Angin musim semi berhembus lembut, menerbangkan helaian rambut seorang gadis yang duduk di bawah pohon rindang seraya menatap hamparan taman bunga dihadapannya. Namun bukan keindahan bunga-bunga yang bermekaran dan berwarna-warni yang menjadi isi pikirannya saat ini, melainkan hal lain yang selama beberapa hari ini cukup mengganggu perasaan bahkan waktu tidurnya.
'Sedih rasanya melihat Kak Shawn dirawat oleh Marisha. Memang aku akui kalau Marisha adalah calon dokter yang hebat, berbeda denganku yang bahkan kesulitan mengganti pembalut luka di punggung Kak Shawn. Tapi kenapa untuk soal makan saja, Kak Shawn lebih memilih disuapi oleh Marisha dibanding aku? Kak Shawn sering meminta bantuan Marisha untuk mengambilkan sesuatu, sekalipun aku ada didekatnya, bahkan aku tidak diperbolehkan menjaga Kak Shawn di kamarnya. Sebenarnya ada apa dengan Kak Shawn? Apa dia menyukai Marisha, sehingga lebih suka menikmati kebersamaannya bersama Marisha dibanding aku? Aku memang ingin Kak Shawn tidak membenci Marisha, seperti saat awal mereka bertemu. Tapi aku tidak suka, jika Kak Shawn lebih menyukai Marisha dibanding aku.' Keluh Shanaya dalam hati.
Tanpa Shanaya sadari, ada sepasang mata berwarna biru yang sedari tadi mengawasinya dari salah satu balkon kamar di lantai 2. Degupan jantungnya yang selalu berdetak cepat saat melihat Shanaya, berusaha diredakan dengan menekan kuat dada bidangnya. Namun degupan itu berubah lebih cepat karena alasan yang berbeda. Bukan karena cinta, tapi kemarahan yang tiba-tiba muncul, saat seorang laki-laki berjalan mendekat ke arah Shanaya dengan sebuket mawar merah di tangannya.
Tangan kekar Shawn meremas kuat pagar balkon yang keras. Tatapannya menghunus tajam, disertai rahangnya yang mengeras, menampakkan urat-urat lehernya yang menegang karena marah.
'Bradley.. Aku sungguh tidak suka melihatnya menempel terus pada Shanaya. Apa mereka berpacaran? Andai aku bisa menjauhkan dia dari hidup Shanaya. Tapi aku sungguh tidak bisa melakukannya..' Rutuk Shawn dalam hati.
Meskipun hatinya merasa perih, tapi Shawn terus saja memfokuskan pandangannya pada pemandangan yang tidak disukainya itu. Hingga seseorang menepuk bahunya dan berhasil mengejutkannya.
"Marisha.. Apa-apaan kamu. Kenapa mengejutkanku begitu?" Protes Shawn.
"Hahaha.."
Marisha justru tertawa menanggapi protes Shawn, terlebih Marisha merasa ekspresi Shawn terlihat sangat lucu saat terkejut tadi. Shawn yang memang bertambah kesal, memilih masuk ke dalam kamarnya dengan langkah yang lebar. Marisha menyusul Shawn, namun sekilas matanya sempat menangkap pemandangan yang diperhatikan oleh Shawn tadi.
"Eheem.. Shawn, apa kamu tidak suka jika adikmu dekat dengan laki-laki lain selain kamu dan Daddy-mu." Shawn yang baru saja mendudukkan dirinya di tepi tempat tidur, langsung menatap tajam Marisha yang memasang ekspresi ingin tahunya.
"Kenapa kamu menanyakan itu?" Shawn bukannya menjawab, tapi malah balik bertanya pada Marisha.
"Maaf kalau kamu merasa aku terlalu ikut campur, aku hanya ingin tahu saja. Aku lihat kamu begitu protektif pada adikmu, tapi suatu saat akan ada laki-laki yang mendampingi adikmu. Apa.." Belum selesai Marisha mengutarakan pertanyaannya, Shawn tiba-tiba memotong perkataan Marisha.
"Aku mengerti apa yang membuatmu penasaran, tapi aku hanya ingin Shanaya mendapatkan laki-laki terbaik yang tidak akan pernah menyakitinya dan selalu menyayanginya seperti aku dan Daddy." Jawab Shawn mantap, yang dibalas anggukan oleh Marisha.
Tidak ada yang salah memang dengan jawaban Shawn, dia benar-benar memberikan jawaban jujur dari hatinya yang paling dalam. Tapi tentu saja ada alasan lain yang tidak akan pernah dia ungkapkan pada siapapun.
"Mungkin suatu saat jika kamu menemukan seseorang yang kamu cintai, kamu akan lebih posesif padanya dibanding Shanaya, hehe.." Perkataan Marisha yang diakhiri kekehan kecil, rupanya tidak terdengar lucu di telinga Shawn.
'Aku sudah menemukan seseorang itu, tapi aku tidak bisa memelihara perasaan cinta di dalam hatiku. Aku harus segera menghilangkannya.' Tekad Shawn dalam hati.
