Episode 9 Aku Menyayangimu

Langit masih gelap, udara pagi musim semi pun masih cukup dingin untuk membuat manusia memulai langkah. Matahari bahkan masih tertidur lelap di peraduannya, ditemani awan-awan putih yang juga masih bersantai sebelum mengiringi tugas sang surya beberapa jam lagi.

Namun suasana di mansion sudah terasa hangat dan cukup ramai dengan suara derap langkah para pengawal dan para pelayan yang hilir mudik melaksanakan tugasnya. Shanaya pun sebenarnya sudah bangun karena melaksanakan rutinitas subuhnya untuk beribadah, tapi kali ini dia memilih untuk tidur kembali setelah selesai.

Tubuhnya terasa cukup sakit karena perkelahiannya kemarin dengan para preman yang menyerang Marisha. Mungkin latihan yang mulai jarang, membuat tubuhnya tidak cukup siap untuk menghajar preman-preman itu tanpa pemanasan. Jadilah sekarang, tubuhnya terasa cukup pegal dan sakit karena kejadian yang tidak diduganya itu.

Ceklek..

Tiba-tiba pintu kamar Shanaya terbuka, membuat Shanaya yang hendak menutup matanya, memilih melirik ke arah pintu yang posisinya berseberangan dengan tempat tidurnya.

"Kak Shawn.." Shanaya mendudukkan dirinya di atas tempat tidur, wajahnya terlihat berbinar menatap Kakaknya yang berjalan mendekat ke arahnya.

"Kapan Kakak datang? Apa semalam Kakak menginap di mansion?" Tanya Shanaya yang hanya dibalas anggukkan singkat dari Shawn.

Terlihat jelas Shanaya begitu merindukan Shawn yang memang sudah lama tidak datang ke mansion. Pertemuan terakhir mereka, dimana Shawn mendatanginya saat berada di Pantai West Wittering juga hanyalah pertemuan singkat. Apalagi saat itu, Shawn justru membuat Shanaya sedikit kesal dengan tingkah posesifnya.

"Apa Kakak mau ke perusahaan hari ini?" Lagi-lagi Shawn hanya mengangguk menanggapi pertanyaan Shanaya, membuat Shanaya mendengus menahan kesal.

"Dasar es balok, bisa tidak menjawab pertanyaanku dengan benar. Tidak tahukah Kakak, kalau aku sangat merindukan Kakak, tapi sikap Kakak selalu saja seperti ini." Mendengar Shanaya yang merindukannya, seketika membuat perasaan Shawn menghangat. Mati-matian Shawn menahan perasaan juga tubuhnya untuk tidak memeluk tubuh mungil Shanaya yang begitu dirindukannya itu. Shawn hanya mengulas senyum, lalu mengacak gemas rambut Shanaya yang berwarna coklat keemasan, yang langsung dibalas Shanaya dengan dengusan kesal.

"Dasar gadis nakal.. Masih saja menyebut Kakak es balok. Bangunlah, temani Kakak sarapan." Shanaya melirik jam yang tergantung di dinding kamarnya, seraya merapihkan rambutnya yang berantakan.

"Sarapan? Ini masih terlalu pagi Kak." Protes Shanaya yang dibalas senyum tipis Shawn.

"Hmm, apa Kakak kurang tidur? Kakak memiliki kantung mata yang tebal. Berbaringlah, aku akan mengompres kantung mata Kakak dengan masker mata."

Shawn hendak menolak, namun Shanaya dengan sigap langsung mendorong pelan tubuh Shawn agar berbaring di atas tempat tidurnya. Shanaya mengambil dua buah masker mata dari rak kosmetiknya, lalu segera naik kembali ke atas tempat tidur, menghadap ke arah Kakaknya.

