Suasana tegang memenuhi seluruh ruang pertemuan Markas Besar Toddestern, ekspresi serius dengan dahi mengkerut mendominasi wajah-wajah seluruh petinggi klan Toddestern yang berada di ruangan itu. Padahal waktu sudah melewati tengah malam, tapi belum ada tanda-tanda pertemuan itu akan segera diakhiri.
Shawn memang mengumpulkan seluruh petinggi klan Toddestern sejak 4 jam yang lalu, setelah Sall sang Daddy yang saat ini sedang berada di Indonesia, memberitahunya bahwa ada klan besar dari Jerman yang sedang mengintai 5 Markas Cabang di Inggris yang sudah mereka ketahui. Beruntung sebagian besar markas lainnya terutama Markas Besar masih aman dan tidak diketahui musuh, sehingga mereka bisa melakukan pertemuan disana.
Selama hampir 5 bulan ini, ternyata Sall dan Sanchia bukan hanya sibuk mengurusi bisnisnya di luar negeri, tapi juga membuat alibi agar klan-klan lain yang mencurigai Sall dan Sanchia sebagai The Killer Knight dan The Queen of Toddestern, tidak menemukan bukti apapun tentang keterkaitan Sall, Sanchia juga seluruh keluarganya dengan seluruh kegiatan klan Toddestern.
Shawn tentu sangat paham, kedua orangtuanya bukan sedang mengabaikannya dengan pergi ke luar negeri. Melainkan sedang melindungi dirinya dari banyak musuh mereka, dengan mengalihkan perhatian. Tanpa harus diberitahu pun, Shawn tahu pasti kalau kedua orangtuanya menempatkan banyak orang-orang terpilih untuk melindunginya juga Shanaya.
Sall dan Sanchia juga sengaja membuat rumor, bahwa petinggi-petinggi klan Toddestern saat ini sedang berada di Thailand untuk menghadiri sebuah pertemuan penting dengan klan besar dari Taiwan. Memang klan Jerman itu berhasil mereka kelabui, sehingga banyak anggotanya yang mengejar sampai ke Thailand. Namun tidak sedikit juga anggotanya yang disebar di Inggris untuk tetap menyelidiki Markas-markas cabang Toddestern disana.
Shawn sudah selesai mendelegasikan tugas dan strategi pada para petinggi klan dari setiap markas cabang, senjata dan seluruh perlengkapan tempur yang akan mereka gunakan pun sudah selesai Shawn aturkan.
"Jika Plan A dan Plan B kita gagal, maka pindahkan seluruh anggota klan di markas cabang yang sudah diketahui musuh ke markas cabang lain dengan menggunakan jalur rahasia, dan kosongkan seluruh isinya. Jika mereka bisa menerobos masuk ke dalam markas kita, ledakan saja markas itu sampai tidak bersisa." Seluruh petinggi klan yang hadir, serentak menganggukan kepalanya dengan mantap.
"Pasang mata dan telinga kalian, jangan sampai ada pengkhianat diantara anggota klan juga penyusup yang berhasil masuk ke dalam klan, karena aku tidak akan segan-segan mengumpankannya untuk makanan binatang peliharaanku." Hampir seluruh petinggi yang hadir, bergidik ngeri mendengar suara dingin Shawn. Meskipun ekspresi geram tersembunyi di balik topeng berwarna emasnya, namun sorot mata tajam dari mata birunya, ternyata cukup mengintimidasi sebagian besar diantaranya.
*************************
Sekitar pukul 3 dini hari, Shawn dan Drake sedang dalam perjalanan pulang dari Markas Besar Toddestern menuju mansion, yang dikendarai oleh sopir sekaligus salah satu pengawal terbaik Shawn yang bernama Abry. Di depan dan di belakang mobil mereka, ada sekitar 4 mobil pengawal yang bertugas mengawal dan menjaga keselamatan Shawn tentunya. Tiba-tiba 2 mobil pengawal yang berada di posisi paling belakang, ditembaki dengan membabi buta oleh orang tidak dikenal dari 4 mobil van yang berbeda.
Sebenarnya mobil yang digunakan Shawn dan seluruh anak buahnya merupakan mobil anti peluru, lengkap dengan ban anti peluru yang tidak bisa dihancurkan senjata api. Namun tetap saja, serangan senjata api yang bertubi-tubi dari banyak orang membuat konsentrasi para pengawal Shawn terpecah. Mereka tidak bisa hanya bertahan, namun juga menyerang lawan dengan menembakinya menggunakan senjata laras panjang dan laras pendek. Kedua belah pihak menggunakan peredam suara pada senjata mereka, sehingga aksi baku tembak itu tidak menimbulkan suara gaduh, terlebih mereka melewati wilayah yang sepi penduduk.
"Shiiiitt.. Mobil pengawal kita diserang." Drake mengumpat karena kesal.
Drake segera menghubungi pengawal di mobil yang ada di depannya dan segera memberikan instruksi.
"Jer.. Lindungi Boss, kami akan mendahului kalian.." Baru saja Drake selesai menutup panggilan teleponnya, 2 motor sport terlihat memepet mobil yang ditumpangi Shawn dan Drake dari sebelah kanan.