*************************
Shawn tampak tidak dapat menyembunyikan kemarahannya, saat mendapat kabar buruk yang dibawa oleh Drake. Sebuah kabar yang berhasil membuatnya murka, hingga meja kerjanya kini menjadi sasaran kemarahannya.
Braaaakk..
"Bagaimana bisa semua orang yang menyerang kita mati semua? Apa yang mereka gunakan untuk membunuh diri mereka sendiri? Jangan katakan kalau mereka juga menggunakan micro chip yang dapat dikendalikan dari jarak jauh untuk menghabisi mereka." Ujar Shawn berapi-api.
"Bukan Shawn, setelah diperiksa oleh orang lab kita, darah mereka mengandung racun yang sangat berbahaya. Senyawa dalam racun itu akan bereaksi setelah beberapa hari, jika tubuh mereka tidak mendapatkan penawarnya. Klan dari Jerman itu juga tidak meninggalkan bukti satu pun, sehingga kita tidak bisa menyerang mereka tanpa alasan kuat." Penjelasan Drake membuat Shawn semakin marah.
"Aku akan meminta bantuan Mommy untuk memeriksa racun itu, pasti Mommy bisa membuat penawarnya juga. Meskipun kita tidak bisa membalas mereka sekarang, kita bisa mengantisipasi jika mereka menggunakan racun yang sama, bahkan bisa membuat racun yang lebih hebat." Ujar Shawn.
"Benar.. Aunty Sanchia adalah toksikolog (ahli ilmu racun) yang handal, pasti Mommy-mu bisa melakukannya." Timpal Drake yakin.
*************************
3 tahun berlalu begitu cepat..
Lebih dari setengah tahun yang lalu, Shawn sudah lulus kuliah dari dua jurusan sekaligus yaitu Bussiness Management dan Informatics Engineering. Namun meskipun Shawn hanya lulus dari dua jurusan itu, Shawn juga mempelajari banyak ilmu di jurusan lain secara otodidak, yaitu diantaranya Teknik Pertahanan dan Persenjataan, Computer Engineering, Aeronotika, Toksikologi dan masih banyak lagi. Tentunya semua ilmu yang dia pelajari, sangat berkaitan dan juga mendukung pekerjaan dan juga posisinya saat ini.
Shawn juga sudah resmi menjabat sebagai CEO di Knight Group Company, juga resmi dinobatkan sebagai Ketua Klan Toddestern. Keinginan Shawn untuk menduduki kedua posisi itu di usia 23 tahun ternyata tidak sesuai rencana, karena Daddy-nya segera menyerahkan kedua posisinya di saat Shawn berusia 21 tahun.
Tentu saja hal itu bukan keputusan sembarangan. Kemampuan Shawn sudah terasah selama beberapa tahun ini, kepiawaiannya dalam dunia bisnis patut diacungi jempol. Sepak terjangnya sebagai Ketua Klan Mafia terkuat dan terbesar di Inggris pun, sudah tersebar di dunia bawah. Gelar yang kini disandang Shawn di dunia bawah adalah Windritter yang berarti Ksatria Angin. Bukan tanpa alasan Shawn menerima julukan itu, melainkan karena kemampuannya yang selalu melumpuhkan musuhnya dalam waktu yang singkat, dan bisa menghilang dengan cepat seperti angin. Sall dan Sanchia sebagai orangtuanya, merasa bangga sekaligus khawatir dengan fakta putra hebatnya ini.
Selama 3 tahun ini, Shawn kembali tinggal di penthouse-nya, meskipun sesekali menginap di mansion atas permintaan orangtuanya. Karena seperti niat awalnya, Shawn ingin menghilangkan perasaannya terhadap Shanaya dengan cara menghindarinya. Meskipun sepertinya cara itu masih belum berhasil.
Shanaya saat ini sedang menyusun skripsi-nya di jurusan Visual Communication Design (Design Komunikasi Visual) yang memang sangat diminatinya sejak berada di Senior High School.
Sementara Marisha sudah resmi menjadi seorang dokter sejak beberapa bulan yang lalu di Rumah Sakit milik Knight Group, sekaligus dokter pribadi keluarga Knight. Marisha pun kini tinggal di salah satu apartemen yang disediakan khusus bagi para dokter di Rumah Sakit Knight, yang letaknya tidak jauh dari Rumah Sakit itu. Hal ini sebenarnya membuat Shanaya sedih, karena tidak bisa bertemu Marisha setiap hari seperti selama 3 tahun ini. Begitupun dengan Marisha yang sudah nyaman bersama dengan sahabatnya itu.
*************************
Shawn menatap sebuah kalung dengan liontin berbentuk telapak tangan yang sedikit menekuk dihadapannya. Tidak salah lagi, kalung itu adalah milik seseorang yang selama beberapa bulan ini membuatnya sangat penasaran. Seseorang yang berkali-kali membantunya setiap kali Shawn melakukan misinya.