"Pejamkan mata Kakak, aku akan memasang masker matanya. Aku yakin Kakak benar-benar kurang tidur beberapa hari ini, apa ada yang Kakak pikirkan? Walaupun sibuk, Kakak tidak boleh lupa beristirahat." Shawn tidak berniat menjawab, dirinya memilih memejamkan matanya dan berpura-pura tertidur setelah Shanaya memasangkan masker mata yang menutupi bagian atas dan bawah kelopak matanya.

Shawn tentu tidak bisa mengatakan secara jujur, kalau setiap malam dirinya selalu memikirkan Shanaya dan memilih mengalihkan rasa rindunya itu pada pekerjaan. Shawn merasa akan lebih baik jika dirinya diam, dibanding berbohong yang mungkin bisa disadari oleh Shanaya, yang memiliki insting yang kuat saat seseorang tidak berkata jujur.

"Kak.. Apa Kakak benar-benar tertidur?" Sentuhan tangan Shanaya di lengan Shawn, membuat tubuh Shawn meremang. Namun sekuat tenaga, Shawn menahan dirinya agar tidak membuka mata.

"Sepertinya Kakak benar-benar kelelahan, sebaiknya aku membiarkannya tidur sebentar." Shanaya menarik selimutnya, agar menutupi tubuh Shawn sampai sebatas pinggang.

"Kak.. Aku benar-benar merindukanmu. Tinggallah disini, agar aku tidak kesepian lagi. Aku sangat menyayangimu Kak." Ungkap Shanaya yang diakhiri kecupan singkat di pipi Shawn.

Berbunga-bunga, mungkin itulah perasaan yang ada di hati Shawn saat ini. Tentu saja Shawn seharusnya merasa sangat bahagia mengetahui adiknya begitu menyayangi dan merindukannya. Tapi di sisi lain, ada perasaan cemas yang berkecamuk. Karena menyadari perasaannya bukanlah sekedar perasaan seorang kakak terhadap adiknya.

Entah bagaimana, Shawn perlahan tertidur setelah pergolakan batinnya di sela-sela actingnya berpura-pura tertidur di depan Shanaya. Sementara Shanaya memilih mencari keberadaan Drake untuk menanyakan jadwal Shawn padanya.

Setelah menemukan Drake yang sedang menyesap cappucino dan mengunyah sepotong waffle di gazebo belakang mansion, Shanaya segera mendudukkan dirinya di sebelah Drake.

Drake yang cukup terkejut dengan kedatangan Shanaya yang tidak didahului suara apapun, tiba-tiba tersedak dan sedikit menyemburkan waffle yang sedang dikunyahnya.

"Ih Kak Drake kenapa sih?"

"Kamu tiba-tiba datang mengagetkanku Shanaya, masih bertanya kenapa. Disini masih cukup gelap, tidak bisakah kamu menyapaku dulu dari kejauhan? Bukannya datang tanpa suara dan membuatku tersedak." Mendengar protes Drake, Shanaya bukannya merasa menyesal, dia justru tertawa menyadari alasan Drake sampai tersedak.

"Kak Drake mengira aku hantu ya? Makanya sampai tersedak begitu, haha.." Drake tentu saja tidak mau membenarkan dugaan Shanaya itu. Tubuh gagah dan wajah sangarnya sangat tidak cocok dengan image takut hantu yang dikatakan Shanaya.

"Enak saja. Aku sama sekali tidak takut apapun. Tapi kedatanganmu yang tiba-tiba, membuatku yang sedang enak-enak bersantai, menjadi terkejut." Protes Drake hanya ditanggapi Shanaya dengan menahan tawanya yang masih saja memaksa keluar.

"Baiklah.. Maafkan aku karena mengejutkanmu Kak." Ujar Shanaya dengan masih mengulas senyum jahilnya, sementara Drake tidak ambil pusing, dan memilih menganggukkan kepala seraya menyuapkan kembali sisa waffle-nya.

"Oh iya Kak, apa hari ini Kak Shawn ada jadwal pertemuan penting? Aku lihat Kak Shawn begitu kelelahan, bisakah dia tidak bekerja hari ini?"

