Forbidden Love Of The Mafia King
PROLOG
Shawn Salazar Knight adalah seorang pria muda yang tampan, gagah serta berkepribadian dingin, tegas dan tidak banyak bicara. Putra dari pasangan Arsitek terkenal sekaligus pengusaha sukses bernama Sall Sherwyn Knight dan Sanchia Arelia Knight itu banyak didekati oleh perempuan-perempuan cantik dari berbagai usia. Bukan hanya karena parasnya yang tampan dan tubuhnya yang mempesona atau kekayaan orangtuanya yang tidak akan habis selama berpuluh-puluh turunan, tapi juga karena kejeniusan, kharisma dan pencapaiannya yang sangat membanggakan sebagai pewaris perusahaan raksasa milik orangtuanya.
Shawn memiliki seorang adik perempuan bernama Shanaya Zarine Knight, umur mereka hanya terpaut lebih dari 1 tahun. Meskipun keduanya tumbuh dengan didikan tegas namun penuh kasih sayang dari kedua orangtuanya, namun pribadi mereka sangatlah bertolak belakang. Shawn tumbuh menjadi laki-laki berkarakter dingin, tegas, dan tidak banyak bicara, sedangkan Shanaya tumbuh menjadi pribadi yang menyukai kebebasan, ceria dan terbilang sedikit pembangkang.
Diluar kehidupannya sebagai pria special yang seringkali menjadi perhatian publik, Shawn ternyata adalah calon pewaris tahta klan mafia terbesar di Inggris bernama Toddestern. Sang Ayah yang dikenal sebagai Ketua Mafia terkuat berjuluk Der Killer Ritter atau The Killer Knight, sangat terkenal di dunia bawah. Karena Toddestern bukan hanya klan mafia terbesar di Inggris, namun daerah kekuasaannya sudah tersebar di beberapa negara di Eropa.
Mungkin bagi banyak orang di sekitar Shawn, akan melihat betapa sempurna dan beruntungnya hidup Shawn. Memiliki orangtua yang baik dan sukses, kekayaan yang melimpah, adik yang cantik, bahkan posisi yang sangat hebat sebagai calon pewaris perusahaan dan juga klan terbesar di Inggris. Tapi bagi Shawn ada sesuatu yang membuatnya tidak bisa hidup tenang dan bahagia selama beberapa tahun terakhir ini, yaitu perasaan terlarang di hatinya.
************************
MARKAS BESAR KLAN TODDESTERN - INGGRIS
Seorang pria muda, tinggi dan gagah tampak berjalan menuju singgasana kebesarannya, setelah diperkenalkan sebagai calon Pewaris tahta Klan Mafia Toddestern, langsung oleh Sang Ayah Der Killer Ritter. Memang Der Killer Ritter masih belum berniat untuk turun dari tahtanya, namun Sang Pemimpin Tertinggi klan itu, berniat melatih Putranya untuk segera memimpin klan sepenuhnya. Dimulai dengan memperkenalkan Putra mahkotanya di depan ribuan perwakilan anggota klan Toddestern dari seluruh cabang klan yang ada di Eropa.
Shawn Salazar Knight.. Pemuda berwajah tampan dibalik topeng maskulinnya itu, menatap tegas seluruh anggota klan yang menyambutnya dengan sangat meriah. Saat ini bukan hanya petinggi dan beberapa anggota klan di markas besar yang mengetahui sosok Putra sang Pemimpin Klan Toddestern, tapi juga seluruh perwakilan anggota klan yang hadir malam ini, bisa melihat seperti apa sosok Putra Sang Mafia tersebut. Meskipun tentu saja rasa penasaran mereka tidak bisa benar-benar terpuaskan, karena wajah Sang Pewaris yang diyakini tampan itu tersembunyi dibalik topengnya.
Semua orang yang hadir, melihat banyak sekali persamaan diantara ayah dan anak yang berdiri di atas podium seraya memberikan sambutan itu. Keduanya memiliki tubuh tinggi dan gagah, pembawaan keduanya pun begitu tegas dan dingin. Namun perbedaan yang paling mencolok dari keduanya adalah warna matanya yang benar-benar berbeda. Der Killer Ritter memiliki mata hazel yang jernih, sedangkan Putranya memiliki mata biru yang begitu indah.
Di malam perkenalan Calon Pewaris tahta Klan Toddestern, Sall sengaja tidak mengajak Sanchia dan juga Shanaya untuk menghindari perhatian dan kecurigaan. Hanya segelintir petinggi dan anggota klan markas besar saja yang mengetahui tentang keluarga sang ketua, itupun benar-benar orang yang sudah sangat Sall percayai. Terlebih Sall dan Sanchia sangat terkenal sebagai pasangan pengusaha & arsitek sukses di Inggris, tentu akan sangat berbahaya jika ada orang luar tahu, kalau mereka adalah pasangan King dan Queen dari klan Toddestern.
*************************
Menjelang tengah malam, Sall, Shawn beserta para pengawalnya sudah kembali ke mansion. Kedatangan mereka langsung disambut pelukan dari Sanchia di ruang keluarga.
