Ch 4-Teman

Keesokan harinya

Kuki mendengar ada yang mengetuk pintu depan, Kuki menghampiri nya dan membukakan pintu

Terlihat kak Rei (sahabat kak Shahiro) menyapa Kuki diluar Sana, Kuki yang tau siapa kak Rei langsung memeluk kak Rei sejenak dan langsung berlari ke dalam untuk memberitahu kakaknya (kak Shahiro)

:"Kakak, kakak!! ada temen kakak noh!"

:"Hm... siapa..?"

:"KAK REI!!" Kuki yang teriak

:"Hah? oh iya kakak kesana sekarang!"

Kak Shahiro langsung keluar dari kamarnya, aku yang baru saja berada diruang tamu melihat kak Shahiro terburu-buru pergi ke pintu depan

:"Kakak kenapa dek?"

:"Ada temen kakak, kak Rei"

Kuki duduk disofa

:"Kak Rei dateng kesini? bukannya dia lagi diluar negeri?" tanyaku melihat kearah pintu depan

:"Gak tau, tapi Kuki seneng! kak Rei dateng kesini buat main"

Kak Rei dan kak Shahiro masuk kedalam rumah setelah berbincang sejenak diluar tadi

:"Halo anak-anak^^" kak Rei menyapa

:"Halo kak"

:"Hallo kak Reii"

.

Kak Rei, dia adalah teman kak Shahiro dari sejak SMP. Saat ini, kak Rei sudah memiliki pekerjaan yang bagus. Awalnya, ia ada di luar negeri untuk bekerja, dan sekarang ia mungkin berfikir untuk mengunjungi temannya itu (kak Shahiro)

Terdengar mereka yang asik berbincang-bincang diruang tamu, menanyakan kabar dan lain sebagainya. Aku menyuguhkan teh untuk kak Rei minum

:"Yoi bro, btw, Hanabi lu ngapain?" kak Rei kebingungan

:"Apalagi? mau gw siram aja kah?"

:"Ni bocah masih jutek aje_-"

:"Hanabi, beliin kakak rokok dong"

:"Gak ada rokok-rokok an, gw bilang ke ibu lu"

:"Oke gak jadi."

:"Pfftt... galak amat lu neng" sahut kak Rei

:"Terserah"

Aku langsung pergi Dari Sana dan masuk kedalam kamar sebentar, tanpa sadar mereka yang mengganti topik menceritakanku

Shahiro pov

:"Hanabi, dia makin dewasa aja ya"

:"Iya gak kayak lu, bocah"

:"Tipe anak minta dihajar_-*"

Rei yang ingin meminum teh buatan Hanabi, dengan cepat aku langsung memperingatinya

:"Hati-hati, takutnya dikasih racun sama adek gw"

info:Hanabi suka sekali mengerjai Rei karena menurutnya Rei itu lucu

:"Pfftt!!!!! gila asin banget!!!!!" Rei yang langsung menyemburkan teh itu

:"Nah kan beneran, dijailin lagi lu"

Aku melihat Hanabi yang sudah menunggu moment ini dari tangga, terlihat jelas dia tertawa walau tak bersuara

Aku yang melihat itu hanya menggeleng-gelengkan kepala dan pergi mengambilkan tisu untuk membersihkan kekacauan itu

Shahiro pov end

Rei pov

Gw rei, sahabat Shahiro

Yang lagi dikerjain sama adek nya yang non ahklak

:"Bocah gak ada ahklak" batin gw

Jelas-jelas gw denger Hanabi yang asik ketawa di atas Sana, gw langsung cepat-cepat ngejar dia sementara dengan cepat dia langsung berlari ke kamar nya dan menutup pintu

:"Awas aja lu ya!!"