Drake mengerutkan keningnya, karena tahu pasti dengan jadwal Shawn yang sangat padat sebagai calon CEO dan calon Ketua klan Toddestern. Tidak ada waktu bersantai untuknya, terlebih banyak sekali resolusi dan agenda yang Shawn terapkan untuk kemajuan perusahaan juga klan.

"Hari ini Shawn harus bertemu dengan CEO CU Trading di jam 10 dan CEO SA Company setelah jam makan siang untuk membahas project kerjasama di bidang otomotif. Sorenya masih ada meeting dengan jajaran direksi untuk membahas monthly profit perusahaan." Shanaya mengangguk-anggukkan kepalanya mendengar penjelasan Drake.

"Tidak bisakah Kakak mengundur jadwal pertemuan itu? Kak Shawn sepertinya sangat kelelahan." Ujar Shanaya yang ditanggapi Shawn dengan anggukan samar.

"Kakakmu itu memang kelelahan, dia seorang workaholic, dia benar-benar kecanduan kerja." Perkataan Drake seketika membuat perasaan Shanaya semakin khawatir. Dia sangat paham kehidupan seorang CEO sekaligus Ketua klan itu seperti apa. Daddy-nya, Sall adalah seorang yang sangat sibuk dan aktif, sehingga Shanaya sangat paham kehidupan seperti apa yang saat ini dijalani oleh Kakak semata wayangnya.

"Baiklah.. Aku akan menghubungi CEO CU Trading dan CEO SA Company untuk me-reschedule pertemuan dengan mereka. Tapi aku tidak janji ya Shanaya." Ujar Drake yang membuat Shanaya berbinar senang.

"Iya Kak Drake, terima kasih ya. Semoga saja mereka mau me-reschedule pertemuannya. Jangan lupa me-reschedule pertemuan dengan direksi juga Kak Drake." Perkataan Shanaya langsung dibalas Drake dengan membulatkan ibu jari dan telunjuk tangan kanannya.

"Okay Sip.."

*************************

Tok.. Tok.. Tok..

Terdengar bunyi ketukan di pintu kamar Shanaya, membuat Shawn yang sedang lelap tertidur, seketika membuka matanya. Dengan kasar, Shawn melepas masker mata yang masih menempel di kelopak matanya, lalu bergegas menuruni tempat tidur Shanaya. Terlebih setelah netranya melihat angka pada jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 9 pagi.

"Ah shiiiitt.."

Shawn merasa paginya begitu buruk, karena bisa terlambat untuk menghadiri pertemuan penting. Ditambah lagi saat membuka pintu kamar Shanaya, Shawn langsung disuguhi wajah Marisha yang sedang memegang nampan berisi sepiring nasi goreng telur mata sapi dan segelas susu hangat. Shawn yang cukup kesal berkali-kali bertemu dengan gadis yang menurutnya menyebalkan itu, mengeluarkan dengusan kesal yang terdengar begitu jelas di telinga Marisha.

"Kamu lagi.. Kenapa wajahmu itu selalu muncul dihadapanku? Minggir, aku mau lewat." Tanpa menjawab protes Shawn, Marisha segera menyingkir untuk memberikan jalan pada Shawn.

"Aku kan berniat memberikan sarapan buatanku untuk Shanaya, bukannya bertemu dia." Lirih Marisha, lalu berniat mencari keberadaan Shanaya.

*************************

Terima kasih banyak ya atas Like, Rate bintang 5, Favorit dan Comment-nya, selalu menjadi semangat dan motivasi lebih untukku menulis kisah Shawn juga Shanaya.