"Congratulation Son, mulai hari ini kamu harus mulai bertanggung jawab untuk memimpin klan dengan baik. Kamu harus serius, agar Daddy bisa segera menyerahkan tahtanya padamu." Ujar Sanchia mengelus pelan pipi putranya yang mengulas senyum.
"Hmm, nampaknya kamu ingin sekali membuatku segera berhenti dari posisiku sebagai Ketua Klan. Aku bahkan belum tua Sweetheart. Putra kita saja baru resmi menjadi mahasiswa beberapa minggu yang lalu." Sall mencolek hidung Sanchia lalu memeluk pinggang dan mencium pipi kiri Sanchia dengan gemas.
"Bukan begitu Honey, kamu memang masih muda, tapi Putra kita sudah begitu bersemangat bergabung secara resmi dengan klan dan perusahaan setelah kelulusannya. Aku sangat mendukungnya, Shawn sudah banyak belajar darimu, dan inilah saatnya Shawn membantumu di klan dan perusahaan."
Shawn mengakui kalau Daddy dan Mommy-nya terlihat tidak menua sama sekali. Keduanya masih tampak seperti pasangan berumur awal 30an. Setiap kali Shawn dan Shanaya menghadiri sebuah acara bersama kedua orangtuanya, semua orang akan mengira kalau Sall dan Sanchia adalah Kakak Shawn dan Shanaya, bukannya orangtua mereka.
Sebuah kecupan singkat mendarat di pipi kanan Sanchia, membuat Sall menepuk lengan si pelaku sebagai tanda protes. Dengan sangat posesifnya, Sall menarik pelan tubuh Sanchia, agar duduk di atas sofa, tepat disebelahnya.
"Daddy, aku hanya mencium Mommy-ku, karena bahagia Mommy benar-benar mengerti apa yang aku inginkan. Hah, dasar posesif.." Ujar Shawn menyusul duduk di sebelah Sanchia, sehingga Sanchia kini berada diantara dua pria yang menyayanginya.
"Carilah wanitamu sendiri Son, kamu sudah cukup besar. Daddy izinkan kamu berpacaran, tapi ingat perhatikan pergaulanmu, jangan melebihi batas." Sanchia tersenyum setelah sempat terkejut selama beberapa detik saat mendengar perkataan Sall. Karena baru kali ini Sall menyuruh Putra mereka untuk mencari kekasih, padahal sebelumnya Sall selalu meminta Shawn untuk serius dengan pendidikan dan latihannya, dan tidak boleh terganggu dengan yang namanya berpacaran.
"Ah berpacaran hanya membuang-buang waktu. Perempuan-perempuan gatal itu menempel seperti lintah jika aku izinkan, rasanya akan sangat mengganggu." Jawab Shawn seraya melipat kedua tangannya di depan dada.
Sall dan Sanchia tersenyum melihat sikap Putra mereka yang sangat dingin terhadap perempuan. Saat Shawn sekolah dulu, Sall dan Sanchia yang menjemput Shawn di sekolah pernah melihat secara langsung, saat Shawn menolak terang-terangan setiap gadis yang mendekatinya. Sikapnya yang dingin, dengan tatapan mata tajam membunuh, serta tidak banyak bicara, membuat gadis-gadis itu ragu untuk kembali mendekati Shawn. Mereka lebih memilih mengagumi Shawn dari kejauhan, meskipun masih sering memberikan berbagai macam hadiah di bawah meja Shawn, saat Shawn tidak ada.
Tiba-tiba Shanaya muncul seraya merentangkan kedua tangannya, bermaksud memberikan selamat pada kakak tercinta yang baru dikenalkan Sang Daddy sebagai calon pewaris Klan Toddestern.
"Kak Shawn, selamat ya. Akhirnya hari yang kamu tunggu-tunggu datang juga." Bukan hanya pelukan erat yang Shanaya labuhkan di tubuh gagah Shawn, melainkan juga ciuman gemas di pipi kakaknya, yang kini terlihat sangat risih dan mulai mendorong pelan tubuh adiknya.
"Berhenti memeluk dan menciumku seperti itu." Shawn menghapus jejak bibir Shanaya di pipinya, membuat Shanaya cemberut karena kesal. Sedangkan Sall dan Sanchia hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah absurd kedua anak mereka.
"Kak Shawn, aku kan hanya meluapkan rasa bahagiaku karena kamu berhasil mewujudkan harapan-harapanmu. Kamu memang kakak yang tidak bisa menghargai perasaan adiknya, menyebalkaaan.." Shawn berdiri dari posisi duduknya, lalu berjalan melewati Shanaya tanpa mempedulikan protes Shanaya sebelumnya.
"Dasar es balok.." Umpatan Shanaya berhasil membuat Sanchia mengatupkan mulutnya rapat-rapat, dan hal ini tentu menarik perhatian Sall.
"Lihatlah anakmu meniru perkataanmu padaku. Berhentilah menyebutku es balok saat kamu sedang marah.." Bisik Sall di telinga Sanchia.
