin mat*, tapi mereka melarangnya. Aku ingin hidup, tapi aku lelah dengan segala hal."
Aku memegang erat batang kayu itu, sampai tak terasa tanganku yang mulai bercucuran darah akibat tertusuk. Aku tidak peduli dan tetap mengarahkan nya ke leherku, menggoresnya walau terasa sakit.
Tiba-tiba *GRAP!
Ada tangan yang memegang tanganku dan menghentikan semuanya
:"Apa yang kau lakukan?!"
Terdengar suara laki-laki yang cukup lembut tapi tetap terdengar sangar dan dewasa bagiku.
Aku mengalihkan diriku, tak melihat nya sama sekali berharap ia menjauh dan tidak mengganggu ku
:"Apa masalahnya denganmu"
:"Ini tidak baik! lepaskan kayunya!"
Dia memaksa ku untuk membuka tangan kananku yang sedang memegang kayu tajam ini
:"Bisakah kau tidak ikut campur?"
:"Apa kau tidak lihat tangan mu ini berdarah hah? buang kayunya sebelum aku memanggil kak pembina!"
Dengan terpaksa aku menjatuhkan kayu itu dan dia pun ikut melepaskan tangannya juga yang tadi mencengkram kuat tanganku
:"Apa yang kau pikirkan sampai kau berani melukai dirimu sendiri? apa kau tidak kesakitan?"
Terdengar jelas dia yang masih menggertakku walau aku sudah mengabulkan permintaannya itu
:"Sudah kubilang jangan ikut campur!" Aku langsung melihat laki-laki itu
Aku sedikit terkejut melihatnya, laki-laki itu adalah teman sekelasku yang selalu memberiku camilan untuk di makan. Laki-laki itu juga terkadang mengajakku mengobrol sembari belum ada guru yang datang.
Aku memutar wajahku lagi dan melihat ke depan.
:"Apa yang terjadi? belakangan ini kau selalu diam"
:"Tak apa. aku sedang lelah"
Aku tak melihat nya lagi sama sekali,itu menjadi sangat sulit bagiku...
:"Apa tanganmu baik-baik saja?"
Dia memegang tangan kananku lagi dan melihat bekas luka yang bisa di bilang cukup dalam itu
:"Aku baik-baik saja, itu tidak sakit" Aku yang sama sekali tak menoleh
:"Baiklah.. obati dulu tangan dan lehermu itu, ayo, aku janji tidak akan mengatakan nya ke kak pembina"
:"Berjanji lah."
:"Ya aku berjanji"
Dia membantuku bangun, membantuku berjalan walau kakiku baik-baik saja.
Sampai aku berfikir, "apakah dia waras?" walaupun aku tau itu pemikiran yang tidak baik
~ch 6 selesai~
sankyuu!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Amisya
semangat kak Thor 🔥
2022-05-25
0