Rei pov end

Hari menjelang sore, kak Rei memutuskan untuk menginap dirumah untuk 1 malam ini

:"Awas aja lu kalau jailin gw lagi"

:"Dih, suka-suka gw lah"

:"Sabar Rei, namanya juga adek gak ada ahklak" kak Shahiro yang memanas-manaskan keadaan

:"Gw kubur idup-idup lu bang"

.

Malam itu terlewati, bagiku itu sungguh menyenangkan. Apalagi kak Rei sudah ku anggap sebagai kakak sendiri.

Minggu pagi

Aku dan kak Rei sedang asik mengobrol di tangga. Ya, kami duduk di tangga dan mengobrol disana. Itu sudah menjadi kebiasaan kami

Kami membicarakan tentang bagaimana keadaan Lily, dan banyak hal lainnya

:"Btw, mau gw traktir kagak"

:"Tumben baik, kesambet apa lu?"

:"Ni bocah giliran dibaikin malah curigaan_-, dahlah males gak jadi"

Kak Rei langsung pergi dari tangga, sementara aku panik karena aku menyia-nyiakkan kesempatan itu

:"WAAAAAHH HANABI MAU DI TRAKTIR KAK REEIIII"

Aku langsung berlari ke arah kak Rei dan memeluknya

:"Gak jadi di traktir!!"

:"Huwaaaaa abang kak Rei pelit!!"

:"KAGAK!! LU NYA AJA NON AHKLAK"

Aku pun mulai menjahili nya lagi seperti biasa

.

Kau pikir menyenangkan menjahili seseorang? mungkin memang iya, tapi bagaimana dengan sudut pandang orang itu sendiri? dengan 1 ejekan.

-Bisa saja ia hancur berkeping-keping.

Reflek aku yang tiba-tiba terpikirkan hal itu, langsung meminta maaf ke pada kak Rei dengan tatapan kosong

:"Ah.. maaf.."

:"Eh? gak papa kok.. lu napa..?"

Kak Rei yang terlihat mulai panik, mencoba mencari tau apa yang salah

:"Gak papa kok kak! ^^" jawabku

Memang terkadang perasaan bisa acak-acakkan dan membuat pikiran bingung, tapi hal itu bukan termasuk hal yang harus diperhatikan. Karena kita sendiri lah yang harus memilih, kita harus melakukan apa nantinya, agar tak membuat masalah.

Aku langsung pergi ke kamar sementara kak Rei hanya menyaksikan ku di bawah sana (ruang tamu)

Rei pov

:"Ah..."

-Sebenarnya apa yang terjadi padanya? sampai dia bisa kehilangan kesenangan nya dalam sekejap padahal tidak ada masalah apapun.

Itulah yang ku pikirkan. Melihat Hanabi yang pergi ke kamarnya, aku akhirnya mencari Shahiro untuk menanyakan apa yang terjadi pada hanabi sebelum nya, karena aku merasa khawatir dan takut kejadian itu terulang lagi (Hanabi yang hampir bun*h diri)

Aku terus mencari Shahiro, memanggil namanya berkali-kali, tapi tetap tidak terdengar jawaban apapun

Rumah itu seketika menjadi sangat sunyi, padahal itu masih pagi.

Rei pov end

Sementara di kamarku

:"Hah... hiks...."

Aku menutup mulutku dengan kedua tangan dan memejamkan mata,aku menutup mulut agar suara tangisku tidak terdengar sampai keluar kamar.

.

Kenapa kau tiba-tiba menangis? padahal tak terjadi apapun, jika kau takut, maka hilang saja.

:"! Hiks..."

Aku merinding.

Jelas-jelas aku mendengar diriku sendiri berbicara, tanpa kemauan ku. Takut akan menghancurkan hati orang lain juga, aku yang sangat menyayangi orang lain, tapi membenci nya juga. Membuatku selalu merasa bersalah atas apa yang terjadi pada diriku sendiri. Aku tidak ingin ada yang terluka sama sepertiku, walau itu sekedar masalah sepele yang masih bisa diselesaikan dengan kata-kata.