Shawn yang duduk di kursi penumpang sebelah kanan, dengan gerakan tenang segera mengeluarkan pistol dari balik jasnya. Tanpa ragu mengarahkan pistol berperedam super senyapnya ke arah 2 orang pengendara motor itu, setelah membuka sedikit kaca jendelanya.
Ztt..Ztt..
Cukup membutuhkan waktu 2 detik saja, hingga keduanya jatuh dari atas motor, dengan bahu mengeluarkan banyak darah. Shawn menoleh ke belakang melihat 2 mobil pengawalnya yang sedikit oleng karena kewalahan menghadapi serangan dari 4 mobil van di samping dan dibelakangnya.
Drake menghubungi Markas Besar untuk mengirimkan bantuan, namun sepertinya bantuan baru bisa datang dalam beberapa belas menit kedepan, meskipun beberapa diantaranya menggunakan helicopter super senyap. Selama itu pula, Shawn dan seluruh anak buahnya harus bisa bertahan dan menyerang musuh yang kemungkinan jumlahnya lebih banyak daripada mereka.
4 mobil van yang semula menyerang mobil pengawal Shawn, kini sudah berada tepat di belakang mobil yang ditumpangi Shawn dan Drake. Umpatan demi umpatan sudah keluar dari mulut Drake karena khawatir para penjahat itu berhasil melakukan sesuatu pada Shawn.
"Jangan berhenti, ambil jalur menuju pelabuhan. Kirim bantuan juga kesana." Shawn memberikan instruksi pada semua pengawal yang berada di mobil lain secara bersamaan.
Sesampainya di pelabuhan, Shawn dengan santainya keluar dari mobil yang ditumpanginya dengan memakai topeng kebesarannya. Tentu saja semua pengawal bermaskernya pun langsung memberikan pengamanan di sisi kanan dan kiri Shawn, termasuk Drake yang sempat menentang keputusan Shawn untuk keluar dari mobilnya.
Shawn dan para pengawalnya yang berdiri dengan gagah di salah satu sisi pelabuhan, tentu saja seakan menantang semua orang yang berada di dalam 4 van yang sudah berjejer itu, sehingga mereka pun keluar tanpa ragu. Shawn dengan 10 anak buahnya tentu saja tidak seimbang dengan lawan mereka yang berjumlah lebih dari 40 orang. Tapi Shawn dan anak buahnya tidak gentar sama sekali, mereka yang memiliki skill beladiri dengan dibekali senjata api laras panjang dan pendek yang canggih, merasa bisa menghadapi musuh mereka tanpa ampun.
"Your numbers are not balanced with us, just leave the leader of toddestern clan to us, then we will let you all go. (Jumlah kalian tidak seimbang dengan kami, cukup serahkan pemimpin klan toddestern pada kami, maka kami akan biarkan kalian semua pergi)." Ujar salah satu pria yang sepertinya pemimpin penyerangan itu.
Namun tanpa basa-basi, Shawn langsung melesatkan peluru dari pistol yang dipegangnya tepat di dada laki-laki itu, juga 6 orang di sisi kanan dan kirinya, hingga mereka semua roboh seketika. Sebelum musuh mereka sadar dari keterkejutan mereka, Drake dan semua anak buahnya langsung memberondong musuh dengan senjata laras panjang mereka dan sesekali berlindung di belakang tiang-tiang pelabuhan saat musuh balas menembak.
Shawn yang terlihat begitu tenang, juga mengambil senapan laras panjangnya dan melumpuhkan musuh yang tersisa dengan begitu mudahnya. Bersamaan dengan tibanya helicopter dan beberapa mobil bantuan dari markas besar klan.
"Bawa mereka semua ke markas besar dan selidiki siapa mereka. Jika ada pengkhianat yang membocorkan informasi, sehingga mereka bisa mengikuti kita dari markas, pastikan orang itu segera menyambut kematiannya."
"Baik Boss.." Jawab anak buah Shawn serempak.
Saat Shawn dan Drake hendak kembali masuk ke dalam mobilnya, tiba-tiba salah seorang musuh yang tertembak dan akan dievakuasi, menembakkan pistol yang masih dipegangnya ke arah punggung Shawn sebanyak 2 kali.
Zttt... Zttt..
Shawn langsung berbalik dan menembak tepat di perut laki-laki itu hingga roboh, sebelum menahan tubuhnya yang lemas pada bagian samping mobil.
"Oh shiiiiit.. Bawa Boss ke Rumah Sakit." Perintah Drake seraya memapah Shawn ke dalam helicopter, dibantu 1 orang anak buahnya.
"Tidak. Bawa aku ke mansion.." Lirih Shawn.
*************************
Terima kasih banyak ya atas Like, Rate bintang 5, Favorit dan Comment-nya, selalu menjadi semangat dan motivasi lebih untukku menulis kisah Shawn juga Shanaya.
Semoga selalu sehat, bahagia, banyak rezeki dan sukses selalu ya semuanya. Love u all ❤️❤️❤️❤️❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Atik Marwati
swan terluka shanaya yang menjaganya
2023-11-26
1
Senajudifa
licik jg y
2022-07-20
1
Spyro
dibawa ke mansion? abis itu dirawat Marisha deh...
Eh malah makin sakit gak ya? 😂 Kan Shawn msi suka esmosi klo ktemu dia 😂😂
2022-04-25
1