Namun sayangnya sudah sebulan ini, seseorang itu tidak lagi menampakkan dirinya. Anehnya muncul perasaan rindu dan keinginan bertemu di hati Shawn terhadap sosok misterius itu, dan hal itu cukup mengganggu hari-harinya.
FLASHBACK ON
Shawn dan sekitar 30 orang anak buahnya sedang menjalankan misi pengintaian di sebuah bangunan tua, dimana sebelumnya Shawn mendapat kabar kalau beberapa klan mafia di Inggris sedang melakukan pertemuan, membahas kerjasama untuk melakukan penyerangan terhadap Klan Toddestern.
Dengan berpakaian serba hitam dan bertopeng full face, Shawn dan anak buahnya langsung menyerang semua anggota klan musuh yang hadir dalam pertemuan itu, setelah mendengar langsung rencana mereka untuk menguasai beberapa markas cabang Klan Toddestern yang ada di Nottingham, Bristol, York dan Liverpool secara bersamaan.
Pertempuran jelas tidak bisa dielakkan, Shawn dan anak buahnya yang begitu sangat terlatih, langsung memberikan tembakan membabi buta dari senjata laras panjang dan laras pendek yang berada di tangan mereka. Sekejap saja tubuh-tubuh musuh Toddestern sudah dipenuhi darah, karena serangan tanpa ampun dari Shawn dan anak buahnya.
Pertempuran berdarah itu hanya berlangsung kurang dari 10 menit, waktu yang sangat singkat bagi Shawn dan 30 orang anak buahnya untuk melumpuhkan sekitar 20 orang petinggi klan beserta lebih dari 150 orang anak buah mereka.
Shawn memang sudah mengetahui jumlah musuh yang cukup banyak itu, tapi Shawn begitu percaya diri dengan hanya membawa 30 orang anak buahnya yang sangat terlatih untuk menghadapi ratusan orang musuh mereka.
Saat anak buahnya sedang mengevakuasi musuh yang terluka, tiba-tiba sebuah peluru yang ditembakkan dari lantai dua gedung mengarah ke tubuh Shawn. Namun Shawn yang memiliki insting kuat setelah kejadian penembakan terhadapnya lebih dari 3 tahun lalu, langsung menghindar, sehingga peluru itu mengenai dinding dibelakangnya.
Saat Shawn membidik sniper yang berlari kabur itu, tiba-tiba sniper itu roboh karena terkena beberapa syuriken yang menancap tepat di dada dan pahanya.
Syuriken (hand hidden blade) adalah senjata tradisional Jepang yang berbentuk seperti bintang yg dilemparkan kepada musuh atau sasaran, dan kadang digunakan untuk menusuk, memotong, dan membunuh. Syuriken umumnya dari logam. Syuriken adalah senjata yang paling sering digunakan oleh seorang ninja setelah katana dan naginata.
'Lagi-lagi orang itu membantuku.' Ujar Shawn dalam hati.
Shawn langsung naik ke lantai dua dan berlari dengan langkah yang besar untuk mengejar si pelempar syuriken yang hendak kabur. Tentu saja Shawn kalah cepat, karena orang itu sudah lebih dulu naik ke lantai tiga. Namun Shawn tidak mudah menyerah dan tetap mengejarnya hingga orang itu terkejar.
Tanpa ragu, Shawn melempar punggung orang itu dengan sebuah balok kayu berukuran kecil yang didapatnya di lorong gedung.
"Aaaahh.."
Shawn sedikit terkejut saat mendengar suara orang itu yang ternyata adalah seorang perempuan. Namun saat Shawn baru tersadar dari rasa terkejutnya, orang itu sudah meluncur dengan menggunakan tali yang terhubung dengan gedung disebelahnya.
Tiba-tiba Shawn ragu untuk memutus tali yang digunakan orang itu, karena Shawn tidak ingin orang itu terluka. Terlebih setelah mengetahui kalau orang yang seringkali membantunya itu adalah seorang perempuan.
Pandangan Shawn terpaku pada sebuah benda yang berada di atas lantai, sebuah kalung dengan liontin berbentuk telapak tangan berwarna perak.
'Aku yakin, kalung ini milik perempuan itu.. Aku akan mencari tahu siapa sebenarnya perempuan itu, aku pasti bisa menemukannya.' Tekad Shawn dalam hati.
*************************
Terima kasih banyak ya atas Like, Rate bintang 5, Favorit dan Comment-nya, selalu menjadi semangat dan motivasi lebih untukku menulis kisah Shawn juga Shanaya.
Semoga selalu sehat, bahagia, banyak rezeki dan sukses selalu ya semuanya. Love u all ❤️❤️❤️❤️❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Atik Marwati
siapa itu ..
2023-11-28
1
mama Al
sesungguhnya dia ada dekatmu
2023-01-09
1
mama Al
jangan sedih shanaya
Shawn tetap buat kamu kok
2023-01-09
1