.

.

:"ITULAH SEBABNYA JANGAN NAKAL! KAU MEMBUATKU HAMPIR MAT* GARA-GARA MAINAN MU ITU!"

:"Tapi kau lah yang tidak melihat jalan"

:"Kau lah yang seharusnya sadar bahwa ini bisa berbahaya, kau mau aku mat* hah?"

:"Ya, aku mau kau mat*, atau lebih baik aku lah yang mat*"

Aku ingat jelas apa yang ku katakan saat itu, pak tua sialan itu menggertakku padahal mainan itu sudah ku singkirkan agar tak melukai "siapapun".

Aku paling benci disaat aku mengingat hal yang membuatku muak akan kehidupanku ini, yang bisa kulakukan hanya menangis layaknya anak yang minta diperhatikan tapi tidak mendapatkan perhatian itu.

Aku menangis kencang dan mungkin Saja terdengar. Walaupun aku sudah berusaha untuk menutupi tangisan itu bagaimana pun caranya

:"HANABI?!"

Terdengar jelas kak Rei yang teriak dan menaiki tangga dengan terburu-buru

~ch 4 selesai~

sankyuu!

Episodes
1 ch 0-prolog
2 Ch 1-Hari yang biasa
3 Ch 2-Pemikiran
4 Ch 3-Mimpi buruk
5 Ch 4-Teman
6 Ch 5-Sebuah keinginan
7 Ch 6-Tak dapat bicara
8 Ch 7-Happy story
9 Ch 8-Mengingat kenangan
10 Ch 9-Melangkah maju
11 Ch 10-Untukku
12 Ch 11-Satu mimpi, berjuta harapan
13 Ch 12-Kelulusan
14 Ch 13-Keluhan untuk diriku
15 Ch 14-Topeng tak terlihat
16 Ch 15-Belum berakhir
17 Ch 16-Senang bertemu denganmu
18 Ch 17-Aku disini
19 Ch 18-Tak masuk akal
20 Ch 19-Mimpi buruk (2)
21 Ch 20-Rasa bahagia
22 Ch 21- Rasa iri yang membara
23 Ch 22-Kue kebahagiaan
24 Ch 23-Rion atau Ley?
25 Ch 24-Pulang bersama
26 Ch 25-Derita bukan hanya untukku.
27 Ch 26-Aku disini (2)
28 Ch 27-Dunia palsu
29 Ch 28-Yang pantas bahagia
30 Ch 29-Hampir bunuh diri
31 Ch 30-Lihat mereka
32 Ch 31-Menjadi alasannya
33 Ch 32-Ini tidaklah lucu
34 Ch 33-Pahlawan
35 Ch 34-Aku kuat
36 Ch 35-Alangkah baiknya diam
37 Ch 36-Panik menyerang.
38 Ch 37-Jurang
39 Ch 38-Pemaksaan yang baik
40 Ch 39-Sayap
41 Ch-Spesial quotes
42 Ch 40-Tangisan itu sangat keras!
43 Ch 41-Hidup membosankan
44 Ch 42-Membuat kenangan singkat
45 Ch 43-Masuk akal
46 Ch 44-Segalanya berubah
47 Ch spesial-Selamat hari ibu!
48 Ch 45-Senang dan kosong
49 Ch 46-Dunia ku bebas!
50 Ch 47-Kenangan hampa
51 Ch 48-Tangan kesayangan
52 Ch 49-Aku harus berkembang
53 Ch 50-Hal nyata
54 Ch 51-Bayangan
55 Ch 52-Dunia abu-abu
56 Ch 53-Mimpi, Bukan diriku
57 Ch 54-Kenapa dengan jiwa?
58 Ch 55-Hilangnya jati diri
59 Ch 56-Kisah dunia
60 Ch 57-Bahagia
61 Ch 58-Dunia kita
62 Ch 59-Suara air mata
63 ch 60-Rekaman masa
64 Terimakasih para pembaca!
65 Ch 61-Datangnya orang tak tahu diri
66 Ch 62-Kalah dalam segalanya
67 Ch 63-Bagaimana cara bangkit?
68 Ch 64-Dimana tangganya?
69 Ch 65-Ungkapan Rion
70 Ch 66-Pergi dan kematian
71 Ch 67-Hilangnya kebahagiaan
72 Ch 68-Situasi
73 Ch 69-Kegiatan
74 Ch 70-Dimana-mana orang jahat
75 Ch 71-Catatan
Episodes