"Aku tidak akan menyebutmu es balok lagi. Maafkan aku ya Honey.." Tentu saja Sall langsung sumringah mendengar permintaan maaf Sanchia, hingga perkataan lembut itu dibalas sebuah kecupan singkat di bibir ranum Sanchia. Sall lupa dan tidak menyadari kalau Shanaya masih berada di dekat mereka dan melihat adegan romantis itu.
"Ah Daddy dan Mommy sama menyebalkannya seperti Kak Shawn." Ujar Shanaya yang langsung berjalan pergi sambil menghentak-hentakkan kaki menuju kamarnya. Sementara Sall dan Sanchia mulai tertawa, karena merasa malu adegan romantis mereka dilihat oleh sang putri yang sudah remaja.
*************************
Seminggu kemudian..
Ruang makan keluarga yang sebelumnya ramai dengan obrolan orangtua dan dua orang anak itu mendadak senyap, saat Shawn mengatakan sesuatu yang membuat Sall, Sanchia dan Shanaya begitu terkejut.
"Dad..Mom.. Tolong izinkan aku untuk tinggal sendiri. Aku sudah membeli sebuah penthouse dengan uang tabunganku sendiri, di dekat kampus dan tidak jauh dari perusahaan. Aku berjanji akan hidup penuh tanggung jawab dan tidak akan mengecewakan Daddy dan Mommy, aku benar-benar ingin mulai hidup mandiri sebagai mahasiswa juga calon pewaris klan dan perusahaan." Sall menatap dalam manik mata putranya yang terlihat begitu serius dengan perkataannya. Sama sekali tidak diduganya, Shawn akan menyampaikan hal ini begitu cepat.
"Shawn.. Apa kamu tidak ingin tinggal dengan keluarga? Apa menurutmu keluarga itu tidak penting?" Sanchia mulai berkaca-kaca menatap wajah putranya, sehingga Shawn seketika langsung merasa bersalah pada Mommy yang sangat disayanginya itu.
"Mom.. Tentu Mommy tahu kalau aku begitu menyayangi kalian, tolong jangan pertanyakan itu. Tapi aku benar-benar ingin mulai kehidupan yang mandiri. Tolong mengertilah Mom.." Shawn menggenggam tangan Sanchia yang duduk berhadapan dengannya, bersebelahan dengan Sall. Shanaya yang duduk disebelah Shawn kini mulai melirik kakaknya, setelah menundukkan kepalanya cukup lama, saat mendengar perkataan kakaknya.
"Kak Shawn memilih tinggal di penthouse dibanding di mansion? Padahal selama ini Kak Shawn juga sudah mandiri dan tidak pernah manja pada Daddy dan Mommy. Apa Kak Shawn ingin tinggal lebih bebas diluar sana? Bebas berkencan tanpa mendapat larangan dari Daddy dan Mommy, bebas melakukan apapun tanpa mendengar rengekan dan kecerewetanku, itu kan keinginan Kakak?" Tuduh Shanaya.
"Terserah apapun yang kamu pikirkan Shanaya, tapi aku yakin Daddy dan Mommy paham maksudku untuk bisa lebih mandiri di umur dan posisiku sekarang. Tolong pahami aku Dad..Mom.." Shawn pergi meninggalkan ruang makan tanpa menunggu jawaban apapun dari Sall, Sanchia ataupun Shanaya. Shawn berjalan keluar mansion, setelah menyambar tas ransel yang dia simpan di atas sofa ruang tamu.
'Kalian sesungguhnya memang tidak akan pernah mengerti apa yang aku rasakan. Aku sudah mencegah perasaan terlarang ini tumbuh sekuat tenagaku, tapi aku gagal. Cara yang bisa aku lakukan saat ini adalah menghindar dan pergi untuk menghapus semua yang terlanjur hadir di hatiku. Aku tahu aku gila.. Tapi aku tidak ingin semakin gila. Aku harus bisa menghentikan semuanya sebelum terlambat dan mengecewakan Mommy, Daddy dan Shanaya." Teriak Shawn dalam hati seraya melajukan mobil sport-nya keluar dari pintu gerbang mansion.
*************************
IG : zasnovia
Akhirnya novel ke-4 launching juga.. 😄
Semoga semua yang mampir suka ya sama kisah Shawn dan Shanaya, anak-anak dari Sall dan Sanchia ini (The Killer Knight vs The Mafia Queen).
Jangan lupa like, Rate bintang 5, klik Favorit & Comment juga ya.. ☺️
Terima kasih banyak ya semuanya..Sehat, bahagia & sukses selalu ya.. 🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Atik Marwati
mampir kak...
2023-11-24
1
Ika Ika
visual nya ganteng kak
2023-02-24
1
Catur Prasetyorini
Shanaya panggil Shawn dgn "kak Shawn" kok rasanya kaku jg formil, cukup "kakak" lah thor, kan kakak Shanaya cm Shawn 🙏🙏
2023-02-06
1