Semoga selalu sehat, bahagia, banyak rezeki dan sukses selalu ya semuanya. Love u all ❤️❤️❤️❤️❤️

Terpopuler

Comments

mama Al

mama Al

Nggak nyenyak itu tidurnya Shawn. mikirin habis dicium sama shanaya

2023-01-03

1

mama Al

mama Al

emang es balok
saking dinginnya

2023-01-03

1

mama Al

mama Al

nona nggak bagus subuh tidur lagi

2023-01-03

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 Sang Pewaris Tahta
2 Episode 2 Tidak Ingin Mengekangmu Lagi
3 Episode 3 Tidak Peduli
4 Episode 4 Aku merindukanmu
5 Episode 5 Cemburu
6 Episode 6 Munculnya Pesaing
7 Episode 7 Teman Baru
8 Episode 8 Siapa Kamu Sebenarnya?
9 Episode 9 Aku Menyayangimu
10 Episode 10 Aku Mencintaimu
11 Episode 11 Aneh
12 Episode 12 Memberi Kesempatan
13 Episode 13 Penyerangan Misterius
14 Episode 14 Dokter Pribadi Baru
15 Episode 15 Windritter & Mysterious Girl
16 Episode 16 Sang Putri Mafia
17 Episode 17 Kecurigaan Shawn
18 Episode 18 Musuh yang Sesungguhnya
19 Episode 19 Dendam
20 Episode 20 Anugerah Tidak Terduga
21 Episode 21 Shawn VS Seira, Shanaya VS Sheran
22 Episode 22 Kakak Angkat?
23 Episode 23 Demam
24 Episode 24 Putri Sahabatku
25 Episode 25 Rindu
26 Episode 26 Doa Shawn & Shanaya
27 Episode 27 Kematian Shanaya
28 Episode 28 Pengakuan Shawn
29 Episode 29 Aku Bukan Orang Asing
30 Episode 30 Aku Minta Maaf
31 Episode 31 Tetaplah Bersamaku
32 Episode 32 Luapan Perasaan
33 Episode 33 Penyesalan
34 Episode 34 Berpura-pura
35 Episode 35 Menyelinap
36 Episode 36 Diantara 2 Pria
37 Episode 37 Membawamu Pulang
38 Episode 38 Apa Kita Pernah Saling Mengenal
39 Episode 39 Mendapat Restu
40 Episode 40 Mommy Bangunlah
41 Episode 41 Kembali Sadar
42 Episode 42 Aku Mau Menikah Denganmu
43 Episode 43 Sah..!!
44 Episode 44 Cepatlah Kembali
45 Episode 45 Kecemburuan Shawn
46 Episode 46 Terbongkar
47 Episode 47 Akhirnya Kamu Datang
48 Episode 48 Sabar ya..
49 VISUAL TOKOH
50 Episode 49 Berbohong
51 Episode 50 Aku Milikmu..
52 Episode 51 Memilikimu Seutuhnya
53 Episode 52 Sweet Moment
54 Episode 53 Perasaan yang Menghangat
55 Episode 54 Memandangmu
56 Episode 55 Beautiful Moment in Bali
57 Episode 56 Potongan Kenangan
58 Episode 57 Kecewa
59 Episode 58 Cemburu?
60 Episode 59 Bersamamu
61 Episode 60 Penyesalan
62 Episode 61 Dia Mencintaimu...
63 Episode 62 Hanya Mencintaimu
64 Episode 63 Maafkan Papa
65 Episode 64 Kesempatan Terakhir
66 Episode 65 Aneh bin Ajaib
67 Episode 66 Drama Ibu Hamil
68 Promo Karya Baru (Pernikahan dengan Perusak Impianku)
69 Episode 67 Aku Lebih Bersyukur
70 Episode 68 Hati-hati Menjaga Hati
71 Episode 69 Menenangkan Diri
72 Episode 70 Beri Aku Penjelasan
73 Episode 71 Godaan Masa Lalu
74 Episode 72 Aku Bukan Pilihan