Updated 75 Episodes

1
ch 0-prolog
2
Ch 1-Hari yang biasa
3
Ch 2-Pemikiran
4
Ch 3-Mimpi buruk
5
Ch 4-Teman
6
Ch 5-Sebuah keinginan
7
Ch 6-Tak dapat bicara
8
Ch 7-Happy story
9
Ch 8-Mengingat kenangan
10
Ch 9-Melangkah maju
11
Ch 10-Untukku
12
Ch 11-Satu mimpi, berjuta harapan
13
Ch 12-Kelulusan
14
Ch 13-Keluhan untuk diriku
15
Ch 14-Topeng tak terlihat
16
Ch 15-Belum berakhir
17
Ch 16-Senang bertemu denganmu
18
Ch 17-Aku disini
19
Ch 18-Tak masuk akal
20
Ch 19-Mimpi buruk (2)
21
Ch 20-Rasa bahagia
22
Ch 21- Rasa iri yang membara
23
Ch 22-Kue kebahagiaan
24
Ch 23-Rion atau Ley?
25
Ch 24-Pulang bersama
26
Ch 25-Derita bukan hanya untukku.
27
Ch 26-Aku disini (2)
28
Ch 27-Dunia palsu
29
Ch 28-Yang pantas bahagia
30
Ch 29-Hampir bunuh diri
31
Ch 30-Lihat mereka
32
Ch 31-Menjadi alasannya
33
Ch 32-Ini tidaklah lucu
34
Ch 33-Pahlawan
35
Ch 34-Aku kuat
36
Ch 35-Alangkah baiknya diam
37
Ch 36-Panik menyerang.
38
Ch 37-Jurang
39
Ch 38-Pemaksaan yang baik
40
Ch 39-Sayap
41
Ch-Spesial quotes
42
Ch 40-Tangisan itu sangat keras!
43
Ch 41-Hidup membosankan
44
Ch 42-Membuat kenangan singkat
45
Ch 43-Masuk akal
46
Ch 44-Segalanya berubah
47
Ch spesial-Selamat hari ibu!
48
Ch 45-Senang dan kosong
49
Ch 46-Dunia ku bebas!
50
Ch 47-Kenangan hampa
51
Ch 48-Tangan kesayangan
52
Ch 49-Aku harus berkembang
53
Ch 50-Hal nyata
54
Ch 51-Bayangan
55
Ch 52-Dunia abu-abu
56
Ch 53-Mimpi, Bukan diriku
57
Ch 54-Kenapa dengan jiwa?
58
Ch 55-Hilangnya jati diri
59
Ch 56-Kisah dunia
60
Ch 57-Bahagia
61
Ch 58-Dunia kita
62
Ch 59-Suara air mata
63
ch 60-Rekaman masa
64
Terimakasih para pembaca!
65
Ch 61-Datangnya orang tak tahu diri
66
Ch 62-Kalah dalam segalanya
67
Ch 63-Bagaimana cara bangkit?
68
Ch 64-Dimana tangganya?
69
Ch 65-Ungkapan Rion
70
Ch 66-Pergi dan kematian
71
Ch 67-Hilangnya kebahagiaan
72
Ch 68-Situasi
73
Ch 69-Kegiatan
74
Ch 70-Dimana-mana orang jahat
75
Ch 71-Catatan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!