75 Episode 73 Kejutan Berkesan
76 Episode 74 Kepulangan yang Tertunda
77 Episode 75 The End
78 Baca Juga yuk..
79 PROMO NOVEL KE-6
80 Tanda Terima Kasih
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Episode 1 Sang Pewaris Tahta
2
Episode 2 Tidak Ingin Mengekangmu Lagi
3
Episode 3 Tidak Peduli
4
Episode 4 Aku merindukanmu
5
Episode 5 Cemburu
6
Episode 6 Munculnya Pesaing
7
Episode 7 Teman Baru
8
Episode 8 Siapa Kamu Sebenarnya?
9
Episode 9 Aku Menyayangimu
10
Episode 10 Aku Mencintaimu
11
Episode 11 Aneh
12
Episode 12 Memberi Kesempatan
13
Episode 13 Penyerangan Misterius
14
Episode 14 Dokter Pribadi Baru
15
Episode 15 Windritter & Mysterious Girl
16
Episode 16 Sang Putri Mafia
17
Episode 17 Kecurigaan Shawn
18
Episode 18 Musuh yang Sesungguhnya
19
Episode 19 Dendam
20
Episode 20 Anugerah Tidak Terduga
21
Episode 21 Shawn VS Seira, Shanaya VS Sheran
22
Episode 22 Kakak Angkat?
23
Episode 23 Demam
24
Episode 24 Putri Sahabatku
25
Episode 25 Rindu
26
Episode 26 Doa Shawn & Shanaya
27
Episode 27 Kematian Shanaya
28
Episode 28 Pengakuan Shawn
29
Episode 29 Aku Bukan Orang Asing
30
Episode 30 Aku Minta Maaf
31
Episode 31 Tetaplah Bersamaku
32
Episode 32 Luapan Perasaan
33
Episode 33 Penyesalan
34
Episode 34 Berpura-pura
35
Episode 35 Menyelinap
36
Episode 36 Diantara 2 Pria
37
Episode 37 Membawamu Pulang
38
Episode 38 Apa Kita Pernah Saling Mengenal
39
Episode 39 Mendapat Restu
40
Episode 40 Mommy Bangunlah
41
Episode 41 Kembali Sadar
42
Episode 42 Aku Mau Menikah Denganmu
43
Episode 43 Sah..!!
44
Episode 44 Cepatlah Kembali
45
Episode 45 Kecemburuan Shawn
46
Episode 46 Terbongkar
47
Episode 47 Akhirnya Kamu Datang
48
Episode 48 Sabar ya..
49
VISUAL TOKOH
50
Episode 49 Berbohong
51
Episode 50 Aku Milikmu..
52
Episode 51 Memilikimu Seutuhnya
53
Episode 52 Sweet Moment
54
Episode 53 Perasaan yang Menghangat
55
Episode 54 Memandangmu
56
Episode 55 Beautiful Moment in Bali
57
Episode 56 Potongan Kenangan
58
Episode 57 Kecewa
59
Episode 58 Cemburu?
60
Episode 59 Bersamamu
61
Episode 60 Penyesalan
62
Episode 61 Dia Mencintaimu...
63
Episode 62 Hanya Mencintaimu
64
Episode 63 Maafkan Papa
65
Episode 64 Kesempatan Terakhir
66
Episode 65 Aneh bin Ajaib
67
Episode 66 Drama Ibu Hamil
68
Promo Karya Baru (Pernikahan dengan Perusak Impianku)
69
Episode 67 Aku Lebih Bersyukur
70
Episode 68 Hati-hati Menjaga Hati
71
Episode 69 Menenangkan Diri
72
Episode 70 Beri Aku Penjelasan
73
Episode 71 Godaan Masa Lalu
74
Episode 72 Aku Bukan Pilihan
75
Episode 73 Kejutan Berkesan
76
Episode 74 Kepulangan yang Tertunda
77
Episode 75 The End
78
Baca Juga yuk..
79
PROMO NOVEL KE-6
80
Tanda Terima Kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!